50 Persen Pengguna Aplikasi Welma BCA Adalah Millennial
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat pengguna aplikasi investasi dan asuransi Wealth Management BCA (Aplikasi WELMA) mereka didominasi (50%) oleh milenial dan gen Z dengan rentang usia 40 tahun ke bawah.
Korporasi
JAKARTA -PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat pengguna aplikasi investasi dan asuransi Wealth Management BCA (Aplikasi WELMA) mereka didominasi (50%) oleh milenial dan gen Z dengan rentang usia 40 tahun ke bawah.
EVP Divisi Wealth Management BCA Ugahary Yovvy Chandra menyatakan saat ini instrumen investasi yang laris di kalangan investor adalah instrumen investasi dari perusahaan yang menjamin pelaksanaan ESG (Environment, Social, dan Government). Selain mempertimbangkan return yang konsisten dan risiko, investor juga melihat tanggung jawab dan komitmen perusahaan terhadap ekonomi berkelanjutan dan lingkungan.
“Kami memang mendapat keberuntungan dari kesadaran masyarakat yang tinggi saat ini terhadap investasi, termasuk dari para nasabah milenial BCA. Target kami adalah melampaui pencapaian kinerja tahun lalu. Melalui WELMA, kami memberikan kemudahan dan kenyamanan bertansaksi secara luas kepada seluruh nasabah BCA,” kata Yovvy dalam keterangan resmi seperti dikutip Senin, 14 Maret 2022.
- Berbentuk Wayang, Ikon Label Halal Kini Resmi Berubah
- Mengapa Laba Bersih Wika Beton Anjlok 33,87 Persen Jadi Rp81,43 Miliar Pada 2021?
- Hari-Hari Penentuan Kyiv
Menurut Yovvy, jumlah pengunduh aplikasi Welma telah melampaui 174.000 hingga akhir 2021 lalu. Pengguna aplikasi ini kian bertambah setiap bulannya.
Yovvy juga memberikan tips kepada investor pemula. Menurut dia, milenial jangan cuma melihat keuntungannya ketika memutuskan untuk memilih instrument investasi tertentu. Karena imbal hasil yang tinggi cenderung berbanding lurus dengan risiko yang tinggi. Milenial juga perlu mencermati cara kerja instumen investasi dengan memperdalam literasi.
“Jangan hanya ikut teman atau menjadi follower dari tren semata. Pilihlah instrumen investasi sesuai tujuan, kebutuhan, dan risikonya. Jangan juga meletakkan semua investasi pada satu instrumen. Jika sudah tahu risiko, siap juga untuk menerima risiko tersebut,” tambah Yovvy.