Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik anak subholding Pertamina NRE, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Energi

40% Cadangan Panas Bumi Dunia Ada di Indonesia, Paling Tinggi di Sumatra dan Jawa

  • Panas bumi dapat menjadi strategis Indonesia dalam melakukan transisi energi. Salah satu alasan utamanya adalah karena karakteristik panas bumi yang tidak tergantung pada kondisi cuaca atau bersifat non-intermittent.
Energi
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Asosiasi Panasbumi Indonesia (API), mengatakan Indonesia menyimpan sekitar 40% cadangan panas bumi atau geothermal dunia karena terletak di jalur gunung berapi yang dikenal ring of fire. Daerah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi yang besar meliputi Pulau Jawa dan Sumatra.

Ketua Umum API, Julfi Hadi, mengatakan lokasi potensi energi panas bumi tersebar di berbagai lokasi di Indonesia, terutama di sepanjang jalur sabuk gunung api yang membentang dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi. Dia juga menyebutkan, jumlah potensi panas bumi yang ada di Indonesia diperkirakan mencapai 24.000 megawatt atau setara dengan 2,4 gigawatt.

“Potensi terbesar di Indonesia itu di Jawa dan Sumatra di situ pulalah ada based load renewable energy geothermal,” ujar Julfi, dikutip dari YouTube IDX Channel, pada Senin, 18 Maret 2024.

Dengan potensi tersebut, Julfi menyatakan, panas bumi dapat menjadi strategis Indonesia dalam melakukan transisi energi. Salah satu alasan utamanya adalah karena karakteristik panas bumi yang tidak tergantung pada kondisi cuaca atau bersifat non-intermittent.

Tidak hanya itu, panas bumi juga dikenal sebagai sumber energi terbarukan atau bersih (renewable energy) karena sebagian besar komposisinya terdiri dari air dan uap (sekitar 98%), sedangkan hanya sekitar 2% merupakan CO2.

Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2021-2030, Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23.965 Megawatt (MW). Potensi terbesar terdapat di Pulau Sumatra, mencapai 9.679 MW, sementara Pulau Jawa memiliki potensi terbesar kedua dengan 8.107 MW.

Meskipun begitu, PLTP yang telah terpasang baru mencapai kapasitas sekitar 1.254 MW atau sekitar 15,5% dari potensi yang ada. Sulawesi juga memiliki potensi panas bumi yang signifikan, yakni 3.068 MW, namun PLTP yang telah terpasang baru mencapai 120 MW, atau 3,9% dari potensi. Diikuti Nusa Tenggara dengan potensi sebesar 1.363 MW, dengan kapasitas terpasang 12,5 MW.

Kemudian, Maluku memiliki potensi sebesar 1.156 MW, Bali 335 MW, Kalimantan 182 MW, dan Papua 75 MW. Namun, belum ada kapasitas terpasang di keempat pulau tersebut.

Investasi Panas Bumi Tergolong Rendah

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menyatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menggenjot investasi pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) atau geothermal di Indonesia.

Saat ini, tingkat investasi dalam sektor geothermal di Indonesia masih terhitung rendah. Eniya menilai, lambannya investasi dalam pengembangan PLTP disebabkan oleh kesenjangan yang tinggi antara pasokan dan permintaan.

“Investasi PLTP itu sering dihitungnya tidak tersedia maupun dilirik hanya karena supply dan demand gap-nya tinggi,” ujar Eniya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada Kamis, 13 Maret 2024.

Eniya menyatakan, potensi panas bumi di Indonesia tidak berbanding dengan permintaan pasar untuk penggunaan PLTP. Oleh karena itu, Kementerian ESDM akan melakukan diversifikasi atau mengatur kembali strategi dalam pemanfaatan potensi panas bumi.

Terdapat target yang telah ditetapkan oleh Kementerian ESDM untuk pengembangan panas bumi, yaitu mencapai 9,3 GW pada tahun 2035. Target ini telah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030.