3 Faktor yang Dapat Mendorong Performa Positif Bank Mandiri di Semester II-2024
- Peningkatan NIM, penurunan CoC, dan perbaikan kualitas aset menjadi poin positif dalam kinerja bank ini.
Perbankan
JAKARTA – Bank Mandiri ($BMRI) mencatatkan hasil yang mengesankan pada kuartal kedua tahun 2024 dengan laba bersih mencapai Rp13,8 triliun, meningkat sebesar 9% secara kuartalan (quarter-on-quarter/qoq) dan 9,3% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Stockbit Investment Research, pencapaian ini menjadikan laba bersih selama paruh pertama tahun 2024 naik sebesar 5,2% yoy menjadi Rp26,6 triliun.
Meski hasil ini sedikit di bawah ekspektasi konsensus, yakni setara 48% dari estimasi untuk keseluruhan tahun 2024, pertumbuhan ini tetap menunjukkan performa yang solid dari Bank Mandiri.
- Bitcoin Seringkali Turun di Bulan Agustus, Bagaimana Prospek ke Depannya?
- Perbandingan Pertumbuhan Laba 7 Perusahaan Reasuransi: Siapa Paling Melesat?
- Perbandingan Aset BBRI dan BMRI di Semester I-2024, Siapa Juaranya?
Pertumbuhan Kredit yang Impresif
Stockbit Investment Research mengungkapkan bahwa salah satu pendorong utama kinerja positif Bank Mandiri adalah pertumbuhan kredit yang signifikan.
Pada paruh pertama tahun 2024, pertumbuhan kredit mencapai 20,5% yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal pertama yang sebesar 19% yoy.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan kredit di semua segmen, terutama dari segmen wholesale yang mencakup korporasi dan komersial. Kredit di segmen ini tumbuh sebesar 27% yoy, dengan sektor pertambangan metal menjadi pendorong utama.
Manajemen Bank Mandiri merespons perkembangan positif ini dengan merevisi naik panduan (guidance) pertumbuhan kredit untuk tahun 2024 dari sebelumnya 13-15% yoy menjadi 16-18% yoy.
Dengan revisi ini, Bank Mandiri menjadi bank dengan panduan pertumbuhan kredit tertinggi di antara empat bank besar di Indonesia.
Perbaikan Credit Cost dan Kualitas Aset
Selain pertumbuhan kredit yang impresif, penurunan credit cost (CoC) juga menjadi faktor positif dalam kinerja Bank Mandiri.
Pada kuartal kedua 2024, CoC tercatat turun sehingga selama paruh pertama tahun ini mencapai 0,98%, lebih baik dibandingkan dengan panduan manajemen untuk tahun 2024.
Penurunan CoC ini didukung oleh kualitas aset yang membaik, di mana Non-Performing Loan (NPL) gross dan Loan at Risk (LAR) tercatat mengalami perbaikan.
- 14 Rekomendasi Film Bioskop yang Tayang pada Agustus 2024
- 19 Rekomendasi Drama Korea Tayang Agustus 2024
- Ini Daftar Direksi dan Komisaris BUMN yang Dirombak Demi Prabowo
Peningkatan Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) Bank Mandiri juga mengalami peningkatan pada kuartal kedua 2024, mencapai 5,11%. Dengan demikian, NIM selama paruh pertama tahun ini naik menjadi 5,09%, berada di rentang bawah panduan manajemen untuk tahun 2024.
Peningkatan NIM ini didorong oleh peningkatan blended loan yield yang mencapai 7,75% pada kuartal kedua, terutama dari segmen wholesale yang mencatat loan yield sebesar 7,01%.
Selain itu, cost of fund juga turun ke level 2,04%, mengakhiri tren peningkatan cost of fund yang terjadi sejak kuartal kedua 2023. Meskipun demikian, ada kekhawatiran terkait penurunan blended loan yield di segmen ritel akibat permintaan yang lebih lemah dibandingkan segmen wholesale.
Outlook Positif untuk Semester Kedua 2024
Stockbit Investment Research menyatakan bahwa kinerja Bank Mandiri pada kuartal kedua 2024 cukup memuaskan.
Peningkatan NIM, penurunan CoC, dan perbaikan kualitas aset menjadi poin positif dalam kinerja bank ini. Untuk semester kedua 2024, Stockbit memandang ada tiga faktor yang dapat berdampak positif:
- Permintaan Kredit yang Kuat: Manajemen memperkirakan permintaan kredit akan tetap kuat dan Bank Mandiri mampu melanjutkan repricing kredit.
- Peningkatan Likuiditas: Likuiditas yang meningkat diharapkan dapat mempertahankan tren peningkatan NIM pada kuartal mendatang.
- CoC yang Stabil: CoC untuk tahun 2024 diperkirakan akan berada di rentang bawah panduan manajemen, yakni sekitar 1%.