<p>Petugas PLN Area Bulungan Distribusi Jakarta Raya melakukan penyambungan penambahan daya pelanggan 1300 VA menjadi 2200 VA di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

3 BUMN Pemilik Aset Jumbo, Tembus Rp1.000 Triliun

  • Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki total aset menembus Rp1.000 triliun alias menempati level kuadriliun per akhir 2020.

Korporasi
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki total aset menembus Rp1.000 triliun alias menempati level kuadriliun per akhir 2020.

Urutan teratas adalah PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN yang memiliki aset Rp1,58 kuadriliun. Disusul pada posisi kedua oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI senilai Rp1,38 kuadriliun.

Posisi ketiga ditempati oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan aset Rp1 kuadriliun. Sedangkan, PT Pertamina (Persero) belum mampu menembus kuadriliun lantaran asetnya Rp984 triliun.

Sementara itu, aset PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI senilai Rp709 triliun dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) alias BTN senilai Rp297 triliun.

Direktur Eksekutif Institute for Essensial Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan aset PLN itu naik Rp275 triliun jika dibandingkan dengan 5 tahun lalu Rp1,31 kuadriliun. Menurut dia, keuntungan perusahaan setrum negara itu tercermin dalam laporan keuangan dengan kinerja yang terjaga baik.

“PLN ini laporan keuangannya diaudit BPK dan juga diperhatikan oleh investor internasional jadi tidak boleh main-main,” kata Fabby dilansir Antara, Jumat, 11 Juni 2021.

Sepanjang 2020, PLN membukukan keuntungan mencapai Rp6 triliun yang diperoleh dari efisiensi operasional.

Berdasarkan angka audit subsidi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), perseroan mampu menekan biaya operasi sebanyak Rp32 triliun.

Fabby tak menampik utang perseroan yang terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir di tengah melonjaknya jumlah aset perseroan dengan modal yang masih bergerak positif.

“PLN mampu membayar kewajiban utang jangka pendek, tanpa harus minta talangan pemerintah. PLN juga melakukan pengelolaan utang yang lebih baik,” ujar Fabby.

Pada 2020, jumlah ekuitas PLN tercatat mencapai Rp940 triliun dengan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 499 triliun dan liabilitas jangka pendek Rp150 triliun.

Sepanjang 5 tahun terakhir, perseroan hanya menerima penyertaan modal negara sebesar Rp40 triliun dan telah membayar pajak serta dividen sebanyak Rp186 triliun kepada pemerintah maupun pemilik saham. (SKO)