5 Importir China Siap Tampung Ekspor RI Rp8,3 Triliun, Termasuk Kerupuk
Indonesia kembali berpeluang meraup ekspor senilai Rp8,3 triliun dari kerja sama terbaru antara pemerintah dan China melalui Letter of Intent (LoI) pada Indonesia-China Business Forum & Business Matching (ICBFBM).
Nasional
JAKARTA – Indonesia kembali berpeluang meraup ekspor senilai Rp8,3 triliun dari kerja sama terbaru antara pemerintah dan China melalui Letter of Intent (LoI) pada Indonesia-China Business Forum & Business Matching (ICBFBM).
Penandatanganan LoI dilakukan oleh lima importir China untuk pembelian produk pada 2021. Produknya yaitu batu bara, buah tropis, produk turunan kelapa, produk perikanan, makanan dan minuman, dan produk pertanian lainnya.
“ICBFBM dapat memperkuat kerja sama serta menghasilkan potensi transaksi bisnis bagi pelaku usaha kedua negara di tengah perlambatan ekonomi dan perdagangan global serta pandemi COVID-19,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Kasan, Selasa, 10 November 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Acara ini diikuti oleh 16 pelaku usaha Indonesia dan lima buyer asal China. Produknya antara lain buah segar, kopi, keripik buah, minuman herbal, minuman jeli, makanan ringan (snack, wafer, biskuit, layer cake, cream cake).
Lalu kerupuk, fiber crème, bumbu masak, perasa, dan produk turunan kelapa (nata de coco dan krim kelapa).
Kerja Sama 2 Negara
Kemendag mencatat, negara tujuan ekspor Indonesia masih didominasi China (18,37%), Amerika Serikat (12,14%), dan Jepang (8,43%). Bagi China, Indonesia merupakan negara pemasok ke-15 setelah Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Singapura di negara ASEAN.
Total perdagangan Indonesia-China pada Januari-September 2020 mencapai US$50,27 miliar, turun 4,20% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke China mencapai nilai US$21,81 miliar yang didominasi ekspor nonmigas dengan kontribusi sebesar US$20,44 miliar.
Nilai ini naik sebesar 9,78% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara itu, nilai impor Indonesia dari China mencapai US$28,46 miliar.
Adapun total perdagangan kedua negara pada 2019 mencapai US$72,89 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke China periode Januari-Agustus 2020 masih didominasi produk manufaktur.
Selain itu, ada sektor makanan dan minuman termasuk salah satu sektor prospektif dan sebagian kecil industri yang tidak mengalami kontraksi selama tujuh bulan pertama pada tahun ini. Pada 2019, total nilai ekspor Indonesia ke China untuk sektor pangan olahan mencapai US$ 249,65 juta. (SKO)