<p>Proses pemurnian emas di smelter PT Aneka Tambang (Persero) Tbk alias Antam / Facebook @OfficialAntam</p>
Industri

4 Smelter Ini Bakal Beroperasi, Simak Progres Pembangunannya

  • Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) menargetkan empat fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral alias smelter segera beroperasi pada tahun ini. Empat di antaranya terdiri dari tiga smelter nikel dan satu smelter timah.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) menargetkan empat fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral alias smelter segera beroperasi pada tahun ini. Empat di antaranya terdiri dari tiga smelter nikel dan satu smelter timah.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menyebut, secara keseluruhan ada 23 smelter yang akan dibangun sepanjang 2021.

Ia melaporkan, dua proyek yang sudah rampung 100% merupakan smelter milik PT Smelter Nikel Indonesia dan smelter Nikel PT Cahaya Modern Metal Industri.

“PT Smelter Nikel Indonesia sudah berhasil melakukan uji coba produksi. Namun, kegiatan ini terhenti sementara karena menunggu tambahan dana untuk operasional. Sementara PT Cahaya Modern Metal Industri di Banten sudah mulai kegiatan produksi,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, Senin, 7 Juni 2021.

Sementara itu, dua smelter yang masih dalam tahap pengerjaan adalah smelter feronikel yang digarap oleh PT Aneka Tambang Tbk atau Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara.  Kemudian, ada smelter Prima Citra di Kalimantan Tengah.

Disebutkan, progres pembangunan smelter Antam telah mencapai 97,7%. Pembangunan proyek ini sempat terkendala pasokan listrik sehingga belum bisa beroperasi. Pemerintah pun berharap, pada Juli mendatang sudah ada instalasi listrik di smelter tersebut.

Untuk smelter Prima Citra di Kalimantan Tengah, progresnya hampir selesai atau mencapai 99,87%. Smelter ini belum dapat beroperasi karena masih menunggu tenaga ahli dari Tiongkok.

Sebagai informasi, total target 23 smelter yang akan beroperasi terdiri dari 16 smelter nikel, dua smelter tembaga, dua smelter bauksit, satu smelter besi, satu smelter mangan, dan satu smelter timbal dan seng. Hingga 2024, pemerintah menargetkan sebanyak 53 smelter dapat beroperasi. (RCS)