5 Fakta Menarik Buku Filosofi Teras
- Filosofi Teras sukses memenangkan hati para pembaca karena termasuk salah satu buku yang turut mengerek popularitas Stoikisme di Indonesia.
Gaya Hidup
JAKARTA - Filosofi Stoikisme semakin digemari dan diaplikasikan oleh anak muda di kehidupan mereka karena terbilang relate dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Banyak buku yang bisa dibaca untuk mempelajari lebih mendalam tentang filosofi Stoikisme sebut saja The Daily Stoic, Letters from a Stoic, Meditasi, hingga Filosofi Teras.
Tak kalah populer dengan aliran filsafatnya, Filosofi Teras sukses memenangkan hati para pembaca karena termasuk salah satu buku yang turut mengerek popularitas Stoikisme di Indonesia. Buku karangan Henry Manampiring ini banyak diperbincangkan dan direkomendasikan untuk mereka yang ingin belajar Stoikisme.
- Uni Eropa Mulai Tutup Celah Sanksi, Ekonomi Rusia Diprediksi Makin Tertekan
- Hari Pendidikan Nasional, Begini Cara Buat Anak Semangat Belajar Setiap Hari
- Inilah Maskapai yang Dinobatkan Sebagai yang Terbaik di Dunia
Kira-kira apa saja fakta menarik tentang buku Filosofi Teras?
1. Diambil dari nama tempat para filsuf berdiskusi
Buku Filosofi Teras mengungkap lebih dalam mengenai filosofi stoikisme, yaitu filosofi Yunani Kuno yang telah ada sejak 2300 tahun yang lalu. Lalu mengapa penulis menggunakan kata teras sebagai judulnya?
Ternyata nama teras ini diambil dari nama tempat dimana para filsuf kerap berdiskusi, berbincang dan mendengarkan gurunya membahas tentang filosofi ini di teras.
Seperti dikutip dalam wawancaranya dalam Podcast Thirty Days of Lunch, Henry menyebut bahwa kata Stoa datang dari bahasa Yunani Stoa Poikile, yang artinya teras berpilar. Tempat dimana guru-guru dan murid Stoa belajar yaitu di sebuah teras berpilar di alun-alun Kota Athena.
2. Mencapai cetakan ke-50
Seperti dalam wawancaranya di kanal YouTube Raditya Dika pada 27 April 2023, Henry menyebutkan bahwa bukunya ini telah masuk cetakan ke-50. Tak heran, buku Filosofi Teras memang banyak diburu karena mampu membantu anak muda menghadapi permasalahan mereka seperti kecemasan, overthinking, stres pada hal yang tidak perlu, iri, dan perasaan negatif lainnya.
3. Ditulis dari pengalaman depresi sang penulis
Seperti ditulis dalam prakata bukunya, Henry Manampiring didiagnosa menderita major depressive disorder oleh psikiaternya. Suatu ketika, ia menemukan buku berjudul How To Be A Stoic karya Massimo Pigliucci dan membacanya. Dari situlah ia merasa filosofi teras bisa menjadi "terapi tanpa obat" baginya, dan mulai menulis buku yang mengemas filosofi Stoikisme dalam bahasa Indonesia yang lebih ringan dan mudah dipahami.
4. Buku filosofi yang ringan
Sering disebut sebagai buku panduan hidup zaman now, Filosofi Teras sangat dekat dengan kehidupan anak muda. Bahasa yang digunakan dalam buku ini juga terhitung ringan dan banyak disertai contoh-contoh di kehidupan nyata. Tak hanya itu, buku ini juga dilengkapi dengan desain ilustrasi yang kekinian sehingga sangat jauh dari kesan membosankan.
5. Mega Best Seller dan book of the year
Buku Filosofi Teras berhasil terpilih sebagai Book of the Year di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2019. Tak hanya itu, melansir dari laman website Gramedia, buku ini juga beberapa kali masuk ke dalam daftar buku mega best-seller dan menjadi salah satu buku kategori self improvement dengan penjualan yang terbilang baik.
Nah berikut tadi adalah artikel mengenai 5 fakta menarik buku filosofi teras. Semoga bermanfaat!