5 Keuntungan dan Kerugian Investasi di Saham IPO
- Contoh sukses adalah saham Facebook. Pada tahun 2012, saham Facebook dijual perdana dengan harga US$38 per saham saat IPO, dan saat ini harganya berada di angka US$509,96 per saham.
Bursa Saham
JAKARTA - Investasi di saham Initial Public Offering (IPO) sering kali menarik perhatian para investor karena potensi keuntungan yang besar. Namun, seperti semua investasi, terdapat risiko yang harus dipertimbangkan. Berikut adalah lima keuntungan dan kerugian dari investasi di saham IPO.
Keuntungan Investasi di Saham IPO
Potensi Keuntungan Besar
Salah satu daya tarik utama investasi di saham IPO adalah potensi keuntungan besar dalam waktu singkat. Saham IPO sering kali dibeli pada harga yang lebih rendah sebelum naik ketika diperdagangkan secara publik.
Contoh sukses adalah saham Facebook yang mengalami lonjakan harga signifikan setelah IPO. Pada tahun 2012, saham Facebook dijual pada harga US$38 per saham saat IPO dan per hari ini Kamis, 4 Juli 2024, harganya berada di angka US$509,96 per saham.
- Anak Buah Budie Arie Mundur dari Jabatan, Berikut Profil Semuel Pangerapan
- Budi Harto: Bos BUMN Karya Yang Dipercaya Mengelola PMN Terbesar
- Tantangan dan Peluang BTPS di Tengah Dinamika Ekonomi dan Teknologi
Kesempatan Menjadi Investor Awal
Investor memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari pertumbuhan awal perusahaan. Dengan berinvestasi pada tahap awal, investor dapat menikmati apresiasi nilai saham seiring berkembangnya perusahaan.
Diversifikasi Portofolio
Menambahkan saham IPO ke dalam portofolio investasi dapat membantu diversifikasi dan mengurangi risiko keseluruhan. Diversifikasi membantu melindungi portofolio dari volatilitas pasar. Menambah saham IPO dari sektor teknologi atau kesehatan dapat melengkapi portofolio yang mungkin sudah memiliki saham dari sektor tradisional seperti keuangan atau manufaktur.
Akses Informasi Terbuka
Perusahaan yang go public harus mengungkapkan informasi keuangan mereka kepada publik. Hal ini memberikan transparansi yang lebih besar dan memungkinkan investor membuat keputusan yang lebih terinformasi. Prospektus IPO memberikan detail mendalam tentang keuangan perusahaan, rencana bisnis, dan risiko potensial.
Sentimen Positif Pasar
IPO sering kali menarik perhatian media dan investor, menciptakan sentimen positif yang dapat meningkatkan permintaan dan harga saham. IPO dari perusahaan terkenal seperti Airbnb atau Uber mendapatkan liputan media yang luas, menarik minat besar dari investor ritel dan institusi.
Kerugian Investasi di Saham IPO
Volatilitas Tinggi
Saham IPO cenderung sangat volatil, terutama pada hari-hari awal perdagangan. Fluktuasi harga yang tajam dapat menyebabkan kerugian signifikan bagi investor yang tidak siap. Saham Snapchat anjlok lebih dari 20% dalam beberapa bulan setelah IPO pada tahun 2017.
Kurangnya Riwayat Performa
Karena merupakan perusahaan baru di pasar saham, investor tidak memiliki data historis yang cukup untuk menganalisis performa masa lalu. Hal ini membuat penilaian risiko menjadi lebih sulit. Beberapa perusahaan yang IPO pada tahun-tahun awal sering kali belum menunjukkan profitabilitas yang konsisten, meningkatkan risiko investasi.
Penilaian yang Berlebihan
IPO sering kali overhyped, menyebabkan penilaian yang berlebihan dan harga saham yang tidak realistis. Setelah antusiasme awal mereda, harga saham bisa jatuh. Saham Blue Apron kehilangan lebih dari 80% nilainya dalam tahun pertama setelah IPO pada 2017, karena valuasi awal yang terlalu tinggi.
Risiko Kinerja Perusahaan
Investasi di saham IPO berarti menaruh kepercayaan besar pada kinerja perusahaan yang belum terbukti di pasar publik. Jika perusahaan gagal memenuhi ekspektasi, harga saham bisa merosot. Saham WeWork mengalami kegagalan besar setelah rencana IPO dibatalkan karena kekhawatiran tentang model bisnis dan manajemen perusahaan.
Ketidakpastian Pasar
IPO sering kali terjadi dalam kondisi pasar yang tidak pasti. Perubahan tiba-tiba dalam kondisi ekonomi atau sentimen pasar dapat mempengaruhi kinerja saham IPO secara drastis. Krisis ekonomi atau perubahan regulasi dapat membuat harga saham IPO turun, meskipun perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik.