5 Fakta Menarik Tol Getaci, Jalan Tol Terpanjang di Indonesia hingga Batal Digarap Konglomerat
- Proyek Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Getaci) mundur dari target bahkan dilelang ulang. Simak faktanya.
Nasional
JAKARTA - Pembangunan proyek Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Getaci) mundur dari target. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan lelang ulang terhadap proyek jalan tol terpanjang di Indonesia ini.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan alasan dilakukannya lelang ulang karena tidak terjadinya penandatanganan perjanjian dukungan pembiayaan perbankan atau financial close dari PT Jasamarga Gedebage Cilacap.
Konsorsium ini adalah Badan Usaha Jalan Tol yang akan membangun Tol Getaci, yang merupakan tol terpanjang di Indonesia.
"Dilelang ulang karena secara kontrak statusnya default," katanya, dikutip Kamis, 19 Januari 2023.
Berikut fakta menarik dari proyek pembangunan Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Getaci).
- Rekomendasi 5 Film Netflix Terpopuler Bulan Januari di Indonesia
- Makin Hemat Kuota Internet! Ini Cara Download Lagu Format MP3 Tanpa Install Aplikasi Khusus
- Dikirim ke Ukraina, Tank Challenger 2 Inggris Mimiliki Reputasi Hampir Tidak Masuk Akal
1. Tol Terpanjang di Indonesia
Jalan Tol Getaci merupakan tol terpanjang di Indonesia dan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Nilai investasi untuk pembangunan tol dengan panjang 206,65 kilometer (km) ini mencapai mencapai Rp56,2 triliun.
Tol ini dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Pemerintah hanya menanggung biaya pengadaan tanah sekitar Rp 11,9 triliun.
Pada 31 Januari 2022, PT Jasamarga Gedebage Cilacap menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) berikut Perjanjian Penjaminan dan Perjanjian Regres Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Jalan Tol.
Pembangunan Tol Getaci bertujuan untuk memperlancar konektivitas dan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di selatan Jawa Barat.
Konektivitas ke daerah selatan Pulau Jawa khususnya Jawa Barat semakin menurun karena kepadatan lalu lintas. Contohnya, saat ini dari Tasik ke Bandung yang jaraknya hanya 100 km bisa mencapai 3 jam. Maka, kebutuhan akan jalan bebas hambatan ini merupakan suatu keniscayaan karena di wilayah selatan itu banyak sekali pusat-pusat pertumbuhan, namun konektivitasnya masih kurang bagus.
2. Melintasi Dua Provinsi
Tol Getaci melintasi dua provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat sepanjang 171,40 km dan Provinsi Jawa Tengah sepanjang 35,25 km dengan total panjang 206,65 km.
Pembangunan jalan tol ini ini akan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama Gedebage – Tasikmalaya rencananya akan mulai dibangun pada tahun 2022 dan selesai di tahun 2024. Sementara untuk tahap kedua yakni Tasikmalaya – Cilacap konstruksinya dimulai pada 2027 dan selesai di 2029.
Dari dua tahap itu terbagi menjadi 4 seksi dengan masing-masing 2 seksi. Adapun Seksi 1 Junction Gedebage – Garut Utara sepanjang 45,20 km, seksi 2 Garut Utara - Tasikmalaya (50,32 km), seksi 3 Tasikmalaya – Patimuan (76,78 km), dan seksi 4 Patimuan – Cilacap (34,35 km).
Tol ini akan memiliki 9 buah simpang susun dan 1 buah junction, yaitu junction Gedebage yang akan terkoneksi dengan jalan tol Padalarang – Cileunyi (Padaleunyi). Jalan tol Getaci juga akan memiliki 2x2 lajur dengan lebar lajur 3,6 meter, serta akan dibangun dengan desain struktur at grade sepanjang 175,27 km, struktur elevated sepanjang 22,26 km, dan pile slab sepanjang 9,12 km.
3. Digarap Konsorsium BUMN dan Konglomerasi
PT Jasamarga Gedebage Cilacap menjadi BUJT yang akan menggarap proyek Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap. Konsorsium ini adalah satu-satunya peserta prakualifikasi dan menjadi satu-satunya peserta yang lolos prakualifikasi untuk mengikuti tahap akhir proses penetapan pemenang lelang investasi. Pengusahaan jalan tol ini juga diinisiasi oleh konsorsium Pemrakarsa Badan Usaha (Unsolicited).
