3 Cara Menyiasati Latte Factor Agar Tidak Boros Saat Belanja Online
- Latte Factor merupakan pengeluaran-pengeluaran kecil yang bisa membuat tekor keuangan.
Gaya Hidup
Pernah dengar kata Latte Factor? Dalam bukunya yang berjudul The Latte Factor, David Bach mengartikan Latte Factor sebagai pengeluaran-pengeluaran kecil yang bisa membuat tekor keuangan. Kata latte ini diasosiasikan sebagai kebiasaan generasi jaman sekarang yang senang menghabiskan waktu dan uang dengan membeli kopi di café. Ini menjadi simbol sifat boros karena mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu.
Latte factor tidak hanya terjadi pada kegiatan nongkrong di café saja, namun saat belanja online pun, kita bisa terjebak dalam latte factor yang tidak kita sadari. Bagaimana cara menyiasati latte factor ini?
1. Biaya Ongkos KIrim
Saat berbelanja online melalui marketplace atau e-commerce pastinya ada ongkos kirim yang harus dibayarkan. Apabila sedang beruntung, ada banyak marketplace yang menyediakan coucher promo gratis ongkos kirim dengan nominal tertentu. Hal ini terdengar bagus untuk menarik minat konsumen untuk berbelanja lebih agar mencapat batas minimal gratis ongkos kirim.
Namun apabila dicermati lebih jauh, promo gratis ongkos kirim tidak menjamin untuk lebih hemat karena terkadang hanya sebagian ongkos kirim yang ditanggung dan selebihnya tetap dibayar sendiri. Agar lebih bijak, kita dapat melakukan beberapa cara seperti berbelanja dari took yang sama, pilih jarak took terdekat dengan alamat pengiriman, dan maksimalkan penggunaan voucher gratis ongkos kirimnya.
2. Biaya Transfer Antar Bank
Bagi yang sudah terbiasa berbelanja online, tentu saja salah satu sistem pembayaran yang sering digunakan adalah online banking / mobile banking. Dengan memanfaatkan pembayaran online, anda bisa transfer sejumlah uang hanya melalui telepon genggam. Transaksi jual beli pun jadi semakin mudah.
Namun, kemudahan ini turut diikuti dengan risiko, salah satunya beban biaya transfer antarbank. Anda mungkin harus mentransfer uang ke rekening bank yang berbeda dengan rekening bank milikmu. Sehingga, ada biaya administrasi yang harus dibayarkan, umumnya sebesar 6.500 rupiah.
Untuk menyiasatinya, sebaiknya dari awal sudah ditentukan berapa saldo yang ingin diisi di e-wallet. Cukup satu kali top up, sudah mencukupi kebutuhan selama sebulan. Jadi, Anda hanya perlu membayar biaya administrasi satu kali saja. Apabila anda rutin mentransfer sejumlah uang ke rekening berbeda, anda bisa memanfaatkan aplikasi trasnfer antar bank yang menggratiskan biaya admin.
3. Biaya Pesan Antar Makanan
Perkembangan teknologi tidak berhenti pada layanan belanja online di marketplace saja, tetapi untuk hal esensial seperti pesan antar makanan pun sudah bisa dilakukan secara online. Tapi, layanan pesan antar makanan ini bisa menimbulkan pemborosan jika dilakukan secara berlebihan. Karena, harga makananan di aplikasi pesan antar umumnya akan lebih mahal daripada harga makanan saat dibeli langsung di tokonya.
Tanpa disadari, ongkos kirim dari pesan antar makanan bisa mencapai ratusan ribu rupiah per bulannya. Untuk menghindari latte factor yang satu ini, anda bisa memanfaatkan promo potongan harga yang tersedia di aplikasi penyedia pesan antar makanan. Kalau promonya tidak tersedia, mungkin anda bisa mencoba belajar memasak sendiri di rumah. Selain lebih sehat, anda bisa lebih berhemat apabila mengolah makanan sendiri di rumah.