
6 Komentar Asbun Pemerintah Sepanjang Maret 2025, Ada Masak Kepala Babi
- Ada berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat khususnya Maret 2025. Jajaran pemerintah yang seharusnya peka dengan apa yang terjadi di Indonesia, justru tidak memiliki empati, asbun, yang penting menjawab hingga omongannya yang tak ada isinya.
Nasional
JAKARTA – Ada berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat khususnya Maret 2025. Jajaran pemerintah yang seharusnya peka dengan apa yang terjadi di Indonesia, justru tidak memiliki empati, asbun, yang penting menjawab hingga omongannya yang tak ada isinya.
Ibarat peribahasa, tong kosong nyaring bunyinya. Dari Presiden hingga antek-anteknya tidak ada yang jelas. Berbagai komentar yang disampaikan terdengar absurd hingga tak masuk akal. Inilah rekap komentar asbun pemerintah sepanjang Maret 2025. Mari, simak artikel berikut!
Hasan Nasbi: Masak Kepala Babi
Kontroversi ini bermula dari laporan Tempo mengenai teror yang dialami oleh wartawan desk politik mereka, Francisca Christy Rosana atau Cica yang menerima kiriman kepala babi tanpa telinga. Tempo bersama sejumlah pihak menganggap insiden tersebut sebagai bentuk ancaman terhadap kebebasan pers. Apalagi, Cica merupakan host siniar Bocor Alus Politik.
- Kekhawatiran Kembalinya Kekuatan Militer di Indonesia Bikin Investor Korea Resah
- IHSG Hari Ini Dibuka Naik 82,63 Poin ke 6.243,85
- Pembukaan LQ45 Hari Ini Dipimpin INTP, AMMN, dan KLBF
Usai kejadian itu, wartawan meminta tanggapan istana melalui Hasan Nasbi. Hasan justru menyarankan kepala babi itu dimasak. “Sudah dimasak saja,” kata Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 21 Maret 2025.
Pandangan Hasan menurutnya didasari sikap Francisca di media sosial X. Ia menilai, Francisca merespons teror tersebut dengan lelucon melalui cuitannya. Hasan juga mempertanyakan apakah kepala babi yang dikirim benar adanya atau hanya sebatas lelucon. Sebab menurutnya, redaksi Tempo menanggapi insiden tersebut dengan lelucon.
“Saya lihat medsos Cica. Dia justru minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam kan? Buktinya dia bisa bercanda minta dikirimin daging babi,” katannya. “Apakah itu beneran seperti itu atau cuma jokes? Karena mereka menanggapinya dengan jokes.”
Prabowo: Jangan Banyak Makan Terlalu Pedas
Presiden RI Prabowo Subianto menyinggung kenaikan harga cabai yang sempat naik beberapa waktu lalu menjelang Lebaran. Namun, saat ini harga cabai mulai menurun. Ia pun menyarankan para anggota kabinetnya untuk tidak terlalu sering makan makanan pedas.
“Saran saya jangan terlalu banyak makan terlalu pedas,” kata Prabowo, saat memberikan sambutan pada Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden Istana Merdeka, Jumat, 21 Maret 2025.
“Saya waktu muda sukanya pedas sekali. Sekarang dokter melarang saya makan terlalu pedas. Tapi yang muda-muda silakan,” kata dia.
Pada kesempatan tersebut, Prabowo menyinggung kondisi pangan dalam negeri, baik menjelang Ramadan maupun Lebaran. Ia menilai ketersediaan pangan di Indonesia cukup stabil dan terkendali. Namun, ia mengingatkan agar hal ini tidak dianggap remeh, karena memastikan stabilitas pangan di negara besar seperti Indonesia bukanlah tugas yang mudah.
“Kondisi pangan kita aman, kondisi aman kita cukup terkendali. Saudara-saudara ini jangan dianggap hal ringan, kita negara keempat terbesar di dunia, jumlah penduduk kita sangat besar,” jelasnya.
Wamenag: Ormas Minta THR Itu Budaya Sejak Dulu
Belakangan ini, ramai laporan mengenai organisasi masyarakat (Ormas) yang meresahkan karena meminta uang THR ke para pengusaha di berbagai wilayah Jabodetabek, termasuk di Depok. Polisi saat ini sedang menyelidiki surat edaran yang dikirim oleh tiga Ormas kepada pengusaha di Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Surat edaran tersebut juga telah beredar luas di media sosial. Dalam isi suratnya, ketiga Ormas tersebut meminta THR dengan alasan sebagai bentuk pengawasan sosial terhadap keamanan menjelang Lebaran.
Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Muhammad Syafi’i tidak mempermasalahkan jika organisasi masyarakat (Ormas) meminta Tunjangan Hari Raya (THR) ke para pengusaha. Menurutnya, hal itu telah menjadi bagian dari budaya Lebaran di Indonesia sejak dulu.
“Saya rasa itu budaya Lebaran Indonesia sejak dahulu kala. Tak perlu dipersoalkan,” katanya, Senin, 24 Maret 2025.
Ia menambahkan, terkadang Ormas-ormas tersebut menerima THR, tetapi ada kalanya tidak menerimanya. “Ya mungkin ada yang lebih ada yang kurang. Ya kadang-kadang dapat. Kadang-kadang enggak,” tambahnya, dikutip dari Instagram @fakta.indo. Menurutnya, fenomena ini sudah menjadi hal yang biasa dan tak perlu dipermasalahkan.
