ASTEROID.jpg
Tekno

3 Asteroid Seukuran Pesawat dan Bus Melesat 45.500 Km per Jam di Dekat Bumi

  • Sebuah asteroid seukuran pesawat sedang melintas di dekat bumi. Dua asteroid lain seukuran bus juga demikian.

Tekno

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Sebuah asteroid seukuran pesawat sedang melintas di dekat bumi. Dua asteroid lain seukuran bus juga demikian. Menurut NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL), panjang asteroid terbesar itu  sekitar 60 meter. Pendekatan terdekatnya ke Bumi  terjadi pada 16 Mei  dengan titik terdekatnya kira-kira 5,6 juta km jauhnya. Objek ini terbang dengan kecepatan sekitar 75.500 km km per jam.

Selain itu, dua asteroid seukuran bus, dengan perkiraan panjang masing-masing 4 meter dan 3 meter juga akan terbang melewati Bumi keesokan harinya. Jarak terdekat mereka masing-masing sekitar 1 juta km dan 2,5 juga km.MailOnline melaporkan bahwa meskipun ada kemungkinan kecil asteroid itu menabrak Bumi, potensi tabrakan itu belum dikesampingkan.

Center for Near Object Studies (CNEOS) JPL terus mengawasi asteroid, terutama objek dekat Bumi atau near-Earth object  (NEO). Komet atau asteroid dianggap NEO jika memasuki radius 120 juta mil dari Matahari. Ini berarti bahwa mereka dapat bergerak melalui lingkungan orbit Bumi.

Menurut JPL, sebagian besar NEO ini adalah asteroid yang memiliki panjang mulai dari 3 meter hingga hampir 49 kml. Sekitar 30 NEO baru ditemukan setiap minggu. MailOnline sejak 2019 lebih dari 19.000 objek terdeteksi.

Namun, badan tersebut memperingatkan bahwa katalog NEO-nya tidak lengkap. Ini berarti bahwa dampak yang tidak terduga dapat terjadi kapan saja.

Di atas NEO, ada juga batuan kosmik yang diberi label sebagai asteroid yang berpotensi berbahaya (PHA). Menurut Live Science, PHA adalah NEO yang memiliki diameter melebihi 150 meter  dan dapat memasuki radius 4,65 juta mil dari Bumi. Jarak seperti itu kira-kira 20 kali jarak Bulan-Bumi pada umumnya.

Jika asteroid semacam itu memasuki atmosfer Bumi tanpa terbakar, itu dapat menyebabkan cedera dan kerusakan serius, terutama jika jatuh ke daerah yang padat penduduknya.

CNEOS telah mampu menentukan sekitar 31.000 NEO pada Maret 2023. Di antaranya adalah 2.300 PHA. Sebagian besar berasal dari sabuk asteroid utama, dan rotasinya berubah sepanjang evolusi Tata Surya dari waktu ke waktu.

Live Science melaporkan bahwa, menurut NASA, kira-kira setengah dari semua NEO yang diketahui memiliki diameter lebih dari 140 meter. Namun, mereka tidak cukup dekat dengan Bumi untuk menimbulkan ancaman yang signifikan.