3 Fakta yang Jarang Diketahui dari Oppenheimer
- Temuannya ini telah menewaskan sekitar 100.000 hingga 200.000 orang di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.
Dunia
JAKARTA - Belakangan ini, film tentang Oppenheimer, seorang fisikawan yang dijuluki sebagai "ayah dari bom atom" sedang naik-naiknya. Memiliki nama panjang Julius Robert Oppenheimer, fisikawan teoritis ini terkenal karena peran utamanya dalam pengembangan senjata nuklir pertama selama Perang Dunia kedua.
Melansir History.com, Oppenheimer adalah seorang direktur dari laboratorium rahasia Proyek Manhattan di Los Alamos. Temuannya ini telah menewaskan sekitar 100.000 hingga 200.000 orang di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945. Lahir di New York City tahun 1904, Oppenheimer memperoleh gelar Ph.D. dalam fisika ketika dia baru berusia 23 tahun.
Selain fakta-fakta tersebut, ada sejumlah fakta yang jarang diketahui terkait Oppenheimer. Berikut ulasannya.
- Gandeng Kamboja, OJK Perkuat Pengawasan Jasa Industri Keuangan Regional
- Semester Pertama 2023, Jumlah Wisman yang Dideportasi dari Bali Meningkat
- Saham IPO MUTU Oversubscribed 252 Kali Saat Penawaran Umum
1. Bahasa Sansekerta dan kitab suci Hindu
Oppenheimer memiliki ketertarikan pribadi terhadap bahasa Sansekerta, yang merupakan bahasa suci dalam kitab suci Hindu. Saat bekerja sebagai pengajar di Berkeley, ia mempelajari bahasa ini dan membaca Bhagavad Gita dalam bahasa Sansekerta.
Pada tahun 1965, Oppenheimer pernah mengutip Bhagavad Gita, ketika mengenang uji coba bom nuklir pertamanya. Oppenheimer memberikan terjemahan teks ke dalam bahasa Inggrisnya sendiri.
“Kami tahu dunia tidak akan sama. Beberapa orang tertawa, beberapa orang menangis, kebanyakan orang diam. Saya ingat baris dari kitab suci Hindu Bhagavad Gita : Wisnu sedang mencoba membujuk Pangeran bahwa dia harus melakukan tugasnya, dan untuk membuatnya terkesan, mengambil bentuk banyak lengan dan berkata, 'Sekarang saya menjadi Kematian, perusak, dunia.' Saya kira kita semua berpikir begitu, dengan satu atau lain cara.” ujar Oppenheimer.
2. Tertarik pada komunisme selama Great Depression
Great Depression atau Depresi Besar berperan dalam memicu minat terhadap hak-hak pekerja dan ideologi komunisme di Amerika Serikat. Pada akhir tahun 1930-an, Oppenheimer terlibat dalam berbagai acara yang mendukung gerakan kiri, memberikan sumbangan kepada kelompok Republikan anti-fasis selama Perang Saudara Spanyol, dan berlangganan surat kabar orientasi kiri bernama People's World.
Meskipun ia tidak pernah secara resmi bergabung dengan Partai Komunis AS, banyak individu dalam lingkungannya yang memiliki afiliasi dengan partai tersebut, termasuk saudaranya, Frank Oppenheimer; pacarnya, Jean Tatlock; dan istrinya, Katherine "Kitty" Puening.
Walaupun Amerika Serikat menjadi sekutu Uni Soviet saat masuk Perang Dunia II, pejabat-pejabat konservatif di AS tetap merasa curiga terhadap individu yang dicurigai memiliki kaitan dengan komunisme. Selama era “Red Scare” atau Ketakutan Merah pertama yang terjadi dari tahun 1917 hingga 1920, pejabat-pejabat pemerintah melakukan penindasan terhadap siapa saja yang dianggap terlibat dalam komunisme, sosialisme, anarkisme, atau gerakan pro-pekerja lainnya.
3. Masuk daftar hitam dan kehilangan izin keamanannya
Pada tahun 1946, Amerika Serikat membentuk Komisi Energi Atom dengan tujuan mengawasi program senjata nuklir negara tersebut. Di dalam komisi ini, Oppenheimer menggunakan jabatannya untuk memperjuangkan kontrol yang lebih ketat terhadap senjata nuklir dan ia menentang pengembangan bom hidrogen. Amerika Serikat pertama kali menguji bom hidrogen pada tahun 1952.
- Omzet Bandar Tembus Rp27 Triliun, Kominfo dan Polri Berantas Judi Slot
- Waskita Beton (WSBP) PHK 600 Karyawan Tahun Ini
- Lolos dari Pailit, Waskita Beton Butuh 3 Tahun untuk Pulih
Oppenheimer menentang pembuatan bom hidrogen, juga dikenal sebagai "bom super," karena kekuatannya yang lebih dari 1.000 kali lipat daripada bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Penentangan Oppenheimer tersebut muncul dari keprihatinannya terhadap potensi kehancuran yang akan dihasilkan oleh perlombaan senjata dalam penciptaan bom yang semakin besar.
Lewis Strauss, seorang pengusaha yang kemudian menjadi ketua Komisi Energi Atom pada tahun 1953, tidak setuju dengan sikap Oppenheimer terhadap bom hidrogen. Hal ini menyebabkan diadakannya sidang keamanan untuk menyelidiki loyalitas Oppenheimer. Sidang ini terjadi pada puncak periode Ketakutan Merah kedua, di mana Senator Joseph McCarthy mengadakan penyelidikan untuk mengidentifikasi orang-orang yang diduga memiliki afiliasi komunis dalam pemerintahan federal.
Akhirnya Oppenheimer disidang dan masuk daftar hitam serta kehilangan izin keamanannya. Izin keamanan atau Security Clearance adalah status yang diberikan kepada individu yang memungkinkan mereka mengakses informasi rahasia atau ke area terlarang.