5 Tahun Lagi 400.000 Kendaraan Listrik Ditarget Ngaspal di Indonesia
Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong produksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL-BB) demi mengurangi emisi karbon. Pemerintah menargetkan penggunaan kendaraan listrik mencapai 400 ribu unit di tahun 2025.
Nasional & Dunia
JAKARTA – Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong produksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL-BB) demi mengurangi emisi karbon. Pemerintah menargetkan penggunaan kendaraan listrik mencapai 400.00 unit di tahun 2025 atau sekitar lima tahun lagi.
“Indonesia memiliki peluang dan potensi besar dalam pengembangan kendaraan listrik. Hal ini didukung dengan tingkat kepemilikan kendaraan roda empat yang masih relatif rendah, serta kesiapan untuk membentuk ekosistem kendaraan listrik dengan penyiapan infrastruktur yang sudah mulai bergerak,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi, Selasa, 3 Maret 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Regulasi yang dimaksud adalah Peraturan Presiden (Perpres) 55 tahun 2019 tentang percepatan KBL-BB untuk transportasi jalan. Guna mendukung pengembangan KBL-BB, Kemenperin juga telah menyusun peta jalan industri otomotif secara keseluruhan, termasuk di dalamnya terkait kendaraan bermotor listrik.
Di dalam peraturan tersebut, pemerintah menargetkan 20% dari total unit kendaraan roda empat atau lebih merupakan Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) pada tahun 2025, termasuk KBL-BB.
Penggunaan KBL-BB ditargetkan mencapai 400 ribu unit di 2025. Kebijakan ini ada untuk mengurangi emisi karbon yang diperkirakan sebesar 1,4 juta ton sekaligus mampu menghemat bahan bakar minyak (BBM) hingga sekitar 5 juta barel atau sekitar US$251 juta.
“Di tahun 2030, (KBL-BB) ditargetkan jumlahnya meningkat menjadi 600.000 unit atau 25% dari total produksi sebanyak 3 juta unit,” ujar Menperin.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier juga menyebut Kemenperin terus berkoordinasi secara intensif dengan kementerian dan lembaga lainnya dalam mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
“Antara lain berkaitan dengan investasi, insentif, penyediaan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Termasuk juga mengenai pengaturan tarif tenaga listrik dengan pemberian insentif dari PLN,” ujarnya.
Taufik juga menyebut terdapat beberapa perusahaan yang telah berkomitmen mengembangkan kendaraan listrik dan ditargetkan menghasilkan mobil listrik Completely Knock Down (CKD).
Sebelumnya juga disebutkan bahwa Toyota Group menyatakan berminat berinvestasi sebesar US$2 miliar atau setara Rp28 triliun (dengan asumsi Rp14.000 per dolar AS). Investasi ini berbentuk produksi mobil hibrida dan listrik yang juga mendukung upaya mengurangi emisi karbon.