3 Tanda Seseorang Mengalami Trauma Komunikasi
Gaya Hidup

3 Tanda Seseorang Mengalami Trauma Komunikasi

  • Ucapan yang salah bisa membuat lawan bicara tersinggung hingga marah. Salah berbicara ketika berkomunikasi juga dapat membuat lawan bicara merasa tidak dihargai dan tidak didengarkan, sehingga seseorang akan mulai menyalahkan diri dan takut untuk berkomunikasi lagi.

Gaya Hidup

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Komunikasi adalah salah satu elemen penting dalam sebuah hubungan. Entah itu hubungan percintaan, keluarga, kerja hingga pertemanan. Namun sayangnya, hal-hal yang kurang mengenakkan sering terjadi dalam proses berkomunikasi.

Seseorang yang salah berbicara dalam sebuah momen dapat memicu reaksi-reaksi negatif lawan bicara dan membuat semuanya menjadi berantakan. Padahal bisa saja kondisi yang sebenarnya hanyalah sebuah salah paham. Ucapan yang salah bisa membuat lawan bicara tersinggung hingga marah.

Salah berbicara ketika berkomunikasi juga dapat membuat lawan bicara merasa tidak dihargai dan tidak didengarkan, sehingga seseorang akan mulai menyalahkan diri dan takut untuk berkomunikasi lagi.

Oh Shu Yang, seorang dosen sekaligus pakar komunikasi yang terkenal di Korea Selatan dalam bukunya yang berjudul Bicara Itu Ada Seninya mengungkapkan 3 tanda yang dapat menunjukkan bahwa seseorang mengalami trauma komunikasi yaitu

1. Berbicara terbata-bata/gagap

Berbicara gagap atau terbata-bata mengacu pada kondisi saat seseorang berbicara dengan perkataan tidak lanjut atau terputus-putus. Berbicara gagap bisa jadi tanda bahwa seseorang memiliki trauma emosional dalam berkomunikasi seperti diabaikan, tidak didengarkan hingga diserang secara mental dan fisik.

2. Berbicara dengan suara kecil dan bergetar

Suara kecil dan bergetar menjadi tanda bahwa seseorang takut ketika akan menyampaikan sesuatu. Ia merasa apa yang akan ia ucapkan tidak penting dan salah. Selain berdampak buruk pada tingkat kepercayaan diri seseorang, berbicara dengan suara kecil dan bergetar juga membuat lawan bicara susah memahami sehingga harus mengulang perkataan lagi dan lagi.

3. Tidak berani menatap mata orang lain atau lawan bicara 

Hal ini mungkin sering Anda temui, seseorang yang tidak berani menatap mata orang lain atau lawan bicara membuat lawan bicara merasa diabaikan dan tidak didengarkan. Perilaku ini dapat dijadikan tanda bahwa seseorang memiliki trauma berkomunikasi.

Kesalahan adalah hal yang wajar, melakukan kesahalahan saat berkomunikasi seharusnya dapat menjadi pembelajaran untuk tidak mengulanginya lagi di kemudian hari. Berikut tadi adalah artikel mengenai 3 tanda seseorang memiliki trauma komunikasi. Semoga bermanfaat.