
6 Negara dengan Perekonomian Paling Stabil di Dunia
- Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 terkait Efisiensi Belanja dan Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025. Melalui instruksi tersebut, pemerintah berencana menghemat anggaran sebesar Rp306,7 triliun. Terkait hal tersebut, dilansir dari US News, negara-negara ini merupakan yang dianggap paling stabil secara ekonomi oleh responden survei global.
Dunia
JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 terkait Efisiensi Belanja dan Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.
Melalui instruksi tersebut, pemerintah berencana menghemat anggaran sebesar Rp306,7 triliun. Dari total tersebut, efisiensi anggaran kementerian dan lembaga mencapai Rp256,1 triliun, sementara transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp50,59 triliun.
Dilansir dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, efisiensi anggaran sangat penting untuk memastikan sumber daya yang terbatas digunakan secara optimal dan memberikan dampak positif yang maksimal bagi masyarakat.
- Meninggal di Usia 24 Tahun, Begini Perjalanan Karier Kim Sae-ron
- Menakar Peluang Buyback Saham BMRI, BBNI, dan BBRI di Tengah Penurunan Pasar
- Bitcoin: Aset dengan Pertumbuhan Tercepat dalam Sejarah Investasi
Pentingnya efisiensi anggaran terletak pada kemampuannya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengelolaan keuangan yang berkelanjutan.
Dalam dunia bisnis, efisiensi anggaran berkontribusi pada peningkatan profitabilitas dan daya saing perusahaan. Sementara, di sektor publik, efisiensi anggaran memastikan pelayanan publik tetap berkualitas tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat.
Dalam prakteknya, efisiensi anggaran mencakup langkah-langkah seperti perencanaan anggaran yang cermat, pemantauan dan evaluasi penggunaan dana, serta penerapan teknologi untuk meningkatkan efisiensi pada proses yang memerlukan biaya besar.
Oleh karena itu, efisiensi anggaran bukan hanya tentang penghematan biaya, tetapi juga tentang meningkatkan efektivitas dan kualitas hasil yang dicapai.
Dilansir dari US News, ini negara-negara yang dianggap paling stabil secara ekonomi oleh responden survei global.
1. Uni Emirat Arab (UEA)
Sebelum ditemukan cadangan minyak pada pertengahan abad ke-20, perekonomian UEA bergantung pada perikanan dan industri mutiara. Namun, ketika ekspor minyak dimulai pada tahun 1960-an, ekonomi negara ini mengalami transformasi pesat.
Saat ini, menurut CIA World Factbook, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita UEA setara dengan negara-negara terkemuka di Eropa Barat. Negara yang terletak di kawasan Timur Tengah ini memiliki PDB sebesar US$504 miliar. Selain itu, World Economic Forum menobatkan UEA sebagai negara dengan ekonomi paling kompetitif di dunia Arab.
UEA dikenal karena dua kota terbesarnya, Dubai dan Abu Dhabi, yang menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Dubai, sebagai pusat bisnis regional, terkenal dengan gedung pencakar langitnya yang modern dan menjadi lokasi Burj Khalifa, bangunan tertinggi di dunia. Sementara itu, Abu Dhabi merupakan pusat pemerintahan UEA sekaligus tempat kedudukan Dewan Nasional Federal.
2. Swiss
Menurut CIA World Factbook, Swiss memiliki tingkat pengangguran yang rendah, tenaga kerja yang terampil, serta salah satu PDB per kapita tertinggi di dunia, Swiss memiliki PDB US$885 miliar. Perekonomiannya yang kuat didukung oleh tarif pajak perusahaan yang rendah, sektor jasa yang berkembang pesat—terutama di bidang keuangan—serta industri manufaktur berteknologi tinggi.
Swiss merupakan republik federal yang terdiri dari 26 kanton dengan ibu kota administratif di Bern. Sebagian besar penduduknya tinggal di kota-kota, dengan Zurich sebagai kota terpadat sekaligus pusat kosmopolitan negara ini.
Swiss dikenal dengan keragaman budayanya, di mana setiap wilayah memiliki identitas yang unik. Negara ini juga mengakui empat bahasa resmi: Jerman, Prancis, Italia, dan Romansh.
Meskipun berukuran kecil, Swiss memberikan kontribusi budaya yang signifikan. Warganya telah memenangkan lebih banyak Hadiah Nobel dan mendaftarkan lebih banyak paten per kapita dibanding banyak negara lain.
Kebijakan netralitasnya selama masa konflik juga menarik tokoh-tokoh besar dunia untuk berimigrasi ke Swiss, termasuk James Joyce, George Byron, dan Voltaire.
