Fintech
JAKARTA – Pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan yang namanya paylater. Paylater sendiri merupakan pembayaran yang ditunda (buy now, pay later). Metode pembayaran ini memungkinkan Anda dapat membeli barang tanpa harus membayarnya langsung. Meski begitu, Anda harus membayar di setiap bulan.
Paylater dapat digunakan oleh konsumen yang sudah memiliki KTP. Adapun batas usia minimum setiap perusahaan paylater berbeda-beda, mulai dari 17 tahun dan ada juga yang harus berusia 21 tahun. Paylater dapat digunakan melalui aplikasi e-commerce, dompet digital, serta aplikasi pemesanan digital lainnya.
Cara penggunaannya memang praktis, memudahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Tetapi, Anda harus hati-hati. Paylater bisa menyebabkan kecanduan. Hal ini bisa terjadi karena kemudahan dalam transaksinya tadi, serta kebiasaan klik setutu tanpa berpikir panjang dan membaca secara detail akan konsekuensi bunga dan denda keterlambatan.
- Aman Dari AI, Manusia Lebih Baik dalam Pekerjaan ini Dibanding dengan Kecerdasan Buatan
- Sampaikan Nota Keberatan, Johnny Plate Ungkit Arahan Jokowi Terkait Proyek Menara BTS 4G
- Menilik Post-Mining Program Adaro, Pulihkan Lingkungan Setelah Kegiatan Tambang
Penyebab Risiko Penggunaan Paylater
Sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari berbagai sumber, Paylater menyebabkan risiko seperti:
1. Pengaturan Keuangan Menjadi Terganggu
Mudahnya fitur penggunaan, kerap menjadi penyebab terganggunya dalam mengatur keuangan pribadi karena ada cicilan yang selalu datang dan harus dibayar. Seringkali terjadi dalam konsisi di mana menyisihkan uang untuk membayar cicilan, tetapi kita juga harus memenuhi kebutuhan yang lebih mendesak, alhasil tidak mampu membayar cicilan tersebut dan hutang semakin menumpuk.
2. Terdapat Biaya yang Tidak Kita Sadari
Tanpa disadari, dalam menggunakan paylater terdapat biaya lain yang turut aktif seperti halnya biaya subscription, biaya cicilan, serta biaya lain. Hal ini dapat memberatkan kita setiap tagihan datang.
3. Perilaku Konsumtif yang Berlebihan
Jika menggunakan paylater, tanpa disadari pula mampu mendorong belanja tanpa memikirkan akibat dan dilakukan secara berulang. Kita akan jauh lebih tergiur saat melihat diskon dan tawaran menarik lainnya.
- 6 Strategi Mengatur Keuangan Keluarga dengan Bijak
- Sapi Dianggap Hewan Suci, Lalu Bagaimana Perayaan Iduladha di India?
- Buaya Terbesar di Dunia Ini Diyakini Hidup Bahagia dan Masih Berumur Panjang
4. Dapat Diretasnya Identitas Kita
Risiko ini mungkin tidak disadari. Tetapi, pencurian data identitas atau peretasan semacam ini bisa dan mungkin terjadi, meskipun terdapat layanan keamanan dengan tingkat tinggi dari pihak penyedia platformnya. Meski begitu, masih banyak orang jahat yang menggunakan data dan menyalahgunakan. Hal ini berimbas pada diri kita.
5. Adanya Risiko Denda
Kita tidak bisa memprediksi keadaan finansial. Dalam beberapa bulan ataubahkan dalam beberapa tahun, mungkin bisa jadi ada kebutuhan yang mendesak dan menguras pendapatan. Sementara, paylater dari awal mewajibkan membayar tepat waktu. Bila di tengah jalan tidak bisa membayar, tentu ada denda yang harus dihadapi.
Denda dapat terus bertambah sampai kita bisa menyelesaikan pembayaran. Sehingga, yang awalnya bertujuan mencicil untuk meringankan pembelian, malah terbalik menjadi memberatkan pembayaran. Maka dari itu, bijaklah dalam mempertimbangkan risiko-risiko yang tidak terduga.
6. Bunga Cicilan
Membeli suatu barang dengan sistem (buy now, pay later) tentu saja membuat barang jauh lebih mahal dari harga normal. Biasanya, setiap perusahaan FinTech memiliki kebijakan masing-masing mengenai bunga tersebut. Oleh sebab itu, pertimbangkan perbedaan harga barang bila menggunakan sisitem cicilan. Jika harganya naik terlalu tinggi, pikir ulang umtuk membelinya.
Setelah mengetahui beberapa risiko yang telah disebutkan, bijaklah dalam menggunakan paylater. Jangan sampai karena menuruti hawa nafsu belanja dan keinginan bergaya membuat Anda tanpa berpikir panjang sampai-sampai terlilit utang jutaan.