Ilustrasi pohon zaitun.
Dunia

40 Ribu Pohon Zaitun di Lebanon Rusak Akibat Serangan Israel

  • Menurut data PBB, produksi zaitun mencakup lebih dari 20% lahan pertanian di Lebanon dan memberikan pendapatan bagi lebih dari 110.000 petani, terhitung 7% dari PDB pertanian.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Kementerian Pertanian Lebanon mengatakan kebakaran akibat penembakan Israel di Lebanon selatan merusak sekitar 40.000 pohon zaitun dan membakar ratusan kilometer persegi tanah. 

Ini memberikan pukulan serius bagi budidaya tanaman utama di Lebanon tersebut. Sejak kelompok Syiah Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, mulai saling serang dengan Israel bulan lalu, kebakaran di sisi Lebanon perbatasan terus terjadi setiap hari. 

Menurut data PBB, produksi zaitun mencakup lebih dari 20% lahan pertanian di Lebanon dan memberikan pendapatan bagi lebih dari 110.000 petani, terhitung 7% dari PDB pertanian.

“Empat puluh ribu pohon berarti 40.000 sejarah. Orang-orang terhubung dengan buah zaitun secara spiritual. Nenek moyang kami menanamnya, dan kami kehilangannya hari ini,” kata Menteri Pertanian Lebanon Abbas Hajj Hassan, dilansir Reuters, Jumat, 3 November 2023. 

Dia menuduh Israel memulai kebakaran dengan menggunakan peluru yang mengandung fosfor putih untuk menghancurkan daerah berhutan yang bisa digunakan oleh pejuang Hizbullah, yang mulai menembakkan proyektil ke Israel sebagai dukungan bagi Hamas dalam eskalasi terburuk di perbatasan sejak perang tahun 2006.

Tentara Israel membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa jenis peluru asap layar asap yang mereka gunakan tidak mengandung fosfor putih. “Peluru asap berisi fosfor putih di militer Israel tidak dimaksudkan untuk menimbulkan kebakaran. Klaim bahwa peluru-peluru ini digunakan untuk tujuan tersebut adalah tanpa dasar,” kata juru bicara Angkatan Darat.

Data kementerian Pertanian menunjukkan sekitar 130 titik api, di 60 desa dan sekitarnya, telah tercatat selama pertempuran. “Buah zaitun ini belum dipanen, artinya kami kehilangan pohon dan musimnya,” kata Hajj Hassan.

“Mereka melemparkan api,” kata Dori Farah, seorang petani di desa perbatasan Alma Al shaab. “Kami tidak akan merasa begitu sedih jika itu adalah pohon berumur dua atau tiga tahun. Tapi, kami memiliki pohon zaitun yang berumur 200 tahun.”

Mohammad el Husseini dari sindikat petani Lebanon selatan mengatakan pemerintah Lebanon tidak akan dapat memberikan kompensasi kepada petani atas kerugian tersebut, dengan negara itu mengalami krisis keuangan yang menghancurkan selama empat tahun.

“Kementerian pertanian Lebanon meminta bantuan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Selasa untuk membantu petani yang terkena dampak dan melakukan pemeriksaan tanah untuk menentukan tingkat kerusakannya,” tambah Hajj Hassan.