Pertamax Green 95 di SPBU Pertamina berkode 3112802 M.T Haryono,
Energi

3 Opsi Subsidi BBM, Salah Satunya Diubah Jadi BLT

  • Presiden Prabowo Subianto ternyata sudah membentuk tim yang khusus membahas perubahan skema subsidi BBM dan listrik menjadi lebih tepat sasaran.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA -  Skema penetapan subsidi Bahan Bakar MInyak (BBM) tak kunjung dilakukan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut ada tiga opsi lain untuk menuntaskan distribusi subsidi BBM.

Skema yang pertama kata Bahlil, memindahkan subsidi BBM menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT). Jika ini dialihkan tempat seperti rumah sakit, sekolah, gereja dan masjid yang selama ini mendapatkan subsidi akan dicabut.

"Formulasi yang pertama adalah apakah ini semua kita alihkan ke BLT kalau ini kita alihkan ke BLT.  Maka rumah sakit, sekolah, gereja, masjid yang selama ini mendapatkan subsidi itu berarti tidak dapat, UMKM dan segala macamnya dan transportasi umum," ungkap Bahlil saat Rapat Kerja Komisi XII DPR pada Rabu, 13 November 2024.

Skema Kedua, yang sifatnya fasilitas umum. Tujuannya untuk bisa menahan inflasi dengan memberikan subsidi ke barang (dalam hal ini BBM) sesuai dengan yang berhak.

Sedangkan ketiga, Kementerian ESDM sedang memformulasikan supaya sebagian barang yang disubsidi bisa dinaikkan angkanya. Sayangnya, Bahlil belum menjelaskan detil maksud dari formulasi ketiga ini.

Hanya saja, sudah ada satu yang bisa dipastikan dari perubahan skema subsidi energi tersebut. Bahwa subsidi LPG 3 kg tidak akan diubah atau dikonversi menjadi skema BLT. Hal ini sesuai dengan aspirasi dari para pelaku usaha UMKM dan anggota DPR.

Prabowo Bentuk Tim Khusus

Presiden Prabowo Subianto ternyata sudah membentuk tim yang khusus membahas perubahan skema subsidi BBM dan listrik menjadi lebih tepat sasaran. Salah satu alternatifnya diubah menjadi BLT.

"Akhirnya Bapak Presiden Prabowo membentuk tim, di mana tim itu adalah subsidi tepat sasaran di dalam ratas sudah diputuskan. Kami yang ditugaskan sebagai ketua tim dari ESDM," ungkap Bahlil saat Rapat Kerja Komisi XII DPR pada Rabu, 13 November 2024.

Bahlil mengatakan, sejauh ini tim tersebut sudah melaksanakan 2-3 kali rapat, sehingga sudah bisa memberikan gambaran terkait perubahan skema subsidi BBM dan listrik. Setidaknya ada 3 formula atau alternatif yang sudah disiapkan.

Adapun otak atik skema subsidi BBM ini sebelumnya didasarkan karena masih banyak penyelewengan ke masyarakat yang tidak berhak sehingga menyebabkan anggaran yang ditetapkan Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) membengkak.

Bahlil Lahadalia mengatakan subsidi energi yang tidak tepat sasaran dan dinikmati orang mampu mencapai Rp100 triliun. Padahal alokasi subsidi energi tahun 2024 mencapai Rp435 triliun  anggaran sebanyak itu dipakai untuk subsidi listrik, LPG, BBM, serta uang kompensasi. Namun sayangnya 20-30% subsidi BBM dan listrik berpotensi tak tepat sasaran.