<p>Begitu besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia membuat perusahaan rintisan alias startup cukup menggiurkan bagi investor lokal dan asing / Shutterstock</p>
Industri

3 Aspek Tata Kelola Start Up yang Perlu Diperhatikan untuk Keberlanjutan Bisnis

  • “Ketiga aspek itu yakni prinsip usaha atau product dan service, skema pembiayaan, dan manajemen. Jadi, tiga aspek itu kalau tidak dikelola dengan baik, maka perusahaan akan mengalami masalah,” kata Johnny.

Industri

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyampaikan ada tiga aspek tata kelola yang perlu diperhatikan perusahaan rintisan (start up) untuk keberlanjutan bisnis.

“Ketiga aspek itu yakni prinsip usaha atau product dan service, skema pembiayaan, dan manajemen. Jadi, tiga aspek itu kalau tidak dikelola dengan baik, maka perusahaan akan mengalami masalah,” kata Johnny dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 20 Juni 2022.

Prinsip usaha atau product dan service merupakan kunci keberlanjutan bisnis di sektor apapun. Menurut Johnny, pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal karena kebutuhan untuk pemangkasan biaya operasional bisa jadi disebabkan oleh prinsip usaha yang tidak dirancang dengan baik, entah itu untuk perusahaan konvensional maupun start up.

"Prinsip-prinsip usaha, kan harus menyiapkan product maupun service-nya dengan betul, punya skema pembiayaan yang memadai apakah itu ekuitas atau kombinasi dan debt person-nya (hutang), serta para sponsor (founders) dengan manajemen,” tutur Johnny.

Ketika perusahaan mengalami masalah dalam bisnisnya karena prinsip usaha yang kurang mapan, solusi yang paling mudah dilakukan adalah mengurangi karyawan.

“Padahal, prinsip karyawan itu ya bukan aset lagi melainkan capital untuk suatu usaha. Makanya isu lay off ini begitu sensitif di saat sekarang. Apalagi isu lay off dikaitkan dengan start up bubble (gelembung start up)," kata Johnny.

Kemudian, untuk skema pembiayaan, Johnny memaparkan bahwa start up sebaiknya menyiapkan pembiayaan cadangan (financing backup), termasuk melalui perusahaan ventura.

Dengan adanya pembiayaan cadangan, diharapkan start up dapat bertahan saat aliran dana yang masuk kurang seperti yang terjadi dewasa ini.

Selanjutnya, Johnny pun menegaskan pentingnya aspek manajemen di start up, terutama dalam perihal keuangan.

Pada umumnya, saat start up baru memperoleh suntikan dana, strategi "bakar uang" pun digencarkan untuk meningkatkan skalabilitas. Perekrutan karyawan pun dilakukan secara besar-besaran untuk memompa pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Namun, ketika ada kendala yang menghambat operasional, ujung-ujungnya langkah PHK massal pun ditempuh untuk merampingkan biaya.

Oleh karena itu, manajemen adalah aspek tata kelola yang perlu diperhatikan juga selain prinsip usaha dan skema pembiayaan.

Menurut Johnny, untuk menopang tiga aspek tata kelola, perusahaan-perusahaan start up harus didampingi dalam perkembangannya.

“Mereka (founder start up) punya gagasan atau ide yang bagus, punya alur pikir teknologi yang baik. Hal yang dibutuhkan para founder adalah teknologinya, funding (pembiayaan), dan manajemen. Pendampingan itu yang harus diberikan agar (start up) bertumbuh dan berkembang,” jelasnya.