Ilustrasi aktivitas penambangan PT Amman Mineral Internasional.
Korporasi

3 Faktor Longsornya Laba Bersih Amman Mineral

  • Keuntungan Amman Mineral turun usai penjualan bersih tercatat melorot 58,13% menjadi US$580,52 juta dari semula US$1,38 miliar
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Emiten smelter, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) harus menelan pil pahit lantaran laba bersih semester I-2023 harus tergerus sebanyak 78,87%.

Dalam laporan keuangan semester I-2023, terdapat sejumlah penyebab turunnya laba anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) ini. Pertama, keuntungan Amman Mineral turun usai penjualan bersih tercatat melorot 58,13% menjadi US$580,52 juta dari semula US$1,38 miliar.

Pada semester I-2023, penjualan tembaga AMMN mencapai 76 juta pon dengan harga jual rata-rata US$4,48 per pon dan penjualan emas sebesar 119 kilo ons dengan harga jual rata-rata US$2,004 per ons. 

Kedua, terkumpulnya pundi-pundi juga tersendat akibat adanya tiga penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan. Sebab, izin ekspor Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) habis pada Maret 2023. 

Selama masa tungggu izin ekspor, AMMN menyimpan konsentrat tersebut di gudang penyimpanan hingga diberikan pada Juli 2023. 

Ketiga, jumlah beban operasional US$ 60,74 juta, naik 12,82% yoy. Jumlah beban lain AMMN kali ini naik menjadi US$ 66,69 juta dari yang setahun sebelumnya sebesar US$ 56,63 juta. 

Meskipun, beban pokok penjualan AMMN paruh pertama tahun ini juga turun menjadi US$ 297,51 juta, turun 86% yoy.

Profil Amman Mineral

Amman Mineral Internasional sendiri adalah perusahaan holding yang berdomisili di Indonesia dan melakukan bisnis di bidang eksplorasi, pembangunan, penambangan, pemrosesan, dan nantinya akan bergerak juga di aktivitas pengolahan, dan pemurnian di Indonesia melalui perusahaan anak dan entitas asosiasi operasi perseroan. 

Melalui anak perusahaan, yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara, AMMN mengoperasikan tambang tembaga dan emas terbuka yang dikenal sebagai tambang Batu Hijau di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. 

Tambang Batu Hijau memproduksi konsentrat tembaga berkadar tinggi yang sangat bersih serta mengandung emas dan perak sebagai mineral pengikutnya, yang merupakan bahan baku (feedstock) yang sangat diminati oleh smelter di seluruh dunia. Per-31 Desember 2022, tambang Batu Hijau secara kumulatif telah memproduksi 9.400 Mlbs tembaga dan 9,5 Moz emas. 

Proyek Smelter 

Sebelumnya, AMMN terus mengupayakan pembangunan smelter tembaga dengan nilai investasi hingga US$3 miliar pada 2024 mendatang.  Smelter yang dibangun melalui anak usaha, PT Amman Mineral Industri (AMIN) bakal mempunyai kapasitas awal 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun yang direncanakan mampu mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang. 

Selain itu, smelter dengan investasi lebih dari US$3 miliar, juga bakal membangun smelter, process plant, dan power plant baru, yang disebut-sebut mampu menghasilkan 222.000 ton katoda tembaga, 830.000 ton asam sulfat dengan konsentrasi 98,0%. 

Sementara itu, untuk pemurnian logam mulia, smelter tersebut juga akan menghasilkan 18 ton emas batangan dengan kemurnian emas 99,9%, 55 ton perak batangan dengan kemurnian perak 99,9%, dan logam mulia lainnya.