5 Aksi Tahanan Kabur Dari Penjara, Ada yang Berhasil Kabur Dari Alcatraz
- Sebanyak 16 tahanan Polsek Tanah Abang melarikan diri usai menjebol besi teralis di ruang tahanan. Setelah itu para tahanan menggunakan sajadah yang disambung untuk turun dari sel. Ternyata aksi tahanan kabur tak hanya di Indonesia. Seperti apa aksi kabur dari penjara lainnya yang sempat membuat heboh dunia? Berikut ulasannya
Dunia
JAKARTA - Sebanyak 16 tahanan Polsek Metro Tanah Abang kabur dari rutan Polsek. Dua tahanan di antaranya sudah kembali ditangkap. Peristiwa ini terjadi pada Senin, 19 Februari 2024 pukul 02.40 WIB. Polisi sedang melakukan pengejaran terhadap para tahanan yang kabur, ada 14 tahanan yang masih diburu.
Sebanyak 16 tahanan Polsek Tanah Abang melarikan diri usai menjebol besi teralis di ruang tahanan. Setelah itu para tahanan menggunakan sajadah yang disambung untuk turun dari sel.
Ternyata aksi tahanan kabur tak hanya di Indonesia. Seperti apa aksi kabur dari penjara lainnya yang sempat membuat heboh dunia? Berikut ulasannya
- Jepang dan Inggris Resesi, Sri Mulyani Beberkan Dampaknya ke RI
- Jokowi Lantik Hadi Sebagai Menko Polhukam dan AHY jadi Menteri ATR/BPN
- Kurun 5 Tahun, BRI Sumbang Dividen dan Pajak Rp149,2 Triliun
Frank Lee Morris dan John & Clarence Anglin
Penjara di Pulau Alcatraz, Amerika Serikat terkenal sebagai salah satu penjara terketat di dunia untuk menaruh penjahat kelas kakap. Tetapi, pada 12 Juni 1962 tiga tahanan berhasil kabur dari penjara tersebut. Tak tanggung-tanggu tiga tahanan diketahui berhasil membobol ketatnya Alcatraz. Mereka adalah Frank Morris, serta John dan Clarence Anglin.
Frank, John, dan Clarence menghabiskan dua tahun menggali dinding sel dan membangun rakit untuk berlayar kabur dari Alcatraz. Agar tak curiga, boneka diletakkan di kasur para napi. Setelah dicari, ditemukan rakit dan pelampung di Teluk San Francisco. FBI menyimpulkan ketiga napi telah wafat dan menutup kasus tersebut pada Desember 1979. Namun, mayat ketiga napi tak ditemukan.
Ronald Silva
Pada 2012, seorang napi pengedar narkoba, Ronald Silva, sempat berhasil melarikan diri dari penjara Penedo, Brazil. Dibantu oleh istrinya Silva mengenakan pakaian perempuan untuk mengelabui petugas.
Semuanya berjalan lancar, Silva berhasil keluar dan tak ada satu pun petugas penjara yang curiga. Namun, saat Silva berjalan menghampiri kawan-kawannya di halte bus, seorang polisi melihat Silva kesulitan berjalan dengan sepatu hak. Polisi kemudian meringkus Silva, 30 menit setelah ia kabur.
Richard Matt dan David Sweat
David Sweat dan Richard Matt, ditempatkan di Lapas Clinton, penjara kelas maksimum di New York. Pada Juni 2015, Sweat dan Matt siap untuk kabur, berbekal menggeraji dinding baja dan meninggalkan boneka di tempat tidur sebagai tipuan.
Tiga minggu setelahnya, Matt terlibat baku tembak dengan polisi dan meninggal. Dua hari kemudian, Sweat berhasil tertangkap setelah sempat melawan dan dipindahkan ke Lapas Five Points. Joyce sendiri mengaku bersalah dan dihukum 7 tahun penjara. Pada Februari 2020 lalu, Joyce bebas bersyarat.
Andrew Rodger, Keith Rose, dan Matthew Williams
Pada 1995, tiga napi kabur dari penjara Parkhurst, Inggris. Mereka adalah Andrew Rodger, Keith Rose, dan Matthew Williams. Ketiganya bekerja di divisi kerajinan besi di penjara, dan mendapatkan peralatan yang cukup untuk memulai usaha mereka.Dengan menghafal bentuk kunci utama milik sipir kepala Parkhurst, ketiga napi menciptakan duplikatnya agar bisa membuka semua pintu Parkhurst.
Selain itu, mereka juga membuat pistol dan tangga setinggi 7,6 meter untuk kabur dari pagar Parkhurst. Namun, empat hari kemudian, Rodger, Rose, dan Williams pun tertangkap lagi!
Choi Gap-Bok
Pada September 2012, kepolisian Daegu, Korea Selatan, menangkap pria berusia 50 tahun bernama Choi Gap-Bok karena tuduhan pencurian.
Choi menggunakan keahlian yoganya selama 23 tahun dan memaksa keluar dari lubang makanan yang sempit. Setelah mengoleskan krim ke badannya, laki-laki setinggi 1,65 meter ini hanya butuh 34 detik untuk keluar dari lubang berukuran selebar 50 sentimeter, setinggi 15 sentimeter saja.
Namun, popularitas tersebut tak bertahan lama karena hanya butuh enam hari untuk menangkap Choi di Gyeongsang Selatan.