<p>Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. / jiep.co.id</p>
Industri

4 Jurus RI Geser China Sebagai Tujuan Investasi Global

  • JAKARTA – Berpotensi besar menggantikan posisi China, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto setidaknya memiliki empat strategi untuk memperbaiki iklim investasi Tanah Air. Tujuannya tidak lain untuk menggeser China sebagai negara tujuan utama investasi global alias menarik investor asing untuk menanam atau merealokasi investasi di Indonesia. “Untuk mengatasi tantangan eksternal dan internal guna menangkap peluang […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Berpotensi besar menggantikan posisi China, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto setidaknya memiliki empat strategi untuk memperbaiki iklim investasi Tanah Air.

Tujuannya tidak lain untuk menggeser China sebagai negara tujuan utama investasi global alias menarik investor asing untuk menanam atau merealokasi investasi di Indonesia.

“Untuk mengatasi tantangan eksternal dan internal guna menangkap peluang realokasi dari China ke Asia Tenggara, maka pemerintah menyadari pentingnya peningkatan iklim investasi dan daya saing Indonesia,” kata Airlangga dalam webinar HSBC, Rabu, 16 eptember 2020.

Empat Strategi

Pertama, pemerintah optimis menyelesaikan Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja yang saat ini masih digodok bersama DPR RI. Peran RUU Cipta Kerja dalam iklim investasi dinilai penting karena berisi sejumlah klausul terkait penciptaan lapangan kerja, peningkatan kompetensi pencari kerja, dan kesejahteraan pekerja.

Dengan meningkatnya produktivitas kerja dan investasi, Indonesia diharapkan mampu keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.

Kedua, membuat skala prioritas investasi melalui pendekatan picking the winners dan menyusun daftar bidang usaha yang akan diberikan fasilitas baik perpajakan maupun nonperpajakan.

Adapun, kriteria bidang usaha yang akan diberi fasilitas adalah yang berorientasi ekspor, substitusi impor, padat karya, padat modal high-tech, dan berbasis digital.

“Diharapkan dengan daftar prioritas investasi ini dapat menarik investasi. Bukan hanya besar tapi juga berkualitas dan mampu menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.

Ketiga, melakukan pengembangan koridor di sepanjang Pulau Jawa bagian utara dalam rangka penguatan pengembangan industri dan konektivitas transportasi serta logistik.

Airlangga menyebutkan koridor Jawa merupakan penyumbang 38,7% dari total produk domestik bruto (PDB) nasional. Koridor Jawa juga menyumbang 53,56% terhadap total sektor industri nasional.

“Pengembangan ini juga diharapkan mampu meningkatkan ekspor melalui peningkatan daya saing industri interkoneksi supply chain dan meningkatkan value chain. Sekaligus mengintegrasikan kawasan industri,” tambah Airlangga.

Keempat, merancang pembangunan superhub sebagai sentra produksi perdagangan teknologi dan keuangan. Saat ini, setidaknya ada lima potensi superhub di Indonesia.

Kelima potensi superhub adalah koridor Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan Batam-Bintan-Karimun-Tanjung Pinang. Kemudian, kawasan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur, dan kawasan segitiga rebana di Jawa Barat.

“Pengembangan industri berbasis kluster melalui superhub di daerah-daerah tersebut diharapkan bisa meningkatkan pemerataan ekonomi antardaerah,” tegasnya. (SKO)