Kepala BGN: Timnas Kurang Gizi
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana menyoroti performa Timnas Indonesia dalam setiap pertandingan yang mereka jalani. Ia khususnya menanggapi kekalahan yang dialami Timnas.
Menurutnya, banyak pemain berasal dari latar belakang ekonomi rendah dan mengalami kekuarangan gizi sejak kecil, sehingga daya tahan mereka dalam pertandingan lemah.
“Jangan heran kalau PSSI itu sulit menang karena main 90 menit berat. Kenapa? Karena gizinya tidak bagus. Dan banyak pemain bola lahir dari kampung,” ujar Dadan di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Sabtu, 22 Maret 2025, dikutip dari Instagram @fakta.indo.
Dadan menyatakan jumlah penduduk Indonesia terus meningkat, kelas masyarakat miskin dan rentan miskin cenderung memiliki rasio kelahiran yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menengah atas. Sementara, masyarakat miskin ini cenderung menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang.
“Jadi Pak Presiden gelisah. Kalau kita tidak intervensi, ini kelompok ini 60% tidak pernah melihat menu dengan gizi serimbang. Kalau makan itu ada nasi, bala-bala, mie atau bihun, kerupuk, kecap, semua karbohidrat. Itu sudah cukup bagi mereka bahagia, yang penting anaknya bisa hidup,” ujar Dadan.
Dia menambahkan, asupan gizi seimbang pada anak di masa depan dapat memengaruhi tingkat produktivitas mereka. Jika tidak diintervensi, dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas tenaga kerja berkualitas rendah. Ia berkelakar, menghubungkan hal tersebut dengan kekalahan Timnas Indonesia beberapa waktu lalu.
Namun, ia menilai saat ini PSSI sudah cukup membaik, terutama dengan hadirnya pemain naturalisasi dari berbagai negara yang dianggap memiliki asupan gizi lebih baik. “Sekarang PSSI sudah agak baik karena 17 pemainnya merupakan produk makan bergizi di negeri Belanda,” imbuhnya.
Annisa Mahesa: Kenapa Mesti Demo? Kenapa Nggak Diskusi Aja?
Belakangan ini, viral pernyataan dari Anggota Termuda DPR 2024-2029 Annisa Mahesa. Berawal dari obrolan warganet di X, yang kemudian meluas ke TikTok. Salah satu akun, @aryasatya186, membagikan cuplikan video wawancara Annisa Mahesa pada hari pelantikannya sebagai anggota DPR.
Dalam wawancara tersebut, Annisa Maharani Alzahra Mahesa mengungkapkan keheranannya terhadap aksi demonstrasi atau unjuk rasa yang dilakukan oleh masyarakat.
“Kenapa nggak diskusi aja?” kata Annisa.
Ia pun tidak takut jika didemo masyarakat. Namun, ia berpendapatdiskusi merupakan cara yang lebih baik dibandingkan aksi demonstrasi.
“Kalau misalnya demo, mengkritik kebijakan, itu nggak apa-apa, selama kebijakannya buruk gitu. Tapi kalau demo secara personal, buat apa?” ungkapnya.
“Kalau didemo ya nggak takut, tapi kalau bisa kita diskusi secara langsung, supaya bertatap mata, bicara dari hati ke hati,” tambahnya.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra itu berpendapat diskusi antara pembuat kebijakan dan masyarakat lebih bermanfaat dalam mencari solusi atas permasalahan yang ada.
“Kalau diskusi, kita bisa bicara dari hati ke hati, kita bisa paham. Kalau didemo, oke kita paham isu yang kamu bawa,” ucap Annisa.
BGN: Menu MBG Jadi Batagor-Salad
Badan Gizi Nasional (BGN) berencana mengganti variasi menu program Makanan Bergizi Gratis (MBG) selama Ramadan. Sebelumnya, menu MBG pada bulan puasa sempat menjadi sorotan publik karena dianggap minimalis. Menu yang disediakan saat itu adalah telur, roti kering, susu, dan kurma.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan pihaknya akan mengevaluasi menu tersebut dengan menggantinya menggunakan makanan tradisional yang bertahan lama. Misalnya, menu itu ada pempek, batagor, hingga salad.
“Contohnya pempek yang tahan lama, atau batagor, atau juga ada yang membuat salad. Nah, itu yang seperti itu yang kita harapkan bisa diagregasikan di Ramadan,” ujarnya, Senin, 17 Maret 2025.
Ia menambahkan, setelah Ramadan berakhir, menu makanan kering akan kembali normal seperti semula. Oleh karena itu, pihaknya akan segera mempersiapkan kembali menu normal untuk periode berikutnya.
- Bank Mandiri (BMRI) Naikkan Rasio Dividen ke 78 Persen, Cek Prospek Sahamnya
- Proyek Elang Jadi Game Changer, AMMN Perkuat Posisi di Industri Tambang
- Yayasan Agung Podomoro Land Berbagi Santunan untuk 1300 Anak Yatim Binaan
“Dan pelayanan juga tidak lama lagi kelihatannya sudah akan berakhir dan bersiap-siap untuk kembali ke menu normal,” jelasnya.
Itu dia beberapa komentar tidak jelas oleh pemerintah Indonesia sepanjang Maret 2025.