<p>Bos mobil listrik Tesla, Elon Musk / Reuters</p>
Tekno

4 Alasan Di Balik Keputusan Tesla Memilih Nikel Australia Versi Arcandra Tahar

  • Belum lama ini Tesla Inc telah meneken kerja sama dengan perusahaan tambang BHP yang berpusat di Australia.
Tekno
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Tesla Inc telah meneken kerja sama dengan perusahaan tambang BHP yang berpusat di Australia.

Elon musk sebagai pemilik Tesla, memutuskan untuk membeli nikel di perusahaan tersebut sebagai bahan baku mobil listriknya. Keduanya juga akan berkolaborasi dalam pengembangan energy storage yang ramah lingkungan.

Hal ini menjadi pertanyaan, mengapa Tesla memilih tambang nikel di Australia dan bukan di negara lain?

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM periode 2016-2019 menganalisis sejumlah faktor yang menjadi alasan Tesla memilih BHP.

“Pertama, tekanan dari pemegang saham agar Tesla berpartisipasi mengurangi dampak dari perubahaan iklim,” mengutip Instagram resmi @arcandra.tahar, Kamis, 29 Juli 2021.

BHP, kata Arcandra, selama ini dikenal sebagai salah satu perusahaan tambang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Perusahaan ini juga berhasil menjadi penambang nikel dengan emisi CO2 terkecil.

Oleh karena itu, komitmen yang kuat dalam mengelola tambang telah dibuktikan oleh BHP melalui penggunaan energi terbarukan.

Faktor kedua adalah kesamaan visi antara Tesla dengan BHP. Tak asing lagi, keduanya ingin mengatasi masalah lingkungan akibat kegiatan bisnis yang tidak berorientasi pada energi bersih.

“Tesla dan BHP berkomitmen untuk punya usaha yang berkelanjutan (sustainable) sehingga kegiatan bisnis mereka bisa bertahan lama,” kata Arcandra. Pandangan jauh ke depan itulah yang akan menguatkan posisi mereka di mata investor.

Kemudian faktor ketiga, kerja sama ini dianggap mampu menaikkan nilai saham kedua perusahaan. “Dapat dibayangkan bagaimana reaksi investor apabila Tesla bekerja sama dengan penambang nikel yang tidak ramah lingkungan,” tambahnya.

Kendati Tesla bisa mendapatkan harga nikel yang lebih murah, tapi kalau nilai sahamnya turun maka menjadi kerugian yang besar pula.

Begitu pula sebaliknya, apa yang terjadi apabila BHP menjual nikel kepada perusahaan yang tidak peduli dengan lingkungan? Nilai saham BHP bisa turun. Fakta inilah yang disebut Arcandra sebagai fenomena ke depan yang harus dihadapi perusahaan dunia berstatus go public. Mereka harus peduli dengan lingkungan apabila tidak ingin ditinggal investor.

Terakhir, adanya usaha yang sungguh-sungguh dari pemerintah Australia untuk membantu perusahaan-perusahan tambang dalam mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim. Pemerintah setempat hadir lewat insentif fiskal yang bisa meringankan beban perusahaan tersebut.