<p>Ilustrasi rumah murah bersubsidi dalam program Tapera. / Facebook @ppdpp.pupr</p>
IKNB

5 Tahun sebelum Iuran Tapera Dicanangkan, Pertumbuhan FLPP Terus Menurun

  • Jika diproyeksikan untuk sepanjang tahun 2024 dengan tingkat penyaluran yang konsisten di jumlah yang tersalurkan hingga Mei 2024, diperkirakan akan ada sekitar 189.159 unit rumah yang didanai untuk keseluruhan tahun, yang menunjukkan penurunan sebesar 17,40% dalam jumlah unit rumah dibandingkan tahun 2023.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Pertumbuhan penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) cenderung melemah dalam kurun waktu lima tahun ke belakang sebelum program iuran wajib Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dicanangkan melalui Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2024.

Berikut ini adalah perbandingan kinerja realisasi dana FLPP selama lima tahun terakhir.

Realisasi Dana dan Unit Rumah

Dana FLPP yang disalurkan pada tahun 2019 mencapai Rp7,6 triliun untuk 77.564 unit rumah Tahun berikutnya, tercatat penyaluran dana FLPP sebesar Rp11,23 triliun atau naik 47% dibanding tahun sebelumnya. Unit rumah yang dihasilkan dari penyaluran tersebut mencapai 109.253, naik 40%.

Pada tahun 2021, dana FLPP yang disalurkan mencapai Rp19,57 triliun atau melonjak 74% dibanding tahun sebelumnya. Jumlah rumahnya mencapai 178.728 unit rumah, meningkat 63%.

Pada tahun 2022, dana FLPP yang disalurkan mencapai Rp25,15 triliun, naik 28%. Dana tersebut disalurkan untuk 226.000 unit rumah, meningkat 26% dari tahun sebelumnya. 

Tahun berikutnya, 2023, terjadi peningkatan dengan total dana mencapai Rp26,32 triliun untuk 229.000 unit rumah, menunjukkan peningkatan dana sebesar 4,65% dan peningkatan unit rumah sebesar 1,33%. 

Hingga akhir Mei 2024, dana yang telah disalurkan mencapai Rp9,5 triliun untuk 78.733 unit rumah. 

Jika diproyeksikan untuk sepanjang tahun 2024 dengan tingkat penyaluran yang konsisten di jumlah yang tersalurkan hingga Mei 2024, diperkirakan akan ada sekitar 189.159 unit rumah yang didanai untuk keseluruhan tahun, yang menunjukkan penurunan sebesar 17,40% dalam jumlah unit rumah dibandingkan tahun 2023.

Dari gambaran di atas, diketahui bahwa seiring berjalannya waktu, jumlah peningkatan realisasi dana FLPP terus mengalami penurunan hingga tahun 2023.

Distribusi Geografis dan Partisipasi Daerah

Penyaluran dana FLPP mencakup seluruh 33 provinsi di Indonesia selama tiga tahun berturut-turut (2022-2024). Pada tahun 2022, program ini menjangkau 398 kabupaten/kota, meningkat menjadi 401 kabupaten/kota pada tahun 2023, dan sedikit menurun menjadi 380 kabupaten/kota pada tahun 2024. 

Beberapa daerah yang mencatat realisasi penyaluran unit rumah yang signifikan antara lain Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Bogor, serta Kota Palembang dan Kendari.

Profil Penerima Manfaat

Mayoritas penerima manfaat dari program FLPP berasal dari sektor swasta. Pada tahun 2022, penerima manfaat dari sektor swasta mencapai 93,98%, sementara pada tahun 2023 menurun menjadi 81,66%, dan pada tahun 2024 menjadi 77,59%. 

Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga menjadi kelompok penerima manfaat yang signifikan. 

Dari sisi jenis kelamin, penerima manfaat mayoritas adalah laki-laki dengan persentase yang sedikit menurun dari 67,51% pada tahun 2022, menjadi 64,71% pada tahun 2024. 

Kelompok usia penerima manfaat didominasi oleh mereka yang berusia 19-30 tahun, menunjukkan fokus program ini pada generasi muda.

Baca Juga: Tapera Masih Perlu Genjot Realisasi FLPP Rp4,5 Triliun pada 2024

Kelompok Penghasilan

Penerima manfaat program FLPP sebagian besar memiliki penghasilan antara Rp3 juta hingga Rp 4 juta perbulan dalam rentang waktu 2022-2024. 

Pada tahun 2022, kelompok ini mencakup 36,72% penerima manfaat, sementara pada tahun 2023 dan 2024 masing-masing mencakup 33,57% dan 29,59%. 

Angsuran dan Harga Rumah

Sebagian besar penerima manfaat memilih angsuran bulanan antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. Pada tahun 2022, 67,17% penerima manfaat memilih skema angsuran ini, meningkat menjadi 74,36% pada tahun 2023, dan 86,55% pada tahun 2024. 

Harga rumah yang paling banyak dibiayai berada di kisaran Rp150 juta hingga Rp175 juta, dengan persentase sebesar 86,57% pada tahun 2022, sedikit menurun menjadi 84,23% pada tahun 2023, dan 74,67% pada tahun 2024.

Luas Bangunan dan Tanah

Luas bangunan yang paling banyak dibeli berkisar antara 31 m² hingga 36 m². Pada tahun 2022, luas bangunan ini mencakup 56,77% dari total rumah yang didanai, meningkat menjadi 58,32% pada tahun 2023, dan 60,13% pada tahun 2024. Sementara itu, luas tanah yang paling umum adalah antara 60 m² hingga 90 m².

Peran Perbankan dalam Penyaluran Dana

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN/BBTN) menjadi bank dengan porsi penyaluran terbesar, mencakup 54,57% pada tahun 2022. 

Kemudian, pada tahun 2023, porsi penyaluran FLPP BTN meningkat menjadi 55,16% pada tahun 2023, dan menurun menjadi 50,73% hingga Mei 2024.