PT Jasamarga Gedebage Cilacap mendapat konsesi selama 40 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang dilaksanakan oleh PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC).
Ada beberapa nama konglomerat Indonesia di balik proyek ini, hal ini terlihat dari daftar perusahaan atau grup usaha di proyek ini.
Adapun kepemilikan saham pada konsorsium ini yaitu saham utama sebesar 32,5% dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Saham kolektif sebesar 67,5% dimiliki oleh masing-masing Kemitraan PT Daya Mulia Turangga (13,38%) – PT Jasa Sarana (0,75%) – PT Gama Group (13,38) sehingga total sebanyak 27,5%. Kemudian, PT Waskita Karya (Persero) Tbk 20%, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 10%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 10%.
Nama perusahaan seperti Jasa Marga, PT PP, Waskita, dan Wijaya Karya adalah perwakilan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sedangkan dari sektor swasta ada PT Daya Mulia Turangga - PT Sarana - PT Gama Group. Siapa kah mereka?
- Arsenal Harus Keluarkan Hampir Setengah Triliun untuk Leandro Trossard
- 5 Prinsip Hidup Stoikisme, Obat Penawar Bagi Problem Manusia Modern
- Jelang Libur Panjang Imlek, 63 Ribu Tiket dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen Terjual
Gama Group dimiliki oleh salah satu orang paling kaya di Indonesia yaitu pengusaha perkebunan sawit Martua Sitorus. Berdasarkan data real time Forbes, kekayaannya mencapai US$ 3,1 miliar. Ia juga pemilik konglomerasi sawit Wilmar Group.
Sementara nama Yusuf Hamka berada di balik perusahaan miliknya yaitu PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), menjadi salah satu pemegang saham PT Jasa Sarana, yang merupakan BUMD Jabar.
Berdasarkan daftar pemegang saham perseroan per 31 Desember 2020, 79,11% saham PT Jasa Sarana dipegang oleh Pemprov Jabar, PT Indec Internusa 0,16%, PT Bakrieland Development Tbk 3,76%, dan 16,95% dimiliki PT Citra Marga Nusaphala Persada (Tbk).
Keberadaan konglomerat tol Yusuf Hamka di proyek tol Jawa Barat juga tergabung dalam PT Citra Marga Lintas Jabar, yang pemegang sahamnya PT Citra Marga Nusaphala Persada (Tbk)80%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 19,88%, PT Jasa Sarana1,26%.
4. Waskita Karya Mundur
Sebagai salah satu anggota konsorsium, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menjelaskan, pihaknya sedang menjalankan proses untuk keluar dalam konsorsium proyek Tol Getaci.
Ia mengaku, alasan Waskita Karya mundur dari proyek tersebut karena sedang masa restrukturisasi dan likuiditas perusahaan yang terbatas saat ini.
Adapun restrukturisasi tersebut diikat dalam perjanjian Mutual Recognition Agreement (MRA) atau pemenuhan kewajiban finansial.
Dengan demikian, Waskita Karya tidak sepenuhnya kehilangan peluang dari proyek Getaci. Sebab, perusahaan pelat merah ini akan mengikuti tender konstruksi dari proyek tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022, WSKT memiliki total liabilitas jangka pendek senilai Rp 19,95 triliun. Adapun utang usaha WSKT tercatat mencapai Rp6,49 triliun.
5. Tender Ulang Proyek
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan pihaknya sudah mulai proses tender ulang Tol Getaci di Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Meskipun target konstruksi Tol Getaci akan mundur, Hedy memastikan pengadaan lahan untuk jalan tol tersebut tetap berjalan.
"Untuk pengadaan lahannya jalan terus sampai dengan Garut untuk pembangunan tahap satu. Pembebasan atau pengadaan lahan ini dilakukan oleh Kementerian PUPR," ujar Hedy.
Konstruksi Jalan Tol Getaci, akan dilaksanakan setelah ada investor yang memenangkan lelang ulang tersebut.
Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan mundurnya pengerjaan Jalan Tol Getaci disebabkan oleh belum siapnya investor untuk memulai pengerjaan. Menurutnya, mundurnya salah satu investor dalam konsorsium Jalan Tol Getaci mempengaruhi kesiapan investor untuk memulai pembangunan.
"Sekarang tinggal di investornya saja, mereka untuk konsolidasi lagi, atau siapa yang nanti akan lead, apakah tetap Jasa Marga atau yang lain," katanya.