28 Juta Petani di Indonesia Telah Manfaatkan Teknologi Modern
- Penerapan alat dan teknologi modern dalam pertanian melibatkan penggunaan internet, ponsel pintar, teknologi informasi, penggunaan drone, dan kecerdasan buatan.
Nasional
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sebanyak 28,19 juta petani atau sekitar 46,84 persen telah menggunakan teknologi alat dan mesin pertanian modern dan teknologi digital.
“Jadi kalau dilihat lebih rinci, sebanyak 13,12 juta petani yang menggunakan alsintan modern dan teknologi digital,” ujar Sekretaris Utama (Sestama) BPS Atqo Mardiyanto dalam acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap 1 pada Senin, 4 Desember 2023 di Jakarta.
Atqo menyebut penerapan alat dan teknologi modern dalam pertanian melibatkan penggunaan internet, ponsel pintar, teknologi informasi, penggunaan drone, dan kecerdasan buatan.
- Semarakkan Pesta Politik, Pos Indonesia Luncurkan Prangko Versi Pemilu 2024
- Dorong Inklusi Keuangan bagi Disabilitas, DANA Gandeng Yayasan PTI
- Jelang Lengser, Jokowi Beberkan Alasan Gencar Bangun Infrastruktur Indonesia
Dalam penilaian berdasarkan kelompok usia, alat dan teknologi modern ini banyak digunakan oleh petani yang berusia di atas 39 tahun, mencapai persentase sebesar 80,24 persen. Sedangkan, persentase penggunaan oleh petani dengan usia 19-39 tahun sebesar 19,72 persen, sementara petani di bawah 19 tahun hanya sekitar 0,04 persen.
Atqo menyatakan terdapat banyak faktor dan variabel lain yang harus dipertimbangkan karena penggunaan alat dan teknologi modern dalam pertanian sangat bergantung pada kebutuhan. Sebagai contoh, jika lahan pertanian terbatas, maka penggunaan alat dan teknologi modern mungkin tidak diperlukan, atau jika seseorang melakukan urban farming dengan lahan terbatas, kemungkinan tidak memerlukan peralatan dan mesin pertanian yang canggih.
Hasil Survei Pertanian 2023 atau ST2023 juga mengungkap jumlah petani milenial, yaitu mereka yang berusia 19-39 tahun, telah mencapai 21,93 persen dari total jumlah petani di Indonesia yang berjumlah 28,19 juta orang.
Jawa Timur menempati peringkat teratas sebagai provinsi dengan jumlah petani milenial terbanyak yang mencapai 971.102 orang atau sekitar 15,71 persen dari total petani milenial di Indonesia.
Sementara itu, Jawa Tengah dan Jawa Barat menduduki peringkat kedua dan ketiga dalam hal jumlah petani milenial. Jawa Tengah memiliki 625.807 orang atau sekitar 10,12 persen, sedangkan Jawa Barat memiliki 543.044 orang atau sekitar 8,78 persen dari total jumlah petani milenial di Indonesia.
Urban Farming
Dari segi urban farming, terdapat 13.019 unit Usaha Pertanian Perorangan (UTP) yang melakukan urban farming. Jumlah terbanyak UTP urban farming berasal dari Jawa Barat mencapai 3.213 rumah tangga atau sekitar 24,87 persen dari total UTP yang terlibat dalam urban farming di seluruh Indonesia.
Provinsi dengan jumlah terbanyak kedua dan ketiga adalah Jawa Timur dan Jawa Tengah, dengan masing-masing 2.448 rumah tangga atau sekitar 18,95 persen dan 1.947 rumah tangga atau sekitar 15,07 persen. Sementara itu, UTP yang terlibat dalam urban farming paling sedikit terdapat di Papua Pegunungan, hanya 1 unit atau 0,01 persen dari total keseluruhan UTP urban farming di Indonesia.
“DKI Jakarta merupakan provinsi dengan proporsi UTP urban farming terbesar di Indonesia sebanyak 1,48 persen dari total UTP di DKI Jakarta,” tutup Atqo.