<p>Awak Media mengambil gambar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum&#8217;at, 17 Juli 2020. Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat koreksi 0,21 persen di akhir sesi pertama perdagangan Jumat 17 Juli 2020. Kekhawatiran terkait gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19) dan aksi ambil untuk atau profit taking dinilai menjadi penyebab koreksi indeks. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

5 Musim Jual Beli Saham yang Penting untuk Diketahui

  • 5 Musim yang menggerakkan IHSG adalah window dressing, santa claus rally, January effect, sell in May and go away, dan earning season.
Pasar Modal
Azura Azka Syavira

Azura Azka Syavira

Author

Dalam dunia investasi terdapat 5 musim yang memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Musim-musim ini biasanya terjadi karena faktor fundamental perusahaan, kondisi geopolitik Tanah Air, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi global, dan beberapa faktor eksternal lainnya. Berikut 5 musim jual beli saham yang penting diketahui

1. Window Dressing

Strategi Window Dressing biasanya digunakan oleh para Manager Investasi untuk memperindah portofolio sahamnya. Hal yang dilakukan yaitu dengan memindahkan portofolio dengan kinerja yang tidak bagus ke saham dengan proyeksi terbaik. Musim ini dimulai tiga bulan terakhir menjelang tutup tahun hingga Desember dimana pada periode tiga bulain ini biasanya harga saham akan naik.

2. Santa Claus Rally

Istilah ini menggambarkan sebuah fenomena di mana nilai pasar saham cenderung meningkat selama minggu terakhir bulan Desember dan memasuki dua hari perdagangan pertama tahun baru. Terjadinya Santa Claus Rally disebabkan dari pertimbangan pajak hingga investor yang membeli saham dengan bonus liburan mereka.

3. January Effect

Pada bulan Januari biasanya para pemain saham meyakini kalau harga pasar saham bergerak naik. Ada beberapa faktor yang mendasari naiknya saham pada bulan Januari ini, mulai dari bonus yang sudah diterima oleh para karyawan dan dialokasikan untuk investasi saham dan juga Januari merupakan bulan pertama dalam kalender di mana banyak orang atau lembaga keuangan mulai mengatur rencana keuangannya kembali. Walaupun tren pasanya naik pada 2 minggu pertama, namun pada musim ini nilai saham tidak selalu naik seperti musim Window Dressing.

 4. Sell in May and Go Away

Sebutan musim saham ini muncul di London dengan istilah lengkapnya adalah Sell in May and go away until St Leger’s Day. Sell in May and Go Away adalah musim di mana sering terjadinya aksi jual saham pada musim panas. Di Indonesia para investor beranggapan bahwa 6 bulan antara bulan Mei dan Oktober adalah periode negatif pergerakan saham, sehingga banyak saham dijual dengan alasan menghindari kemungkinan penurunan harga saham yang lebih rendah lagi dari bulan lainnya.

5. Earning Season

Earning Season adalah istilah di mana laporan keuangan perusahaan banyak dipublikasikan. Sebagai perusahaan publik, setiap perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), wajib memberikan laporan keuangan secara kuartalan alias per tiga bulan. Saat periode-periode tersebut, apabila kinerjanya baik maka memungkinkan harga saham juga naik. Periode tersebut adalah saat bulan April, Juli, Oktober dan juga Januari.