Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

5 BUMN Akan Rights Issue dan 2 IPO pada 2022, Ini Daftarnya

  • Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ada lima BUMN yang akan menggelar rights issue dan dua BUMN melakukan initial public offering (IPO) tahun depan.

Korporasi

Daniel Deha

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan ada lima BUMN yang akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue dan dua BUMN melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran saham umum perdana tahun depan.

Menurut Erick, dua aksi korporasi tersebut dilakukan sebagai upaya konsolidasi keuangan perusahaan pelat merah untuk mendapatkan sumber pendanaan sendiri sehingga tidak lagi terus bergantung kepada pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

"Kami dari Kementerian BUMN berusaha keras agar kita juga tidak ingin memberikan beban yang terus-menerus kepada pemerintah apalagi kita tahu pada saat ini defisit anggaran ini sudah melebihi 3 persen," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI dilihat di YouTube Komisi VI DPR, Selasa, 7 Desember 2021.

BUMN Rights Issue

Dalam paparannya, Erick menjelaskan kelima BUMN yang akan menggelar rights issue antara lain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

1. Semen Indonesia

Erick mengatakan rights issue SMGR merupakan bagian strategi konsolidasi perusahaan semen BUMN. SMGR akan melakukan rights issue bersamaan dengan inbreng PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) sebagai bagian dari penguatan bisnis perusahaan.

Rencananya, SMBR menjadi bagian dari holding semen yang nantinya bisa memenuhi kebutuhan semen di wilayah Sumatera Selatan sehingga tidak lagi diambil dari Semen Padang. Nantinya SMBR fokus pada ekspor semen.

Setelah dikonsolidasi, SMBR akan memperkuat footprint semen di Sumatera Selatan. Produk semen Padang tak perlu lagi masuk, tapi akan didukung untuk ekspor ke luar negeri. Sebab, saat ini  banyak negara-negara meminta ekspor semen.

"Kita harus berkompetisi dengan perusahaan perusahaan semen swasta dan asing sehingga tidak mungkin kita biarkan Semen Baturaja ini kondisinya terus menurun," terang Erick.

2. Bank BTN

Rencana rights issue Bank BTN dilakukan sebagai upaya penguatan struktur permodalan infrastruktur perumahan di tengah permintaan yang meningkat pembangunan perumahan.

Erick mengatakan dana hasil rights issue akan dipakai untuk modal BBTN supaya menjadi lebih baik dalam melakukan pembiayaan kepemilikan rumah untuk masyarakat.

"Kenapa kita coba rights issue supaya tadi ada permodalan yang cukup baik untuk pembangunan perumahan rakyat yang memang tugasnya untuk BTN," katanya.

3. Bank BNI

Masih di sektor perbankan, Erick juga bakal menggelar rights issue Bank BNI. Aksi korporasi ini merupakan upaya memperkuat permodalan untuk mendukung aktivitas ekspor Indonesia serentak memperkuat BUMN perbankan.

"Tentu BNI harus diperkuat kita tahu sekarang supply chain dunia sedang terganggu," paparnya.

4. Krakatau Steel

Perusahaan pelat merah yang juga akan rights issue tahun depan adalah Krakatau Steel.

Erick mengatakan, aksi korporasi produsen baja ini merupakan upaya dari restrukturisasi utang yang mencapai US$2 miliar. Dengan demikian, perusahaan berbasis Cilegon, Banten ini menjadi lebih sehat jika tidak ingin mati suri.

"Ini bagian tadi restrukturisasi US$2 miliar yang waktu itu memang menjadi kendala di Krakatau Steel," pungkas Erick.

5. Kimia Farma

BUMN terakhir yang ditargetkan akan rights issue tahun depan adalah Kimia Farma. Anggota holding BUMN farmasi ini perlu diperkuat struktur modalnya dalam menyediakan kebutuhan masyarakat di masa pandemi.

"Suka tidak suka ritel atau distribution untuk Kimia Farma harus diperkuat, supaya makin besar dan bisa masuk ke daerah-daerah yang selama ini Kimia Farma belum punya perwakilan di daerah tersebut," terang Erick.

BUMN IPO

Sementara itu, dua BUMN yang akan melepas sahamnya ke publik tahun depan yaitu cucu PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dan PT ASDP.

1. Pertamina Geothermal Energy (PGE)

Erick mengatakan PGE akan menjadi pimpinan holding perusahaan pelat panas bumi dalam rangka transisi menuju energi terbarukan.

PGE juga sekaligus merupakan alternatif dari pada green elektric untuk listrik yang merupakan bagian dari 15 gigawatt (GW) yang menjadi visi transformasi PT PLN (Persero) dari fosil ke green energy salah satunya melalui geothermal.

"Untuk 2022 kita akan go public Geothermal Energy untuk memberi dorongan mengenai green energy, green economy," kata Erick.

2. ASDP

ASDP adalah BUMN yang bergerak menyediakan akses transportasi publik antarpulau. Aksir korporasi berupa IPO akan memperkuat modal perusahaan melakukan investasi.

Erick mengatakan salah satu investasi yang akan dilakukan ASDP adalah membeli kapal baru. Saat ini banyak kapal milik ASPD yang sudah berusia sangat tua. Guna menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat, pemerintah merasa perlu membeli kapal baru.

"Kalau kita melihat kondisi kapalnya sudah makin tua dan ini tentu membahayakan buat kita kalau kita bersandarkan dengan transportasi yang seperti ini. Keselamatan publik menjadi kunci," ungkap mantan bos Inter Milan.