Swiss juga dikenal dengan sektor perbankan yang menjaga kerahasiaan tinggi. Namun, peraturan pelaporan dan undang-undang baru telah meningkatkan transparansi di sektor ini.
3. Jerman
Jerman negara dengan populasi terbesar di Uni Eropa, memiliki salah satu ekonomi terbesar di dunia dan perannya dalam komunitas internasional terus berkembang sejak reunifikasi. Negara ini memiliki PDB US$4,46 triliun.
Jerman menerapkan ekonomi pasar sosial, yaitu kapitalisme pasar terbuka yang tetap memberikan jaminan layanan sosial tertentu. Ekonominya merupakan salah satu yang terbesar di dunia, menjadikannya salah satu negara dengan volume impor dan ekspor terbesar secara global.
Sektor jasa, termasuk industri telekomunikasi, kesehatan, dan pariwisata, menjadi penyumbang utama perekonomian. Selain itu, sektor industri dan pertanian juga memainkan peran penting.
Jerman memiliki tenaga kerja yang sangat terampil dan sejahtera. Namun, populasi yang menua menimbulkan tantangan dalam pembiayaan layanan sosial yang tinggi.
Mayoritas penduduknya adalah etnis Jerman, sementara warga keturunan Turki dan kelompok etnis Eropa lainnya menjadi minoritas yang cukup besar. Jerman juga merupakan salah satu tujuan migrasi paling populer di dunia.
4. Kanada
Kanada berada di peringkat keempat sebagai negara dengan tingkat stabilitas tertinggi di dunia, dengan PDB mencapai US$2,14 triliun.
Kanada merupakan negara industri berteknologi tinggi dengan standar hidup yang tinggi. Perjanjian perdagangan yang dibuat pada 1980-an dan 1990-an dengan Amerika Serikat meningkatkan hubungan dagang, kedua negara tersebut menjadi mitra dagang terbesar satu sama lain.
Meskipun sektor jasa menjadi pendorong utama perekonomian, Kanada juga merupakan eksportir utama energi, makanan, dan mineral. Negara ini menempati peringkat ketiga dunia dalam cadangan minyak terbukti dan menjadi produsen minyak terbesar keempat di dunia.
5. Jepang
Jepang salah satu negara dengan tingkat literasi tinggi dan kemajuan teknologi terdepan di dunia, merupakan sebuah negara kepulauan di Asia Timur yang terdiri dari empat pulau utama dan lebih dari 6.800 pulau kecil lainnya.
Meskipun sebagian besar wilayah Jepang tertutup oleh pegunungan dan hutan lebat, penduduknya menjalani gaya hidup yang sangat urban. Dipengaruhi secara budaya oleh negara-negara tetangganya, Jepang kini menggabungkan tradisi kuno dengan elemen kehidupan Barat.
Jepang berada di peringkat kelima dengan ekonomi yang stabil, memiliki PDB sebesar US$4,21 triliun. Jepang telah banyak pulih dari gangguan manufaktur akibat bencana gempa bumi dan tsunami pada 2011. Negara ini termasuk salah satu penghasil terbesar kendaraan bermotor, peralatan elektronik, dan baja. Sektor jasa menjadi kontributor terbesar terhadap produk domestik bruto dan lapangan kerja.
6. Australia
Australia dianggap sebagai negara kaya dengan ekonomi berbasis pasar yang memiliki produk domestik bruto dan pendapatan per kapita yang relatif tinggi. Ekonomi negara ini didorong oleh sektor jasa dan ekspor komoditas. PDB negara ini yaitu US$1,72 triliun.
Negara ini memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam kegiatan olahraga dan memiliki harapan hidup yang cukup tinggi untuk kedua jenis kelamin.
- Sengketa Sewa Perkantoran Senilai Rp6,46 M, Bukalapak Ajukan PKPU terhadap Harmas
- IIMS 2025 Kembali Hadir Dongkrak Pasar Otomotif Indonesia
- Extra Joss Ultimate Hadir Dukung Konser Green Day Living Legend
Kota-kota utamanya secara rutin mendapat peringkat baik dalam survei kelayakan hidup global. Pada akhir 2017, pemilih secara luar biasa mendukung legalisasi pernikahan sesama jenis, yang kemudian diserahkan kepada pembuat undang-undang federal.
Masyarakat Australia sangat peduli dengan isu-isu lingkungan, menurut data survei dan pemerintah. Negara ini telah meratifikasi Protokol Kyoto, perjanjian PBB yang menyerukan negara-negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, emisi karbon dioksida per kapita di negara ini relatif tinggi dibandingkan negara lainnya.