3 BUMN Kembangkan Industri Biomassa untuk Co-firing di 52 PLTU
- JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN akan menyediakan pengembangan industri biomassa untuk co-firing di 52 lokasi Pembangkit Listrik T
Industri
JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN akan menyediakan pengembangan industri biomassa untuk co-firing di 52 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di Indonesia.
Upaya tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (Persero) Group dan Perusahaan Hutan Negara Indonesia (Perhutani). Keduanya akan menyediakan pasokan biomassa sebesar sembilan juta ton per tahun pada 2025.
Detailnya, PTPN akan memasok limbah perkebunan/tandan kosong segar, sedangkan Perhutani akan menyediakan woodchip dalam bentuk serbuk (sawdust).
Disebutkan, potensi biomassa dari PTPN sendiri berbasis komoditas perkebunan, seperti kelapa sawit, karet dan tebu yang dimiliki oleh PTPN I hingga PTPN XIV.
“Sinergi tiga BUMN ini penting dalam menjamin pasokan biomassa untuk program co-firing PLTU, serta memberi nilai tambah bagi bisnis,” ungkap Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury saat menyaksikan penandatanganan secara daring, akhir pekan lalu.
Menurutnya, co-firing PLTU berkontribusi besar dalam peningkatan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) yang menjadi bagian dari ekosistem listrik kerakyatan.
Seperti diketahui, Kementerian BUMN telah menargetkan program tersebut dalam strategic mapping untuk klaster energi.
Kurangi emisi karbondioksida
Co-firing biomassa diklaim akan mengurangi emisi karbondioksida. Selain itu, kandungan sulfur yang lebih sedikit dibandingkan dengan batu bara juga akan mengurangi emisi sulfurdioksida secara signifikan.
Adapun hingga Juni 2021, implementasi co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara telah dilakukan pada 17 PLTU.
Melalui proyek cofiring tersebut, energi hijau dari ekuivalen kapasitas pembangkit yang dihasilkan oleh PLN mencapai 189 Mega Watt (MW).
Adapun dari total 17 PLTU yang menggunakan biomassa secara komersial, 12 PLTU di antaranya tersebar di Jawa dan lima lokasi di luar Jawa. Pembangkit tersebut dikelola oleh dua anak usaha PLN, yaitu PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
Dalam hal ini, Indonesia Power menghasilkan energi hijau melalui co-firing di PLTU Suralaya 1-4, PLTU Suralaya 5-7, PLTU Sanggau, PLTU Jeranjang, PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Barru dan PLTU Adipala.
Sementara PJB menghasilkan energi hijau melalui co-firing PLTU Paiton Unit 1-2, PLTU Pacitan, PLTU Ketapang, PLTU Anggrek, PLTU Rembang, PLTU Paiton 9, PLTU Tanjung Awar-Awar dan PLTU Indramayu.