<p>Ilustrasi KPR BNI Syariah. / Facebook @BNISyariah</p>
Industri

4 Tips Penting Sebelum Kredit Rumah Lewat KPR Bank

  • Berdasarkan pengalaman dan riset, TrenAsia.com mengumpulkan setidaknya ada empat hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai proses pengajuan KPR di perbankan, baik secara syariah maupun konvensional.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Memiliki rumah merupakan impian banyak orang. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memiliki rumah, salah satunya lewat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) perbankan.

KPR merupakan fasilitas pinjaman untuk membeli rumah, baik itu baru maupun bekas. Nantinya, rumah tersebut akan langsung menjadi jaminan kredit di bank.

Skema KPR memang paling banyak dipilih lantaran rerata calon pembeli tidak cukup mampu menyediakan uang banyak untuk membeli rumah secara tunai.

Berdasarkan pengalaman dan riset, TrenAsia.com mengumpulkan setidaknya ada empat hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai proses pengajuan KPR di perbankan, baik secara syariah maupun konvensional.

Berikut empat hal yang harus disiapkan sebelum pengajuan KPR:

1. Pekerjaan

Banyak orang yang tidak tahu bahwa data pekerjaan sangat penting dalam pengajuan KPR. Jenis pekerjaan yang dapat mengajukan KPR adalah pegawai negeri sipil (PNS), karyawan, hingga wiraswasta.

Untuk karyawan swasta, perlu diperhatikan usia kantor tempatnya bekerja minimal telah berdiri tiga tahun. Jika kurang dari tiga tahun, maka perlu ada surat keterangan dari induk usaha yang menyatakan kantor tersebut adalah anak cabang.

Kemudian, status karyawan merupakan pegawai tetap atau kontrak lebih dari dua tahun. Biasanya, status ini akan dibuktikan dengan surat keterangan dari HRD kantor, termasuk slip gaji. Catatan, KPR akan disetujui jika cicilan kelak tidak lebih 30%-40% dari total gaji dalam sebulan.

Untuk wiraswasta, minimum sudah menjalankan usahanya selama dua tahun. Dibuktikan dengan legalitas usaha seperti SIUP, TDP, akta pendirian dan laporan keuangan yang tercatat di rekening koran.

2. Data Keuangan

Periksa data-data keuangan pribadi sebelum memutuskan untuk mengajukan KPR ke bank. Persiapan ini cukup lama, setidaknya setahun sebelum mengajukan KPR.

Data riwayat kredit dan transaksi keuangan di perbankan harus bersih. Dulu istilah ini disebut Bank Indonesia (BI) Checking yang kini berganti menjadi Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK).

Sebagian besar calon nasabah KPR tidak lolos di sistem ini. Sehingga, perlu diperiksa jika pernah mengajukan kredit online lewat pinjol, perbankan, maupun kartu kredit. Jika pernah terlambat membayar angsuran, dipastikan masuk ke dalam kategori kredit macet sehingga pasti tercatat di SLIK OJK dan akhirnya tidak lolos pengajuan KPR.

Untuk mengetahui data SLIK OJK, bisa mengajukan secara pribadi ke kantor OJK terdekat dengan membawa KTP.

SLIK OJK ini bisa dibersihkan catatannya. Caranya, lunasi semua tagihan, baik itu kartu kredit, cicilan pinjaman online, hingga kredit-kredit lain seperti sepeda motor atau mobil. Setelah pelunasan, data SLIK OJK akan kembali putih setelah setahun. Barulah bisa mengajukan KPR.

Tak lupa, sirkulasi rekening juga perlu diperhatikan. Perbankan akan meminta data rekening koran selama tiga bulan terakhir untuk melihat pendapatan rutin hingga sirkulasi debit dan kredit transaksi keuangan di rekening calon nasabah. Kalau bisa, upayakan sebagus-bagusnya data sirkulasi keuangan ini agar analis kredit juga yakin meloloskan pengajuan KPR.

Sembari menyiapkan data keuangan, hendaknya juga mulai menabung untuk kebutuhan uang muka (down payment/DP), biaya-biaya akad KPR, hingga pembayaran pajak dan notaris. Biasanya, DP yang disiapkan mencapai 10%-30% dari harga rumah, sedangkan biaya akad KPR hingga notaris bisa mencapai 10%-20% dari harga.

3. Berburu Rumah Idaman

Sembari menyiapkan data pekerjaan dan keuangan, sebaiknya sambil mencari-cari rumah yang diinginkan. Mencari rumah yang cocok itu susah-susah gampang.

Kunci mencari rumah yang umum adalah aksestabilitas dengan keseharian, termasuk pekerjaan dan fasilitas penunjang lain seperti sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, hingga transportasi.

Aspek yang harus dipertimbangkan adalah ukuran rumah, lokasi, kondisi, legalitas, riwayat pengembang, hingga kemampuan keuangan untuk membeli atau mengangsurnya. Kunci membeli properti adalah 3L, yakni Lokasi, Lokasi, Lokasi.

Tak lupa setelah mendapatkan rumah idaman, tentu mencari bank yang menawarkan produk KPR sesuai dengan kebutuhan. Tidak hanya soal kemudahan, tetapi juga keamanan, bunga, tenor, hingga riwayat transaksi KPR di bank tersebut.

4. Berkas Administrasi

Untuk mengajukan KPR, perbankan menyaratkan berkas-berkas administrasi untuk mendukung pengajuan. Salah satu syarat pengaju KPR adalah usia pemohon minimal 21 tahun dan maksimal saat KPR lunas adalah 55 tahun. Jadi, jika usia saat pengajuan 40 tahun, maka tenor yang disetujui maksimum 15 tahun.

Berikut sejumlah persyaratan dokumen yang harus disiapkan:
a. Copy KTP (suami istri jika sudah menikah)
b. Copy Kartu Keluarga
c. Copy Surat Kawin (jika sudah menikah)
d. Surat keterangan kerja (asli dari HRD)
e. Slip gaji asli tiga bulan terakhir
f. SK pengangkatan pegawai tetap atau Kartu Taspen (bagi PNS)
g. Rekening koran tiga bulan terakhir
h. Copy NPWP pribadi/SPT PPH 21
i. Pastikan developer menunjukkan sertifikat/legalitas rumah/tanah yang akan diajukan KPR ke bank seperti sertifikat, IMB, dan PBB. (SKO)