mer.jpg
Dunia

6 Alasan Kenapa Israel akan Menjalani Pertempuran Sulit di Gaza

  • Pasukan Israel akan menghadapi tantangan terbesar dalam hidup mereka

Dunia

Amirudin Zuhri

TEL AVV- Israel bersiap melakukan serangan darat besar-besaran ke Gaza. Meski secara hitung-hitungan di atas kertas mereka unggul dalam jumlah dan teknologi, pertempuran ini tidak akan mudah.

John Spencer, ketua studi perang perkotaan di Modern War Institute (MWI)  mengatakan menyerang kota yang dipertahankan seperti ini akan menjadi pertempuran yang hebat. “Pasukan Israel akan menghadapi tantangan terbesar dalam hidup mereka,” katanya.

Dalam tulisnnya di MWI Minggu 15 Oktober 2023 Spencer memperkirakan  Israel mengerahkan sekitar 400.000 tentara dan sekitar 300 lebih tank untuk operasi ini. Dan  kemungkinan akan masuk melalui titik-titik di sepanjang perbatasan Gaza sepanjang 60 km dari beberapa arah.

Ini akan berbeda dibandingkan tahun 2014. Terakhir  kali pasukan Israel memasuki Gaza, selama 55 hari dengan Operasi  Protective Edge. “Ini  akan menjadi setidaknya dua serangan simultan. Dan  kemungkinan beberapa serangan  penipuan,” tambahnya.

Pertempuran di medan perkotaan yang padat adalah jenis peperangan yang paling rumit dan sulit. Penyerang akan menghadapi medan fisik yang padat dan  kehadiran orang-orang yang tidak berperang. Selain itu militer menghadapi  pembatasan penggunaan kekuatan yang disyaratkan oleh undang-undang perang. 

Israel tidak asing dengan pertempuran perkotaan. Sepanjang 75 tahun sejarahnya, negara ini telah melakukan sejumlah pertempuran di kota-kota, termasuk Gaza. “Namun  skala rencana yang direncanakan tidak seperti sebelumnya.” 

Hamas dan pejuang lainnya, menurut Spenser memiliki waktu hampir satu dekade sejak serangan terakhir Israel untuk bersiap.  Mereka lebih terorganisir dan lebih disiplin dibandingkan sebelumnya. Menurut Spenser ini jelas terlihat ketika serangan mendadak pada  7 Oktober. Mereka bisa melancarkan serangan melalui darat, laut, dan udara  dari  satu tempat yang paling diawasi ketat di muka bumi. 

Ada beberapa hal yang menurut Spenser akan ditemui pasukan Israel. Dan mereka akan menjadi masalah berat untuk dipecahkan.

1. Roket dan Mortir 

Spenser meyakini pejuang Palestina mempunyai persenjataan roket dan mortir yang cukup besar di Gaza. Ini dibuktikan mereka menembakkan lebih dari 4.500 roket hanya dalam tiga hari dimulai dengan serangannya. Dan  laporan tahun 2021 memperkirakan kelompok bersenjata ini memiliki lebih dari 8.000  roket .

Tim mortir Hamas yang bergerak cepat terbukti menjadi ancaman ekstrem bagi pasukan Israel yang beroperasi di Gaza. Hal ini terutama berlaku di area terbuka dimana tembakn tidak langsung dapat dilakukan dengan lebih mudah.

2. Drone 

Berbeda dengan terakhir kali Israel memasuki Gaza, drone kali ini sudah banyak digunakan di medan perang. Salah satunya jelas telrihat di medan perang Ukraina .

Spenser memperkirakan kali ini, Hamas akan dapat menggunakan pesawat tak berawak berspektrum penuh. Mulai dari drone bunuh diri kelas militer hingga quadcopter komersial  yang dimodifikasi untuk menjatuhkan amunisi.   Sejumlah video yang dirilis baru-baru ini menunjukkan  penggunaan drone yang lebih besar.

Penggunaan pertama drone bersenjata dalam skala besar, menurut Spenser, terjadi pada pertempuran Mosul pada tahun 2016-2017 dengan akibat yang menghancurkan. Persamaan antara kedua lingkungan pertempuran tersebut sangat mencolok. Namun  kali ini penggunaan drone kelas bawah untuk melawan infanteri merupakan taktik dan kemampuan yang jauh lebih matang.  “

Satu hal yang pasti Israel selama ini dikenal hebat dalam peperangan elektronik dan kemampuan melawan drone. Kali ini mereka  akan mutlak diuji,” tulisnya.

3.Terowongan 

Terdapat ratusan terowongan yang dijuluki "Metro Gaza" dan  membentang hingga beberapa km. Setelah operasi pada tahun 2021, pasukan Israel dilaporkan menghancurkan terowongan sepanjang 100 km di Gaza. Hamas,  sementara itu  mengklaim   memiliki terowongan sepanjang 500 km.

Kemungkinan besar terdapat terowongan dan bunker di bawah permukaan Gaza.   Seperti yang terjadi pada tahun 2014 , Hamas diperkirakan akan menggunakan terowongan secara ofensif untuk melakukan manuver penyerang di bawah tanah. Ini akan  menjaga mereka tetap tersembunyi dan terlindungi. Dengan demikian mereka berpeluang melakukan serangan mendadak. 

