Paparan kinerja Industri Asuransi Umum kuartal I-2024, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2024.
IKNB

6 Kontributor Utama Pertumbuhan Premi Asuransi Umum

  • Pada kuartal pertama 2024, premi yang dicatat oleh asuransi umum mengalami peningkatan sebesar 26,1%, dari Rp25,9 triliun miliar di kuartal I-2023 menjadi Rp32,71 triliun miliar di kuartal I-2024.
IKNB
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Pada kuartal pertama tahun 2024, industri asuransi umum dan reasuransi di Indonesia mencatatkan kinerja yang beragam. Data yang dipublikasikan menunjukkan adanya pertumbuhan signifikan dalam beberapa lini usaha, meskipun beberapa sektor mengalami penurunan. 

Kinerja Premi dan Klaim Asuransi Umum 

Pertumbuhan Premi Asuransi Umum 

Pada kuartal pertama 2024, premi yang dicatat oleh asuransi umum mengalami peningkatan sebesar 26,1%, dari Rp25,9 triliun miliar di kuartal I-2023 menjadi Rp32,71 triliun miliar di kuartal I-2024. Beberapa lini usaha menunjukkan peningkatan signifikan, antara lain: 

- Properti: Meningkat 51% dari Rp6,35 triliun miliar menjadi Rp9,59 triliun
- Kendaraan Bermotor: Naik 13,8% dari Rp5,2 triliun menjadi Rp5,91 triliun.
- Kargo Laut: Tumbuh 18,6% dari Rp1,48 triliun menjadi Rp1,76 triliun
- Marine Hull: Naik 27,4% dari Rp703 miliar menjadi Rp895 miliar.
- Energi On Shore: Melonjak 369,1% dari Rp15 miliar menjadi Rp73 miliar.
- Asuransi Kesehatan: Tumbuh 26,3% dari Rp2,72 triliun menjadi Rp3,43 triliun.
- Asuransi Kredit: Meningkat 19,3% dari Rp4,14 triliun menjadi Rp4,94 triliun. 

Beberapa sektor yang mengalami penurunan dalam premi yang dicatat termasuk Satelit, yang turun 100% dari Rp36 miliar menjadi nol, dan Kecelakaan Diri, yang menurun 9,3% dari Rp848 miliar menjadi Rp769 miliar. 

Pembayaran Klaim Asuransi Umum
Pembayaran klaim asuransi umum juga mengalami peningkatan sebesar 16.9%, dari Rp9,897 miliar di kuartal I-2023 menjadi Rp11,565 miliar di kuartal I-2024. Beberapa sektor mencatatkan kenaikan pembayaran klaim, seperti: 

- Kendaraan Bermotor: Naik 17,5% dari Rp1,72 triliun menjadi Rp2,03 triliun.
- Energi On Shore: Meningkat tajam 4031,7% dari Rp1 miliar menjadi Rp35 miliar.
- Energi Off Shore: Tumbuh 15,4% dari Rp202 miliar menjadi Rp233 miliar.
- Engineering: Meningkat 30.5% dari Rp387 miliar menjadi Rp505 miliar. 

Namun, beberapa sektor mengalami penurunan pembayaran klaim, seperti Kecelakaan Diri yang turun 43,9% dari Rp284 miliar menjadi Rp159 miliar, dan Satelit yang turun dari Rp36 miliar menjadi nol. 

Baca Juga: OJK Dorong AAUI untuk Segera Terbitkan Polis Baku Asuransi Kendaraan Listrik

Kinerja Premi dan Klaim Reasuransi Umum 

Pertumbuhan Premi Reasuransi Umum 

Premi yang dicatat oleh reasuransi umum juga menunjukkan peningkatan sebesar 38,4%, dari Rp5,22 triliun di kuartal I-2023 menjadi Rp7,22 triliun di kuartal I-2024. Lini usaha yang menunjukkan pertumbuhan termasuk: 

- Properti: Naik 26,2% dari Rp3,4 triliun menjadi Rp4,33 triliun.
- Kargo Laut: Tumbuh 44,6% dari Rp555 miliar menjadi Rp803 miliar.
- Energi Off Shore: Meningkat 56,3% dari Rp66 miliar menjadi Rp104 miliar.
- Kredit: Meningkat 306,4% dari Rp203 miliar menjadi Rp827 miliar. 

