Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kemenkop UKM dengan Kemenperin dan Kementerian BUMN terkait kemitraan koperasi, UMKM, dan IKM dalam rantai pasok BUMN, Jumat (03/09/2021).
Industri

3 Menteri Jokowi Bersinergi Dorong UMKM, IKM dan Koperasi Naik Kelas

  • Pemerintah terus mendorong agar UMKM, IKM dan koperasi bisa bersaing di pasar global dengan menjadi salah satu pemasok komoditas ekspor.

Industri

Daniel Deha

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong agar usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM), industri kecil dan menengah (IKM) dan koperasi bisa bersaing di pasar global dengan menjadi salah satu pemasok komoditas ekspor.

Komitmen tersebut termaktub dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara tiga menteri Joko Widodo dari tiga kementerian, yaitu Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN, Senin, 6 September 2021.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatkan bahwa sinergi ketiga kementerian ini bertujuan untuk mendorong masuknya koperasi, UMKM, dan IKM dalam rantai pasok BUMN agar terhubung ke rantai pasok global atau global value chain guna peningkatan ekspor dan penguatan substitusi impor.

"Implementasi kegiatan ini, sebagai percontohan adalah kemitraan koperasi, UMKM, dan IKM dengan enam BUMN, yakni PT Pertamina, PT PLN, PT Kimia Farma, PT Krakatau Steel, Perum Perhutani, dan RNI (Persero). Untuk tahap awal ada sembilan," ujar Teten di Jakarta, Senin.

Dia menilai sinergi ini sangat penting karena merupakan salah satu upaya untuk mendorong koperasi, UMKM dan IKM sebagai kekuatan ketahanan ekonomi, dalam rangka mendukung pertumbuhan yang berkualitas dengan sasaran utama peningkatan nilai tambah dan perluasan lapangan kerja.

Dia menyebut, keterlibatan UMKM pada rantai pasok masih sangat minim, hanya mencapai 6,3% dalam rantai nilai global. Untuk itu, pemerintah terus menggali potensi-potensi pengembangan kemitraan antara koperasi, UMKM, dan IKM dengan BUMN maupun swasta.

"Lebih dari 64 juta pelaku UMKM berkontribusi sebesar 97 persen pada lapangan kerja dan menyumbang sebesar 60 persen terhadap PDB nasional. Untuk ekspor nasional, UMKM baru mencapai 14 persen, sedangkan usaha besar yang jumlahnya hanya mencapai 0,01 persen mampu memberikan kontribusi hingga 86 persen. 
Angka tersebut menunjukkan peran UMKM cukup signifikan dalam perekonomian nasional namun masih rendah dari sisi ekspor," papar Teten.

Di sisi lain, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pemberdayaan dan peningkatan peran sektor IKM sangat membantu ketahanan industri manufaktur dalam negeri.

Jadi Prioritas

Peningkatan daya saing dalam rangka pemulihan UMKM/IKM tengah menjadi prioritas, khususnya dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Upaya tersebut memerlukan usaha yang sangat keras, progresif, dan kolaboratif dari seluruh pemangku kepentingan.

Kemenperin, kata dia, menyelenggarakan berbagai program pembinaan dan pendampingan terhadap IKM agar mampu secara jumlah dan kualitas untuk menjadi bagian dari rantai pasok industri dalam negeri dan global, baik melalui pengembangan ekosistem rantai pasok seperti link and match dan kemitraan dengan industri besar dan BUMN, maupun melalui ekosistem digital dengan masuk ke dalam platform marketplace dan juga ke pengadaan barang pemerintah dan BUMN.

"Melalui sinergi program kemitraan ini, kami akan terus mendorong agar produk IKM akan semakin banyak yang dapat bermitra dengan BUMN lainnya guna meningkatkan penggunaan produk dalam negeri pada BUMN," tandas Agus.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut saat ini pihaknya saat ini telah mengupayakan berbagai langkah untuk menghidupkan sektor UMKM.

Proyek yang sudah dikolaborasikan antara lain penyediaan modular Pertashop oleh usaha binaan Kemenkop UKM, serta penyediaan pengecoran logam di beberapa proyek PLN oleh usaha binaan Kemenperin.

"Kerja sama hari ini harus kita lakukan untuk meningkatkan TKDN untuk industrinya. Bahkan di tahap awal, nilai transaksi kerjasama dengan enam BUMN ini sudah mencapai Rp53,2 miliar. Saya yakin dengan dukungan para Direksi BUMN, nilainya insyaallah bisa sepuluh kali lipat di tahap awal," terang Erick.

Dia menambahkan, dalam kemitraan dengan UMKM, Kementerian BUMN harus tetap memastikan agar UMKM harus bisa mendukung standar kualitas BUMN agar terus bisa bersaing di pasar global.

"Saya berharap kerja sama ini bisa terus ditingkatkan. Kami di BUMN sangat membuka diri dan dengan segala support yang ada saya akan memastikan hal ini terjadi. Terima kasih atas kesempatan kerja samanya kepada kedua Kementerian dan Direksi BUMN yang terus berkomitmen dalam mendukung transformasi di BUMN," katanya.*