Para Pekerja Berjalan di Dekat Ekskavator yang Memuat Batu Bara (Reuters/Kham)
Korporasi

5 Emiten Batu Bara dengan Dividen per Saham Tertinggi 2023

  • Di tengah harga kurang stabil, sejumlah emiten batu bara termasuk ITMG, BSSR hingga PTBA telah bagi-bagi dividen tahun buku 2023.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - Sejumlah emiten batu bara telah bagi-bagi dividen tahun buku 2023. Yang menarik, perusahaan ini tetap membagikan dividen di tengah harga emas hitam tahun lalu yang kurang stabil, hingga mengakibatkan tekanan terhadap laba bersih. 

Dilansir dari Refinitiv rata-rata harga batu bara sepanjang 2023 hanya mencapai US$ 172,05 per ton, jauh di bawah rata-rata 2022 yakni US$345,4 per ton. Penurunan harga tersebut disinyalir akibat kelebihan pasokan dan terganggunya rantai pasok akibat perang Rusia dan Ukraina. 

Situasi tersebut jelas membebani emiten batu bara, terlebih karena Indonesia adalah salah satu negara dengan cadangan batu bara terbesar di dunia, dengan total cadangan sebesar 99,11 miliar ton dan tambahan 35,02 miliar ton cadangan lainnya.

Dari lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat lebih dari 15 emiten yang bergerak di sektor batu bara dari total 87 emiten yang bernaung di IDX Energy. Nah menjelang semester kedua tahun ini, TrenAsia mendata lima emiten batu bara dengan dividen per saham tertinggi untuk tahun buku 2023.

ITMG 

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berada di urutan pertama emiten baru bara yang membagikan dividen per saham terbesar tahun 2023, dengan total Rp4.347 per saham atau US$325,21 juta (Rp5,18 triliun) dari laba bersih. 

Jumlah tersebut terdiri dari dividen interim US$199,27 juta (Rp2.660 per saham) yang dibagikan pada September 2023 dan dividen final US$125,94 juta (Rp1.747 per saham) yang dibagikan pada 25 April 2024.

Per 31 Desember 2023, ITMG mencatatkan laba bersih tercatat US$500,33 juta (Rp7,81 triliun), yang menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$1,2 miliar (Rp18,75 triliun).

Penurunan laba bersih ini sejalan pendapatan perseroan yang anjlok 35% ke level US$2,37 miliar. Meski begitu, emiten batu bara yang mayoritas tambangnya berada Kalimantan ini, masih memiliki sumber daya batu bara sebesar 1,3 miliar ton.

Pada penutupan perdagangan hari Selasa, 25 Juni 2024, saham ITMG ditutup turun 1,26% menjadi Rp23.600 per saham. Dengan harga saham ini, dividen yield perusahaan tersebut mencapai 18,67%.

UNTR 

PT United Tractors Tbk (UNTR) menempati urutan kedua emiten batu bara yang bagi-bagi dividen per saham terbesar tahun 2023, dengan total Rp2.270 per saham atau Rp8,2 triliun dari laba bersih.

Jumlah tersebut terdiri dari dividen interim sebesar Rp701 per saham (Rp2,5 triliun) yang dibayarkan pada Oktober 2023, serta dividen final Rp1.569 per saham (Rp5,7 triliun) yang dibayarkan pada 7 Mei 2024.

Sepanjang 2023, UNTR mencatat laba bersih sebesar Rp20,61 triliun yang mengalami penurunan 1,85% dari tahun sebelumnya Rp21 triliun. Adapun pos pendapatan dari pertambangan batu bara saja berada di level Rp30,50 triliun dari total pendapatan keseluruhan mencapai Rp128,58 triliun.

Nah pada tahun ini, emiten Grup Astra itu membidik penjualan batu bara sebesar 12 juta ton. Target tersebut naik 5% dari target pada 2023 lalu yang sebesar 11,8 juta ton. Saat ini, UNTR tengah memacu diverfikasi lini bisnisnya ke sektor non-batu bara salah satunya energi batu terbarukan. 

Saham UNTR sendiri terpantau melemah sebesar 0,46% ke level Rp21.625 per saham. Nah mengacu harga saham saat ini ini, dividen yield perusahaan tersebut mencapai 10,50%.

BSSR 

Selanjutnya, PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) tercatat membagikan dividen sebesar US$135 juta atau sekitar Rp813,47 per saham. Menariknya, perusahaan ini telah membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebanyak tiga kali.

Sebelumnya, perusahaan batu bara ini telah membagikan dividen interim I dan II pada tanggal 26 September 2023 dan 24 Januari 2024, masing-masing sebesar US$60 juta dan US$20 juta. 

Untuk dividen finalnya, sebesar US$55 juta telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada hari Senin, 24 Juni 2024, yang lalu. Sepanjang 2023, BSSR harus mengalami koreksi laba tahun berjalan sebesar 32,36% menjadi US$162,27 juta.

Pada tahun lalu, BSSR berhasil memproduksi 21,57 juta ton batubara, dengan peningkatan volume penjualan sebesar 46,26% secara tahunan. Pendapatan penjualan juga meningkat menjadi US$1,13 miliar, naik 10,24% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$1,03 miliar.

Dari lantai bursa, saham BSSR ditutup menguat 2,49% ke level Rp4.110 per saham. Apabila mengacu harga saham sekarang, dividen yield perusahaan ini di level 19,70%.

ADRO 

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi salah satu emiten batu bara dengan dividen per saham tertinggi sepanjang tahun buku 2023. Perusahaan yang terafiliasi dengan Garibaldi Thohir ini telah membagikan dividen total sebesar US$800 juta atau Rp400 per saham.

Jumlah dividen yang ditebar tersebut setara dengan 48,74% dari laba bersih tahun buku 2023 yang mencapai US$1,64 miliar. Laba bersih ADRO sendiri tercatat mengalami penurunan sebesar 34,17% secara tahunan.

Nah pembagian dividen ADRO mencakup US$400 juta yang telah dibayarkan sebagai dividen interim pada 12 Januari 2024, sementara sisanya sebesar US$400 juta akan dibagikan sebagai dividen tunai final pada 5 Juni 2024.

Pada akhir tahun lalu, ADRO mencatat sumber daya batu bara sebesar 3,1 miliar ton dan cadangan batu bara sebesar 634,39 juta ton. Untuk tahun ini, ADRO menetapkan target penjualan batu bara sebanyak 67 juta ton.

Saham ADRO terpantau melemah tipis sebesar 0,37% ke level Rp2.710 per saham. Dengan kondisi harga saham sekarang, maka dividen yield perusahaan ini di level 15,10%.

PTBA 

Emiten pertambangan plat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sepanjang tahun buku 2023 tercatat membagikan dividen Rp4,58 triliun atau setara Rp397,71 per saham. Dividen ini telah dibayarkan pada 7 Juni 2024 lalu. 

PTBA mengumumkan pembagian dividen sebesar 75% dari laba bersih tahun 2023, yang mencapai Rp6,11 triliun. Dari segi pendapatan, PTBA berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp38,49 triliun.

Untuk tahun ini, PTBA menetapkan target produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, yang hampir sama dengan produksi tahun buku 2023 sebesar 41,04 juta ton. Selama Januari-Maret 2024, total produksi batu bara PTBA mencapai 7,3 juta ton, meningkat 7% dibanding periode yang sama tahun 2023.

Saham PTBA terpantau melemah 0,82% ke level Rp2.410 per saham. Nah mengacu harga saham saat ini, maka dividen yield perusahaan tersebut berada di level 16,50%.