“Terowongan memberi petarung kemampuan ajaib untuk muncul entah dari mana dan menghilang lagi dengan cepat,” terang Spenser. Menemukan terowongan itu sendiri bisa menjadi tantangan besar. 

Menurut Spenser dalam Pertempuran Mosul tahun 2017, ISIS menghabiskan dua tahun menggali terowongan. Jalur ini mereka gunakan untuk berpindah antar bangunan dan posisi pertempuran. Hal ini berkontribusi besar pada fakta  diperlukan waktu sembilan bulan bagi lebih dari seratus ribu pasukan  Irak untuk merebut kota itu.  

Pertarungan bawah tanah sangatlah berbahaya. Dengan pergerakan yang sangat terbatas – ujung senapan mungkin ada di setiap belokan. Selain itu  tidak ada dukungan dari udara dan komunikasi yang terbatas. Taktik  unik diperlukan tidak hanya untuk berhasil, namun juga untuk bertahan ketika berperang dalam kondisi seperti itu. 

4. Rudal Anti-Tank dan RPG 

Hamas memiliki persediaan senjata anti-tank yang sangat mobile. Mulai  dari rudal anti-tank yang lebih canggih hingga RPG. Senjata-senjata ini akan menjadi salah satu ancaman paling serius. Senjata ini akan banyak dihadapi  infanteri Israel ketika mereka melewati Gaza bersama kendaraan lapis baja dan tank.

Israel telah memelopori sistem perlindungan aktif yang mampu menjatuhkan RPG dan ATGM yang masuk untuk lapis bajanya. Dan  sistem tersebut terbukti efektif dalam serangan sebelumnya ke Gaza. Namun sistem tersebut memiliki keterbatasan. Secara khusus, mereka dapat menimbulkan bahaya mematikan bagi infanteri yang  beroperasi di sekitar kendaraan. Sistem sensor yang mereka andalkan juga dapat mengalami kegagalan fungsi, rusak, atau menjadi kacau di lingkungan perkotaan yang padat.

Pada tahun 2014,  kendaraan Israel menghadapi serangan  berbagai macam rudal  antitank. Mereka seperti  Malyutka, Konkurs, Fagot, dan Kornet. Selain itu  granat berpeluncur roket termasuk RPG-7 dan RPG- 29.

Senjata ini  efektif, mudah  diangkut dan disembunyikan dalam posisi pertempuran yang sempit dan terbatas di daerah perkotaan.

Spenser mencontohkan, selama Pertempuran Fallujah Kedua tahun 2004  satu batalion Amerika kehilangan enam tank M1A2 Abrams akibat tembakan  RPG. Meski tidak ada tank yang hancur, tetapi tank kehilangan mobilitas.

Dia juga mencontohkan dalam pertempuran Mariupol Ukraina tahun 2022. Hanya  beberapa ribu pasukan Ukraina  yang menggunakan Kornet, NLAW, Javelin, RPG dan rudal  antitank lainnya. Mereka bisa  menghancurkan banyak kendaraan Rusia. Menahan lebih dari 12.000 tentara Rusia hingga membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menguasainya.

Di Gaza, Spenser yakin Israel akan   kehilangan lapis baja. Dan  pertanyaannya adalah seberapa besar kerugian tersebut. 

5. Titik Kuat, Penembak Jitu, dan Penyergapan 

Pejuang Palestina kemungkinan akan menggunakan pertahanan dengan mengandalkan pertempuran jarak dekat. Selain itu akan memanfaatkan  titik kuat seperti  bangunan berat yang terbuat dari beton dan baja,  serta  penembak jitu. 

Pada tahun 2014, Hamas mengerahkan antara 2.500 hingga 3.500 pejuang untuk mempertahankan Gaza. Mereka  menggunakan roket, mortir, rudal antitank, RPG, senapan mesin, dan senjata kecil yang sebagian besar berasal dari titik-titik kuat yang dilindungi. Puing-puing yang ditinggalkan oleh serangan udara Israel akan menjadi benteng kuat bagi Hamas. 

Sejarah telah membuktikan betapa menantangnya hal ini untuk operasi ofensif. Menurut Spenser, sebuah bangunan tunggal sebagai titik kuat  membutuhkan waktu berhari-hari, berminggu-minggu. Atau  atau berbulan-bulan untuk dibersihkan.

Pada Pertempuran Stalingrad tahun 1942 ,  bangunan berlantai empat yang dikenal sebagai Rumah Pavlov membutuhkan waktu 58 hari bagi pasukan Jerman untuk membersihkannya. Dalam Pertempuran Marawi tahun 2017, beberapa bangunan membutuhkan waktu berhari-hari bagi militer Filipina dan dalam beberapa kasus berminggu-minggu lagi.  

“Israel diperkirakan akan menghadapi titik kuat dan penembak jitu. Keduanya secara historis merupakan tantangan besar bagi militer yang menyerang.”

6. Bom Pinggir Jalan, Ranjau,dan  Perangkap

Menurut Spenser, ketika Israel serangan udara  telah menghasilkan banyak puing.  Selain itu juga kendaraan yang hancur,  sisa-sisa perang  yang berserakan di jalan-jalan. Semua ini  akan menjadi tempat yang sempurna untuk memasang perangkat penghancur yang dapat membunuh tentara, merusak atau menghancurkan kendaraan. Ranjau juga tetap menjadi masalah besar. Perang Ukraina membuktikan senjata tua ini benar-benar mematikan.