<p>Ilustrasi investasi emas di Tanamduit. / Facebook @tanamduit.id</p>
Gaya Hidup

5 Tips Terhindar dari Patah Hati yang Memicu Kecerobohan Finansial

  • Patah hati bukan cuma menguras emosi, tapi juga bisa menguras kantong. Ini tips yang bisa menghindarkan kamu dari rugi finansial karena patah hati.

Gaya Hidup
Gloria Natalia Dolorosa

Gloria Natalia Dolorosa

Author

JAKARTA – Patah hati pangkal dari semuanya. Keinginan melarikan diri dari bayangan sang mantan ternyata menimbulkan masalah baru.

Nada tidak pernah mengira emosi sesaat yang diharapkan bisa mengobati patah hati mendorongnya mengambil cicilan mobil. Keputusan yang membuatnya menyesal hingga detik ini.

Uang mukanya saja sudah menguras habis tabungannya yang dikumpulkan selama 5 tahun bekerja. Tak hanya itu, angsuran setiap bulan memangkas 30% gajinya.

Kemacetan Jakarta semakin menambah rumit pikiran Nada. Semula ia menduga mobil bisa menjadi moda transportasi yang memudahkan hidup. Nyatanya Nada membuang banyak waktu  di jalan. Apalagi, ditambah mencari tempat parkir.

Setelah satu tahun mencicil, Nada berpikir tak ada gunanya memiliki mobil. Ternyata selama ini ia membeli barang yang tak dibutuhkan atau bukan menjadi prioritasnya.

Sekarang mobil hanya terparkir cantik di garasi rumah orangtua Nada di Yogyakarta. Terlintas di benaknya menyewakan mobil itu agar terasa nilai gunanya.

Sejak itu Nada lebih nyaman menggunakan jasa ojek online mengantarkannya dari satu titik ke titik lain. Lebih cepat sampai.

Nasi telah menjadi bubur. Tak ada gunanya menyesal. Saat ini Nada fokus membayar angsuran mobil yang selesai tahun depan.

Mungkin kamu pernah atau sedang mengalami hal yang sama dengan Nada. Tentunya pelajaran hidup ini menjadikan kita berhati-hati terutama dalam mengatur keuangan.

Lima tips berikut bisa membuatmu terhindar dari kecerobohan finansial hanya karena patah hati:

1. Jangan libatkan emosi sebelum membeli barang

Pernah mendengar istilah impulse buying? Membeli barang tanpa ada niat sebelumnya. Pembelian tanpa rencana atau pembelian seketika. Kalau barang yang kamu beli harganya murah rasa penyesalannya tentu tidak sebesar barang dengan harga tinggi. Apalagi sampai membuat kantong kamu jebol.

2. Pertimbangkan dulu apakah barang yang ingin dibeli berguna atau tidak

Sedih ditinggal mantan? Atau ingin menunjukkan bahwa kamu juga bisa eksis tanpa kehadiran mantan yang selalu menemani? Akibatnya, kamu membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan seperti kasus Nada. Kuncinya adalah selalu berpikir matang sebelum membeli barang.

3. Prioritaskan kebutuhan yang lebih penting

Untuk kasus Nada yang berusia 30 tahun dan masih sendiri, akan lebih baik gaji atau tabungan yang ada digunakan untuk berinvestasi. Ia bisa mengalokasikan Rp 900 ribu per bulan dari penghasilan sebesar Rp 10 juta.

Dalam kurun waktu Rp 25 tahun dengan target hasil Rp 3 miliar, Nada bisa memilih reksadana saham dengan asumsi imbal hasil 25%.

Diasumsikan Rp 3 miliar itu bisa digunakan sebagai biaya hidup pada masa pensiun nanti dengan standar hidup yang sama dengan saat ini. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

4. Diskusi itu penting

Nada mengaku sebelum mengambil cicilan mobil tidak berdiskusi dengan orangtuanya. Ia juga tidak meminta tanggapan dari teman-temannya. Semuanya dilakukan dalam sekejap.

Maka sebelum kamu membeli barang apalagi harganya terbilang mahal, ada baiknya mendiskusikan rencana itu dengan orang-orang terdekatmu. Masukan dari mereka itu penting agar kamu tidak menyesal kemudian.

5. Banyak cara mengobati patah hati

Bagi kamu yang sudah lama menjalin hubungan, harapannya adalah berakhir di jenjang pernikahan. Kembali sendiri? Rasanya hidup ini merana.

Padahal sebenarnya sendiri itu juga menyenangkan asal kamu sedikit mengubah cara pandang. Kamu bisa memperdalam hobi lama atau menggali minat baru.

Gunakan masa kesendirianmu untuk berkenalan dengan sebanyak mungkin orang. Atau coba berinteraksi dengan teman-teman lama kamu.

Selagi belum dihadapkan dengan tanggung jawab besar seperti mengurus rumah tangga, manfaatkan dengan mengambil jenjang pendidikan yang lebih tinggi, misalnya kuliah lagi atau kursus singkat.

Bisa jadi cara-cara itu mendekatkan kamu dengan jodoh yang tidak kamu sangka.