Pembayaran Klaim Reasuransi Umum 

Pembayaran klaim reasuransi umum justru mengalami penurunan sebesar 21,5%, dari Rp1,8 triliun di kuartal I-2023 menjadi Rp1,43 triliun di kuartal I-2024. Beberapa sektor yang mengalami penurunan signifikan dalam pembayaran klaim antara lain: 

- Properti: Turun 46,9% dari Rp1,15 triliun menjadi Rp614 miliar.
- Kendaraan Bermotor: Menurun 25,8% dari Rp45 miliar menjadi Rp33 miliar.
- Kargo Laut: Turun 22,4% dari Rp79 miliar menjadi Rp61 miliar.
- Marine Hull: Menurun 11,4% dari Rp103 miliar menjadi Rp91 miliar. 

Namun, beberapa lini usaha mengalami peningkatan pembayaran klaim, seperti: 

- Liability: Naik 380,7% dari Rp67 miliar menjadi Rp323 miliar.
- Kesehatan: Meningkat 2938,9% dari nol menjadi Rp4 miliar. 

Rasio Klaim Asuransi Umum dan Reasuransi 

Rasio klaim untuk berbagai lini usaha menunjukkan tren yang beragam. Pada asuransi umum, beberapa sektor seperti Satelit dan Energi On Shore mencatatkan rasio klaim 0.0% dan 13,1% masing-masing, menunjukkan kinerja positif dengan klaim yang sangat rendah. Sektor Kesehatan dan Asuransi Kredit menunjukkan rasio klaim yang cukup tinggi, masing-masing 87,8% dan 114,4%. 

Di sektor reasuransi, rasio klaim juga menunjukkan variasi. Properti memiliki rasio klaim yang rendah di 7,8%, sementara Asuransi Kesehatan dan Asuransi Kredit menunjukkan rasio klaim tinggi, masing-masing 87,8% dan 114,4%.

Premi Melejit, Laba Malah Bergerak Lesu

Walaupun mencatat pertumbuhan premi yang cukup signifikan dan melampaui pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mana premi pada kuartal I-2023 tercatat tumbuh 16%, namun laba setelah pajak yang diperoleh oleh industri asuransi umum bergerak stagnan. 

Pada kuartal I-2024, laba setelah pajak tercatat sebesar Rp2,3 triliun, sama dengan yang diperoleh pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal I-2023, Rp2,3 triliun yang dibukukan oleh industri asuransi umum merupakan hasil dari pertumbuhan sebesar 13% dari kuartal I-2022. 

Pasalnya, seiring dengan pertumbuhan premi, pertumbuhan klaim pun mengalami percepatan dibanding kuartal I tahun sebelumnya. Pada kuartal I-2024, pertumbuhan klaim asuransi mencapai 16,9% di angka Rp11,5 triliun, lebih pesat dibanding kuartal I-2023 yang mencatat pertumbuhan klaim sebesar 9% ke angka Rp9,9 triliun. Sementara itu, beban usaha pun membengkak 22,7% dari Rp3,6 triliun menjadi Rp4,4 triliun.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan mengatakan, walaupun pertumbuhan premi mengalami percepatan, namun ada beberapa lini bisnis yang mengalami perlambatan seiring dengan kondisi ekonomi yang masih dalam masa pemulihan. 

“Masih sedikit melambat, contohnya untuk asuransi kendaraan bermotor karena melambatnya pembelian kendaraan bermotor yang berpengaruh juga kepada perusahaan pembiayaan. Konsumen juga masih menunggu setelah Pemilu, dengan kondisi sekarang yang saat ini sudah banyak terjadi PHK di berbagai industri, khususnya di pertekstilan dan garmen, ini juga memiliki impact terhadap asuransi umum,” ujar Budi dalam acara konferensi pers paparan kinerja asuransi umum kuartal I-2024 di Jakarta, Kamis, 20 Juni 2024.