3 Sektor Diproyeksi Dorong Pemulihan Industri Korsel Tahun Depan
- Sebagian besar industri Korea Selatan diperkirakan akan mengalami pemulihan yang moderat tahun depan. Sektor baterai isi ulang, otomotif, dan galangan kapal diharapkan menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Dunia
JAKARTA - Sebagian besar industri Korea Selatan diperkirakan akan mengalami pemulihan yang moderat tahun depan. Sektor baterai isi ulang, otomotif, dan galangan kapal diharapkan menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Hal itu diramal sebuah think tank pada Rabu, 18 Oktober 2023. Institut Keuangan Hana menekankan perlunya persiapan menghadapi pertumbuhan China yang melambat, penguatan peraturan lingkungan global, dan kemajuan teknologi baru yang diperkirakan akan memiliki dampak jangka menengah dan jangka panjang pada industri lokal.
“Secara umum, industri lokal diperkirakan akan menunjukkan tren pemulihan tahun depan,” kata pernyataan tersebut, yang dilansir melalui Yonhap, pada Rabu, 18 Oktober 2023.
- Didenda OJK Rp100 Juta, Ini Kata Bank BCA
- Patrick Walujo Sikat 148 Juta Saham GOTO
- Mesin Masih Jadi Pendorong Utama Impor Indonesia
“Sulit untuk mengharapkan peningkatan dramatis karena sebagian besar industri kecuali baterai sekunder, mobil, dan pembuatan kapal akan mengalami pemulihan dengan efek dasar yang rendah,” tambahnya.
Sebagai contoh, sektor baterai isi ulang diharapkan akan menjadi ujung tombak pemulihan dalam ukuran dan profitabilitas sektor suku cadang dan material berdasarkan simpanan pesanannya yang besar.
Menurut laporan tersebut, industri semikonduktor akan terus menghadapi kesulitan karena permintaan yang lambat, tetapi pemulihan harga dapat menghasilkan perbaikan. Di sisi lain, industri petrokimia diperkirakan akan mengalami rezim yang parah akibat perlambatan permintaan, harga minyak yang tinggi, dan kelebihan pasokan.
Laporan tersebut menyoroti sebagian besar industri lokal rentan terhadap dampak jangka menengah dan jangka panjang dari perubahan dalam pertumbuhan ekonomi China, peraturan lingkungan global, dan teknologi baru.
“Isu China akan memiliki dampak langsung dalam jangka pendek, sementara penguatan peraturan lingkungan global dapat menjadi masalah yang menentukan pertumbuhan,” kata laporan tersebut.
- Redbrick.id Bantu WNI Raup Cuan dari Bisnis Sewa Properti di Singapura
- Bekasi Juara Kenaikan Harga Rumah Se-Jabodetabek
- Melonjak 2 Kali Lipat, Laba Perusahaan Mobil Listrik BYD China Bisa Capai Rp24 Triliun
“Sementara itu, kelangsungan bisnis dalam jangka waktu yang panjang meskipun dampak jangka pendeknya mungkin minimal,” sambungnya, yang menekankan perlunya tindakan yang lebih aktif.
“Penerapan teknologi digital baru mungkin rendah dalam jangka pendek tetapi akan tumbuh menjadi industri baru yang akan memimpin pertumbuhan industri digital dalam jangka panjang,” tambah laporan tersebut.