5 Fakta Terkait Rencana Merger Garuda Oleh Erick Thohir
- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir belum lama ini mengungkapkan rencana merger (penggabungan) terhadap tiga entitas BUMN penerbangan yang meliputi Garuda, Citilink, dan Pelita Air.
Nasional
JAKARTA--Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir belum lama ini mengungkapkan rencana merger (penggabungan) terhadap tiga entitas BUMN penerbangan yang meliputi Garuda, Citilink, dan Pelita Air.
Ketiga maskapai tersebut akan dilebur menjadi satu untuk optimalisasi dan efisiensi klaster maskapai. Berikut merupakan sederet rangkuman terkait rencana merger maskapai pelat merah oleh Menteri BUMN.
Tekan Logistik
Erick Thohir membeberkan dua alasan terkait dengan rencana merger ketiga maskapai pelat merah tersebut. Alasan pertama yaitu sebagai upaya menekan biaya logistik (logistic cost) sehingga akan membuat industri penerbangan menjadi lebih efisien dari awalnya biaya mencapai 23% dapat diturunkan menjadi 11%.
Tutup Kekurangan Jumlah Pesawat
Alasan selanjutnya yaitu merger ketiga maskapai tersebut dapat memperkuat industri penerbangan Indonesia, salah satunya lewat penambahan armada di masa depan. Erick menyebut jika saat ini Indonesia baru memiliki sejumlah 550 unit pesawat dari total kebutuhan sebanyak 729 unit pesawat.
Oleh sebab itu masih terdapat kekurangan sebanyak 179 hingga 200 unit pesawat. Hal tersebut diketahui berdasarkan perbandingan antara Indonesia dan Amerika Serikat.
- Domino's Pizza Gulung Tikar di Rusia
- Putin: BRICS Siap Penuhi Aspirasi Global
- Melihat Kekayaan Budaya dan Produk UMKM RI dalam Cultural Fair 2023
Flag Carrier
Tidak hanya itu, rencana merger tersebut juga sebagai upaya penyelamatan Garuda sebagai flag carrier. Hal itu karena Indonesia membutuhkan adanya maskapai penerbangan nasional sebagai wujud pemenuhan perhubungan di wilayahnya.
Respons Maskapai
Garuda buka suara perihal adanya rencana peleburan tiga maskapai pelat merah tersebut oleh Menteri BUMN. Direktur Utama (Dirut) Garuda, Irfan Setiaputra menyatakan bahwa menyambut baik rencana tersebut dan mendukung wacana peleburan tersebut. Terkait rencana itu hingga saat ini penjajakan terkait aksi korporasi tersebut berlangsung secara intensif.
Adapun rencana merger tersebut masih pada tahap awal. Garuda juga mengeksplorasi peluang bisnis dari adanya sinergi antar maskapai guna mengoptimalkan kinerja dan memperkuat ekosistem bisnis aviasi. Rencana merger tersebut menjadi sinyal positif bagi perusahaan pasca restrukturisasi guna menguatkan fundamental kinerja.
- Domino's Pizza Gulung Tikar di Rusia
- Putin: BRICS Siap Penuhi Aspirasi Global
- Melihat Kekayaan Budaya dan Produk UMKM RI dalam Cultural Fair 2023
Wacana Lama Kembali Bergaung
Sebelumnya, rencana merger terhadap Garuda sudah pernah bergulir pada era menteri BUMN Rini Sumarno. Pada masa itu Garuda direncanakan akan dimerger dengan PT Angkasa Pura I (Persero) (AP I) dan PT Angkasa Pura II (Persero) (AP II).
Kala itu tidak hanya Garuda saja yang diwacanakan untuk dilakukan merger tetapi juga PT KAI yang diwacanakan akan dimerger dengan PT INKA. Skema merger pada masa Rini Sumarno berbeda dengan rencana saat ini sebab Erick Thohir akan melebur Garuda bersama dua maskapai pelat merah lainnya.
Peleburan BUMN yang bergerak pada bidang yang sama telah terjadi pada Pelindo dimana PT Pelindo I, PT Pelindo II, PT Pelindo III, dan PT Pelindo IV dilebur menjadi satu dalam entitas bernama PT Pelindo II.