Sejumlah anak bermain di kali yang berwana hitam dan berbau tak sedap di Desa Sukaraya, Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 7 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

52 Persen Air Tercemar Berat, Penyakit Ini Mengintai Warga Jakarta

  • Dari 267 titik pemantauan, 52% lokasi menunjukkan pencemaran tingkat berat, sementara 27% lainnya mengalami pencemaran ringan.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA -Warga Jakarta dihimbau untuk berhenti menggunakan air tanah sebagai air konsumsi. Imbauan ini didasarkan pada hasil studi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada 2023, yang mengungkap mayoritas air tanah di Jakarta telah tercemar. Dari 267 titik pemantauan, 52% lokasi menunjukkan pencemaran tingkat berat, sementara 27% lainnya mengalami pencemaran ringan.

Sebagai respons terhadap situasi ini, Pemprov DKI Jakarta sedang mempercepat pembangunan instalasi pengelolaan air (IPA) dan memperluas jaringan perpipaan guna meningkatkan akses air bersih bagi warga. 

Di samping itu, alternatif non-perpipaan seperti kios air, hidran umum, dan mobil tangki juga disediakan di daerah-daerah yang belum terlayani oleh jaringan perpipaan.

Kontaminasi air tanah di Jakarta terutama disebabkan oleh bakteri E.coli, yang berasal dari tangki septik atau tanki tinja, serta polusi dari permukaan tanah. Kondisi ini menambah kekhawatiran akan keamanan air tanah yang selama ini masih digunakan oleh sebagian warga.

"Dari 270 lokasi pemantauan semua rata-rata sudah tercemar. Pengaruhnya bakteri E.coli dari tangki septik, pencemaran permukaan, dan lainnya," papar Ketua Sub Kelompok Perencanaan Bidang Geologi, Konservasi Air Baku dan Penyediaan Air Bersih Dinas SDA DKI Jakarta, Elisabeth Tarigan, dilansir Antara, 13 Agustus 2024.

Beberapa wilayah di Jakarta, terutama di bagian selatan, barat, dan timur, masih bergantung pada air tanah sebagai sumber air utama. Hal ini terjadi karena layanan air perpipaan belum sepenuhnya menjangkau daerah-daerah tersebut.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemprov DKI Jakarta mengambil sejumlah langkah strategis. Kerjasama dengan pemerintah pusat terus dilakukan untuk mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan membangun serta merawat instalasi pengelolaan air (IPA). Selain itu, penggunaan air tanah mulai dibatasi untuk mengurangi ketergantungan dan mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut.

Dalam jangka panjang, Pemprov DKI Jakarta menargetkan cakupan penuh layanan air bersih di seluruh Jakarta pada tahun 2030. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah berencana meningkatkan pasokan air bersih, menjaga kualitas sumber air seperti danau dan waduk, serta memastikan setiap warga Jakarta memiliki akses terhadap air bersih yang aman dan layak.

Bahaya Bakteri E.Coli

Escherichia coli, atau yang lebih dikenal sebagai E. coli, adalah jenis bakteri yang umum ditemukan di usus besar manusia dan hewan berdarah panas lainnya. 

Sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya dan bahkan berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Namun, beberapa strain E. coli, terutama E. coli O157 dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia.

Ketika seseorang mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi E. coli berbahaya, penderita dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan, mulai dari infeksi ringan hingga kondisi yang lebih serius. Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat terjadi bila warga Jakarta konsumsi bakteri E.Coli,

Gastroenteritis: Infeksi E. coli sering kali menyebabkan gastroenteritis, yang ditandai dengan gejala seperti diare (kadang berdarah), kram perut, mual, dan muntah. Gejala ini biasanya muncul dalam waktu 3-4 hari setelah terpapar bakteri.

Hemolitik Uremik Sindrom (HUS): Beberapa strain E. coli dapat menghasilkan toksin yang disebut Shiga toxin, yang dapat merusak sel darah merah dan menyebabkan kondisi serius yang disebut Hemolitik Uremik Sindrom (HUS). HUS dapat mengakibatkan gagal ginjal, terutama pada anak-anak dan orang tua, dan dapat berujung pada kematian jika tidak segera ditangani.

Infeksi Urin: E. coli juga merupakan penyebab umum infeksi saluran kemih (ISK), terutama pada wanita. Infeksi ini dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil, frekuensi buang air kecil yang meningkat, dan nyeri perut bagian bawah.

Sepsis: Dalam kasus yang jarang, infeksi E. coli dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan sepsis, kondisi yang mengancam nyawa dengan gejala seperti demam tinggi, tekanan darah rendah, dan kebingungan