Ilustrasi ESG
Industri

5 Dampak yang Paling Diinginkan Masyarakat Indonesia dari Investasi Ekonomi Hijau

  • Sebagian besar masyarakat Indonesia memandang positif investasi ekonomi hijau yang mengutamakan nilai lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG.

Industri

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Dalam studinya, PT Schroders Investment Management Indonesia mengemukakan lima dampak yang paling diinginkan masyakarat dalam negeri dari investasi ekonomi hijau.

Menurut studi bertajuk "Keberlanjutan: Laju Perubahan Semakin Cepat" tersebut, sebagian besar masyarakat Indonesia memandang positif investasi ekonomi hijau yang mengutamakan nilai lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG.

Dikutip dari studi yang dirilis Schroders di situs resminya, berikut ini lima dampak yang paling diinginkan masyarakat Indonesia dari investasi ekonomi hijau:

1. kualitas pendidikan (56%),

2. kesehatan (55%),

3. air dan sanitasi yang bersih (36%),

4. mengurangi kesenjangan (36%), serta

5. mengatasi kelaparan (33).

Selain mencatat dampak yang paling diinginkan masyarakat, Schroders juga merangkum tiga faktor teratas yang mendorong orang-orang di dalam negeri untuk meningkatkan investasi di ekonomi hijau.

Pertama, 54% responden mengatakan bahwa keleluasaan untuk memilih investasi yang sejalan dengan preferensi pribadi terkait ekonomi keberlanjutan dapat menjadi faktor pendorong.

Kedua, 48% responden mengungkapkan bahwa faktor yang dapat mendorong mereka untuk meningkatkan investasi di ekonomi hijau adalah lebih banyaknya edukasi tentang investasi berkelanjutan.

Ketiga, 47% responden mengaku akan meningkatkan investasi mereka jika data menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi hijau dapat memberikan imbal hasil investasi yang lebih baik.

Schroders pun mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang dapat menghambat masyarakat dalam negeri untuk berinvestasi di ekonomi hijau.

Pertama, 55% responden mengkhawatirkan kurangnya transparansi dan data yang dilaporkan terkait dampak dari investasi yang sudah dilakukan.

Kedua, 47% responden ragu untuk berinvestasi jika definisi dan kesepakatan tentang investasi berkelanjutan masih kurang jelas.

Ketiga, 39% responden mengkhawatirkan kinerja dari investasi berkelanjutan yang bersandar pada prinsip ESG.

(Catatan: Untuk merampungkan laporan ini, Schroders bekerja sama dengan alan. agency dan iResearch untuk melakukan survei terhadap 23.950 orang di 33 lokasi di seluruh dunia dalam rentang 18 Februari - 7 April 2022.)