6 Rekomendasi Masjid di Solo untuk Destinasi Wisata Religi Anda
- Masjid megah ini merupakan replika dari Syeikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi. Masjid ini telah menjadi ikon wisata baru di Kota Solo sejak resmi diresmikan dan dibuka untuk umum.
Destinasi & Kuliner
JAKARTA - Ramadan, bulan suci dalam agama Islam, bukan hanya tentang puasa dan ibadah, tetapi juga tentang pengalaman spiritual yang mendalam.
Selama bulan ini, umat Muslim di seluruh dunia beribadah, merenungkan, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Inilah yang menjadikan Ramadan sebagai momen yang tepat untuk melakukan wisata religi, menjelajahi tempat-tempat bersejarah, dan merasakan keindahan spiritual di berbagai destinasi.
Kota Solo, dengan segala keindahan sejarah dan budayanya, menyuguhkan pengalaman wisata religi yang tak terlupakan.
Diantara ragam destinasi religi yang tersedia, masjid-masjid di Solo menonjol dengan keunikan arsitektur dan peran penting dalam kehidupan masyarakat lokal.
Berikut adalah 7 masjid terbaik di Solo yang layak untuk Anda kunjungi sebagai destinasi wisata religi Anda:
- Cum Date Dividen, Saham BBRI Tembus Rekor Tertinggi Rp6.450!
- CEO Baru Bumble Pertimbangkan Ulang Konsep PDKT Wanita di Aplikasinya
- Kemenhub Prediksi Pemudik Selama Lebaran 2024 Mencapai 193,6 juta Orang
1. Masjid Laweyan
Menjadi salah satu masjid tertua di kota Solo, masjid Laweyan adalah bangunan hasil akulturasi dari agama Hindu dan Islam.
Diberi nama masjid Laweyan karena masjid ini berlokasi di Kecamatan Laweyan tepatnya di Jalan Liris 1, Pajang, Laweyan. Masjid ini dibangun pada masa kerjaan Pajang yaitu sekitar tahun 1546.
Melansir dari laman website resmi Pemerintah Kota Surakarta, masjid ini dulunya adalah pura yang dibangun oleh pemuka agama Hindu bernama Ki Beluk. Ki Beluk selama masa hidupnya menjalin persahabatan dengan Ki Ageng Henis, salah satu penasehat kerajaan Pajang.
Ki Beluk dan Ki Ageng Henis kerap berdiskusi seputar Islam hingga akhirnya Ki Beluk tertarik untuk memeluk islam dan mewakafkan tempat peribadatan tersebut untuk menjadi masjid. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa konstruksi Masjid Laweyan menyerupai Pura.
Tak terlalu jauh dari lokasi Masjid, Anda bisa mampir ke Kampung Batik Laweyan untuk berwisata di industri batik maupun berbelanja kain batik.
2. Masjid Raya Syekh Zayed
Meski terhitung baru, Masjid Raya Syekh Zayed wajib masuk dalam daftar masjid yang harus Anda kunjungi saat di Solo.
Masjid ini adalah hadiah sekaligus simbol persahabatan dua negara dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA), Syeikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo.
Masjid megah ini merupakan replika dari Syeikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi. Masjid ini telah menjadi ikon wisata baru di Kota Solo sejak resmi diresmikan dan dibuka untuk umum.
3. Masjid Agung
Masjid Agung terletak di kompleks Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Solo. Awal mula dibangunnya masjid ini terkait dengan pemindahan Keraton Kartasura ke Surakarta pada tanggal 17 Februari 1745 oleh Paku Buwana II.
Salah satu hal istimewa dari Masjid Agung adalah bahwa bahan bangunannya, seperti kayu-kayunya, semuanya dibawa dari Masjid Agung Kartasura. Hal ini terjadi setelah kehancuran ibu kota Kartasura dalam peristiwa Geger Pecinan.
Masyarakat pada masa itu masih mengikuti pola pembangunan seperti yang terlihat pada Masjid Agung Demak. Mereka percaya bahwa tidak baik membiarkan kayu-kayu tersebut terlantar di ibu kota yang porak-poranda. Sampai sekarang, Masjid Agung tetap menjadi tempat ibadah dan objek wisata yang populer. Pengunjung juga bisa beristirahat di sini jika lelah setelah perjalanan.
4. Masjid Al Wustho
Masjid Al Wustho didirikan atas inisiatif dari Pura Mangkunegaran. Masjid ini terletak di Jalan Kartini, Ketelan, Banjarsari, dan dibangun oleh KGPAA Mangkunegara I (1725-1795). Awalnya, masjid ini bernama Masjid Mangkunegaran dan berlokasi di Kauman.
Pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara II (1796-1835), masjid dipindahkan dekat dengan Pura Mangkunegaran dengan pengelolaan oleh abdi dalem. Masjid Al Wustho masih mempertahankan ciri aslinya, termasuk temboknya, mimbar, menara, gapura, dan bedug. Gapura yang dihiasi dengan kaligrafi menjadi ikonik dan menjadi ciri khas Masjid Al Wustho.
5. Masjid Al Hikmah
Masjid Al Hikmah dikenal sebagai lambang kerukunan antar umat beragama di Solo. Masjid ini terletak di Jaan Gatot Subroto, Kratonan, Serengan, berdampingan dengan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningrat dengan hanya dipisahkan oleh tembok.
Didirikan pada tahun 1947, Masjid Al Hikmah selalu mendorong toleransi dengan saling menghormati perayaan agama di GKJ. Bahkan, umat di kedua tempat ibadah itu saling membantu dalam menjaga keamanan saat perayaan agama, baik Islam maupun Kristen.
Masjid Al Hikmah dan GKJ Joyodiningrat sering dikunjungi oleh warga dari berbagai daerah yang ingin melihat langsung kerukunan umat beragama yang telah terjalin lama di Kota Solo.
6. Masjid Darussalam
Masjid Darussalam dibangun oleh para perantau masyarakat Banjar di Jayengan, Serengan, sekitar tahun 1900-an. Pada masa itu, masyarakat Banjar terkenal sebagai pedagang emas dan berlian di Kota Bengawan. Tradisi pembagian bubur Samin atau bubur Banjar pun masih terjaga hingga sekarang selama bulan Ramadan.
Arsitektur Masjid Darussalam merupakan perpaduan unik dari gaya Jawa dan Sumatera. Saat ini, masjid ini menjadi destinasi wisata religi yang sering dikunjungi oleh warga dari berbagai daerah. Lokasinya yang dekat dengan Kampung Permata Jayengan dan Masjid Al Hikmah membuatnya menjadi pusat perhatian.