3 Orang Warga Banjar Saba Terjangkit DBD, Pemkot Denpasar Gercep Lakukan Fogging
Nasional

3 Orang Warga Banjar Saba Terjangkit DBD, Pemkot Denpasar Gercep Lakukan Fogging

  • Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan fogging khusus di dua wilayah desa/kelurahan, yaitu Kelurahan Penatih dan Desa Dangin Puri Kelod pada Senin, 7 Agustus berkat laporan ditemukannya kasus demam berdarah dengue (DBD) yang menjangkiti 3 orang di wilayah Banjar Saba Kelurahan Penatih.

Nasional

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan fogging khusus di dua wilayah desa/kelurahan, yaitu Kelurahan Penatih dan Desa Dangin Puri Kelod pada Senin, 7 Agustus berkat laporan ditemukannya kasus demam berdarah dengue (DBD) yang menjangkiti 3 orang di wilayah Banjar Saba Kelurahan Penatih. 

Lurah Penatih, I Wayan Murda saat dikonfirmasi menjelaskan, pelaksanaan Fogging Khusus uni merupakan tindak lanjut atas laporan adanya kasus DBD. Dimana, ditemukan kasus DBD di wilayah Kelurahan Penatih, khususnya Banjar Saba. Sehingga, guna mengantisipasi adanya penyebaran, turut dilaksanakan Fogging Khusus.

"Berdasarkan laporan, kasus DBD ditemukan sebanyak 3 orang yang berada di wilayah Banjar Saba Kelurahan Penatih," ujarnya

Lebih lanjut dijelaskan, adapun giat fogging ini dilaksanakan oleh tim dan aparat lingkungan sekitar dan menyusur wilayah sekitar ditemukannya kasus dengan radius 200 Meter.

Hal senada disampaikan Perbekel Desa Dangin Puri Kelod, I Made Sada. Dimana, Fogging Khusus di wilayahnya itu dilaksanakan lantaran ditemukannya kasus DBD. Dimana, sebanyak 2 kasus ditemukan di wilayah Banjar Yangbatu Kangin.

"Di Desa Dangin Puri Kelod juga menindaklanjuti 2 laporan kasus," ujarnya

Dalam kesempatan tersebut pihaknya berharap agar masyarakat lebih waspada serta secara aktif melakukan 3M plus sebagai cara pencegahan awal dari penyakit DBD. 

Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat lebih intensif menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dengan melakukan gotong royong menghilangkan tempat – tempat yang memungkinkan nyamuk berkembang biak seperti timbunan sampah plastik, pohon – pohon yang terlalu rimbun dan genangan air sebagai tempat nyamuk berkembang biak.

Anak-Anak Rawan Terkena Demam Berdarah Dengue (DBD)

Dokter di Poliklinik Universitas Negeri Malang, dr. Ifa Mufida menyebut Dengue Shock Syndrome (DSS) menjadi ancaman bagi penderita demam berdarah dengue (DBD), terutama untuk anak-anak yang terlambat mendapatkan penanganan. Kondisi ini biasanya akan menyebabkan kegagalan organ sehingga menyebabkan kematian.

Syok terjadi karena adanya kebocoran plasma ketika fase kedua demam berdarah. Kebocoran plasma akan mengakibatkan volume darah turun, ditandai dengan penurunan tekanan darah dan penurunan suplai oksigen ke organ dan jaringan. Akral tubuh akan terasa dingin karena peredaran darah lebih diutamakan ke organ-organ vital.

Lebih lanjut dr.Ifa menyebut karena demam berdarah disebabkan oleh gigitan nyamuk, maka harus ada upaya untuk mengendalikan perkembangan dari nyamuk tersebut. 

Metode yang populer di masyarakat adalah 3M yang meliputi metode menguras, menutup, dan mendaur ulang barang yang menjadi lokasi nyamuk berkembang biak. 

Langkah lainnya adalah dengan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Lalu menggunakan obat anti nyamuk dan menggunakan kelambu saat tidur. Dr Ifa juga menyarankan untuk  mengubah lingkungan kita dengan memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan sebagainya.