6 Langkah Pendekatan yang Digunakan Warren Buffet dalam Berinvestasi
- Buffett selalu melihat ROE untuk melihat apakah sebuah perusahaan secara konsisten berkinerja baik dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Gaya Hidup
JAKARTA - Warren Buffet adalah salah satu orang terkaya di dunia dan konsisten menduduki peringkat tinggi dalam daftar miliarder Forbes.
Warren Buffet juga dikenal sebagai investor paling sukses di dunia. Inilah alasan mengapa banyak orang mencoba mengikuti strateginya dalam berinvestasi.
Melansir dari laman website Investopedia pada Jum'at, 4/5/2023, berikut adalah 6 langkah pendekatan yang digunakan Warren Buffet dalam berinvestasi.
- Pungutan Cukai Plastik dan Minuman Manis Terancam Ditunda
- INFO BMKG: Prakiraan Cuaca Hari Ini 05 Mei 2023 dan Besok untuk Wilayah DKI Jakarta
- Bersaing Dalam Bisnis, Apple dan Google Sepakati Hal Ini
- The Used Segera Rilis Album Baru Bertajuk Toxic Positivity
1. Kinerja Perusahaan
Kadang-kadang return on equity (ROE) disebut sebagai laba atas investasi pemegang saham. Hal ini dapat mengungkapkan tingkat di mana pemegang saham memperoleh pendapatan atas saham mereka.
Buffett selalu melihat ROE untuk melihat apakah sebuah perusahaan secara konsisten berkinerja baik dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. ROE dihitung sebagai berikut:
ROE = Laba Bersih ÷ Ekuitas Pemegang Saham
Melihat ROE dalam satu tahun terakhir saja tentu tidak cukup. Investor harus melihat ROE dari lima hingga 10 tahun terakhir untuk menganalisis kinerja historis sebuah perusahaan.
2. Hutang Perusahaan
Rasio debt to equity (D/E) adalah karakteristik kunci lain yang dipertimbangkan Buffett dengan hati-hati sebelum akhirnya membeli saham.
Buffett lebih suka melihat jumlah utang yang kecil sehingga pertumbuhan laba dihasilkan dari ekuitas pemegang saham dibandingkan dengan uang pinjaman.
Rasio D/E dihitung sebagai berikut:
Rasio debt to equity= Total liabilities ÷ Ekuitas Pemegang Saham.
Rasio ini menunjukkan proporsi ekuitas dan utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai asetnya, dan semakin tinggi rasionya, semakin banyak utang bukan ekuitas yang membiayai perusahaan.
Tingkat utang yang tinggi jika dibandingkan dengan ekuitas dapat menghasilkan laba yang tidak stabil dan beban bunga yang besar . Untuk pengujian lebih lanjut, investor terkadang hanya menggunakan utang jangka panjang , bukan total kewajiban dalam perhitungan di atas.
3. Margin Keuntungan
Profitabilitas perusahaan tidak hanya bergantung pada margin laba yang baik, tetapi juga pada peningkatannya secara konsisten. Margin ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan bersih . Untuk indikasi historis margin laba yang baik, investor harus melihat setidaknya riwayat 5 tahun kebelakang.
Margin laba yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menjalankan bisnisnya dengan baik, dan margin yang meningkat menunjukkan manajemen telah sangat efisien dan berhasil dalam mengendalikan biaya.
4. Jenis perusahaan terbuka
Buffett biasanya hanya mempertimbangkan perusahaan yang telah beroperasi setidaknya selama 10 tahun. Akibatnya, sebagian besar perusahaan teknologi yang telah melakukan initial public offering (IPO) dalam beberapa tahun terakhir tidak akan termasuk. Dia mengatakan bahwa dia tidak memahami mekanisme di balik banyak perusahaan teknologi saat ini, dan prinsipnya adalah hanya berinvestasi dalam bisnis yang telah dia pahami sepenuhnya.
5. Ketergantungan Komoditas
Namun, Buffett melihat ketergantungan komoditas sebagai variabel yang penting. Dia cenderung menghindari (walaupun tidak selalu) dari perusahaan yang produknya tidak dapat dibedakan dari pesaing, dan perusahaan yang hanya mengandalkan komoditas seperti minyak dan gas.
Jika perusahaan tidak menawarkan sesuatu yang berbeda dari perusahaan lain dalam industri yang sama, Buffett melihat sedikit hal yang membedakan perusahaan tersebut.
Setiap karakteristik yang sulit untuk ditiru adalah apa yang disebut Buffett sebagai parit ekonomi perusahaan, atau keunggulan kompetitif . Semakin lebar parit, semakin sulit bagi pesaing untuk merebut pangsa pasar.
6. Harga
Setelah selesai melakukan lima langkah di atas, ada satu langkah tersulit dari berinvestasi dan merupakan keterampilan terpenting yang dimiliki oleh Buffet yaitu untuk menentukan apakah perusahaan tersebut undervalued.
Dalam proses untuk menentukan ini, seorang investor harus menentukan nilai intrinsik perusahaan dengan menganalisis sejumlah fundamental bisnis.
Nah berikut tadi adalah artikel mengenai 6 langkah pendekatan yang digunakan Warren Buffet dalam berinvestasi. Semoga bermanfaat!