5000 Buruh Di-PHK Big Three Karena Aksi Mogok Kerja
- Tiga produsen otomotif terbesar di Amerika atau disebut Big Three yang terdiri dari Ford (F), General Motors (GM), dan Stellantis (STLA) telah memberhentikan total hampir 5 ribu pekerja buntut aksi mogok kerja yang digencarkan oleh serikat buruh United Auto Workers (UAW).
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - Tiga produsen otomotif terbesar di Amerika atau disebut Big Three yang terdiri dari Ford (F), General Motors (GM), dan Stellantis (STLA) telah memberhentikan total hampir 5 ribu pekerja buntut aksi mogok kerja yang digencarkan oleh serikat buruh United Auto Workers (UAW).
Untuk diketahui ribuan anggota UAW telah melakukan mogok kerja di pabrik perakitan Big Three sejak Kamis, 15 September 2023 buntut kesepakatan mengenai kontrak kerja yang tidak tercapai. Aksi pemogokan ini disebut “Stand Up Strike UAW”.
Ford memberhentikan total 1.865 pekerja antara dimulainya pemogokan pada 15 September 2023. Demikian pula, GM melaporkan memberhentikan sekitar 2,330 pekerja karena “efek riak negatif” dari pemogokan UAW. Sementara itu, ada 640 karyawan yang diberhentikan di Stellantis pada hari Senin.
- Tidak Semua Dilarang, Pemerintah Masih Bahas Barang yang Boleh Diimpor E-Commerce
- OJK Sebut Potensi Pasar Asuransi Indonesia Cukup Tinggi di Kancah Global, Ini Alasannya
- Disambut Antusias, Tiket KA Suite Class Compartment Hampir Ludes Terjual
Perusahaan induk Chrysler juga melakukan 300 PHK tambahan pada bulan September tetapi mengatakan para karyawan tersebut kembali bekerja pada hari Senin.
Dikutip dari Investopedia, menurut perkiraan para ahli, strategi Stand Up Strike yang dilakukan serikat pekerja mungkin telah mengurangi jumlah PHK, dibandingkan dengan pemogokan tradisional yang mengharuskan semua anggota serikat pekerja keluar secara bersamaan.
Dampak pemogokan UAW sejauh ini juga dinilai "relatif terbatas" karena strategi yang digunakan adalah stand up strike. “Meskipun dampak ini dapat berubah,” terang seorang profesor bisnis di Wayne State University.
Strategi mogok kerja yang dilakukan serikat pekerja menyebabkan pekerja tertentu keluar dari lokasi tertentu yang dipilih oleh UAW alih-alih semua pakerja berhenti sekaligus, sehingga memungkinkan serikat pekerja untuk menargetkan lokasi dan produsen mobil tertentu.
Baru-baru ini, UAW tidak memperluas cakupan serangannya pada 6 Oktober, seperti yang terjadi pada beberapa minggu terakhir. Hal ini disebut karena alasan kemajuan dalam negosiasi. Namun, serikat pekerja juga tidak membatalkan aksi mogok yang telah dilakukan sekitar 25 ribu pekerja.
Pimpinan dan CEO konsultan bisnis yang berbasis di Michigan Anderson Economic Group (AEG) Patrick Andeson menyebut dalam tiga minggu pertama saja, pemogokan UAW telah mengakibatkan hilangnya gaji langsung sebesar US$579 juta atau setara Rp9 triliun.
Angka tersebut didapat dari perkiraan upah pekerja yang mogok kerja dan diberhentikan, serta pekerja yang “diberi pengurangan jam kerja atau dikurangi upahnya, bukannya diberhentikan seluruhnya,” kata Patrick Anderson.
Departemen Ekonomi Universitas Michigan-Ann Arbor memperkirakan dalam sebuah analisis bahwa pemogokan selama empat minggu yang melibatkan seluruh anggota UAW akan mengakibatkan hilangnya sekitar 50 ribu pekerjaan di masing-masing produsen mobil Big Three.