Jembatan lengkung bentang panjang (longspan) yang berada di antara Gatot Subroto ke Kuningan
Infrastruktur

4 Fakta di Balik Proyek Jembatan Longspan Jabodebek

  • Terlepas dari polemik, ada sejumlah fakta menarik mengenai jembatan yang membentang dari Gatot Subroto ke Kuningan tersebut.
Infrastruktur
Khafidz Abdulah Budianto

Khafidz Abdulah Budianto

Author

JAKARTA - Jembatan lengkung bentang panjang (longspan) LRT Jabodebek tengah menjadi buah bibir usai diklaim salah desain oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hingga Presiden Joko Widodo ikut merespons pernyataan dari sesama pejabat tersebut. 

Budi menegaskan proyek bikinan BUMN Adhi Karya tersebut telah menerapkan solusi optimal dari para arsitek dan teknisi dalam menghadapi tantangan lapangan. Terlepas dari polemik, ada sejumlah fakta menarik mengenai jembatan yang membentang dari Gatot Subroto ke Kuningan tersebut. Berikut ulasannya. 

Kesulitan Tingkat Tinggi

Jembatan longspan sebagai jalur LRT Jabodebek dibangun di atas tiga konstruksi lain sekaligus yaitu yaitu underpass (lintas bawah), jalan arteri, dan fly over jalan tol. Ketiga jalan di bawahnya tersebut tidak boleh diganggu sama sekali karena merupakan wilayah dengan volume lalu lintas yang tinggi. 

Bahkan untuk pengerjaannya sendiri dilakukan pada saat malam hari dengan window time ketika jalan raya mulai sepi lalu lintasnya mulai pukul 23.00 WIB hingga 04.00 WIB.

Desain Srikandi Bangsa

Terdapat empat opsi metode jembatan yang akan dipakai dalam pembangunan proyek ini. Metode tersebut yaitu steel box girder dengan metode incremental launching, cable stayed, concrete box girder balanced cantilever dengan kolom di Tengah yang didesain oleh Perancis. 

Metode terakhir yaitu concrete box girder balanced cantilever dengan bentang utama 148 meter menjadi pilihan dalam pembangunan jembatan ini yang desainnya dikerjakan oleh Srikandi bangsa, Arvilla Delitriana. 

Metode tersebut dipilih setelah melalui beberapa penilaian dengan empat elemen yang meliputi waktu, biaya, mutu, dan keselamatan serta berbagai pertimbangan lapangan.

Gunakan Material Berjumlah Fantastis

Pembangunan jembatan ini diketahui menggunakan berbagai material mulai dari besi, beton, dan komponen lainnya dalam skala besar. Berat material besi beton yang digunakan mencapai 2.929,7 ton atau setara 3,2 kali pesawat Airbus A-380. 

Panjang total material PC wire / Strand mencapai 161,5 kilometer atau setara 1,2 kali jarak Jakarta-Bandung. Lebih lanjut, material beton readymix yang digunakan tidak kalah fantastis yaitu total mencapai 9.688,8 ton atau 3,2 kali berat patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Raih Rekor Muri 

Tidak hanya berbagai kesulitan dan jumlah material yang fantastis, proyek jembatan ini juga meraih rekor muri dalam pembangunannya. Tercatat bangunan ini merupakan jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang. Selain itu bangunan ini juga tercatat sebagai jembatan dengan pembebanan axial static load test terbesar.