<p>Ilustrasi bekerja dari rumah/Freepik.com</p>
Gaya Hidup

3 Hal yang Membuat Pekerjaan dan Kehidupan Personal Tidak Seimbang, Salah Satunya Mismanajemen Waktu

  • Ada kalanya ketika seseorang tidak bisa menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan personal, baik itu aktivitas sehari-harinya terlalu didominasi oleh karir ataupun kepentingan pribadi.
Gaya Hidup
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Tjokro Wimantara, financial fitness coach dari layanan perbankan NYALA, mengatakan bahwa setidaknya ada tiga hal yang membuat pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi terasa tidak seimbang.

Dalam acara Financial Fitness Class BerCUANda yang diselenggarakan oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) selaku penyedia layanan manajemen keuangan NYALA,Tjokro Wimantoro yang akrab disapa Win itu mengatakan bahwa tidak ada definisi baku terkait alokasi waktu yang ideal dalam menjalankan aktivitas yang seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

"Setiap orang pasti beda. Saya merasa 80% hidup saya untuk kerja dan 20%-nya untuk di luar pekerjaan, tapi semua orang pasti beda. Mungkin ada yang perbandingannya 50:50, mungkin 40:60, semua orang beda," ujar Win di Jakarta, Sabtu, 2 Juli 2022. 

Win pun mengatakan, dalam membagi antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, sudah sewajarnya jika alokasi waktu setiap orang akan berubah-ubah sesuai dengan situasi.

Namun, ada kalanya ketika seseorang tidak bisa menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, baik itu aktivitas sehari-harinya terlalu didominasi oleh karir ataupun kepentingan pribadi.  

Menurut Win, ada tiga hal yang membuat seseorang tidak bisa menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya, yakni sebagai berikut:

1. Ambisi Ekstrem

Hal pertama berkaitan dengan ambisi ekstrem yang membuat seseorang misalnya ingin menjadi yang terbaik di bidang profesinya sehingga aktivitas sehari-hari pun lebih didominasi oleh pekerjaan.

"Terkadang, bagi orang-orang yang memiliki ambisi ekstrem ini, ketidakseimbangan itu memang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mereka," kata Win.

Win pun menyebut atlet bola basket Kobe Bryant sebagai contoh. Dalam wawancara-wawancara yang dilakukannya, Bryant seringkali berkata bahwa pekerjaannya sebagai atlet adalah prioritas nomor satu.

Bahkan, pemain bola basket yang sudah meninggal dunia karena kecelakaan helikopter itu pun mengatakan bahwa orang lain seperti keluarga dan teman yang harus menyesuaikan diri dengan dirinya.

Selain itu, Win juga menyebutkan Elon Musk, pria terkaya di dunia yang mengklaim bahwa dia bisa bekerja sampai 16 hingga 20 jam dalam sehari untuk menjalankan beberapa perusahaan sekaligus.

2. Situasi yang memaksa

Win menyampaikan, ada banyak orang yang tidak memiliki ambisi terlalu ekstrem dan menginginkan keseimbangan pekerjaan-kehidupan pribadi, namun tidak bisa karena adanya situasi yang memaksa. Misalnya, ketika seseorang harus menghidupi biaya keluarga kecilnya sekaligus orang tuanya sementara gajinya tidak mencukupi.

"Akhirnya di luar (pekerjaan utama) itu, mereka harus mencari tambahan," kata Win.

3. Mismanajemen waktu

Menurut Win, tidak sedikit orang yang tidak memiliki ambisi ekstrem dalam karirnya, tidak ada situasi yang menjepit waktunya, namun tidak bisa menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Biasanya, kegagalan untuk menjaga keseimbangan itu disebabkan oleh adanya mismanajemen waktu dari orang yang bersangkutan.

"Misalnya, waktunya dia di luar pekerjaan akhirnya tetap dipakai bekerja karena ia tidak bisa memanajemen waktu," tutur Win.

Saat bekerja, tidak sedikit orang yang tidak benar-benar memanfaatkan porsi waktu kerjanya dengan baik, entah itu sedikit-sedikit membuka media sosial, atau kegiatan-kegiatan di luar kerja lainnya.

Akibatnya, pekerjaan yang seharusnya sudah bisa selesai lebih cepat pun jadi terbengkalai sehingga waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, malah dipakai untuk bekerja.