60 UMKM di Jakarta Disuntik Modal Usaha
JAKARTA – Sekitar 60 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah Jakarta Utara mendapatkan suntikan bantuan melalui program bantuan usaha mandiri dari Dompet Dhuafa dan Klinik Sehat Rorotan PTTEP. Tepatnya, bantuan ini menyasar pada pelaku UMKM di bidang kuliner, jasa, minuman, dan bahan makanan pokok. “Beberapa kriteria utama dari program bantuan usaha mandiri […]
Industri
JAKARTA – Sekitar 60 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah Jakarta Utara mendapatkan suntikan bantuan melalui program bantuan usaha mandiri dari Dompet Dhuafa dan Klinik Sehat Rorotan PTTEP.
Tepatnya, bantuan ini menyasar pada pelaku UMKM di bidang kuliner, jasa, minuman, dan bahan makanan pokok.
“Beberapa kriteria utama dari program bantuan usaha mandiri ini yakni omzet usaha yang turun drastis atau minus selama tiga bulan terakhir, dan durasi usaha yang sudah berjalan lebih dari tiga tahun,” kata Direktur CSR Dompet Dhuafa Herdiansah dalam keterangan resmi, Jumat, 21 Agustus 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Adapun, 60 UMKM yang terpilih akan mendapatkan bantuan berupa alat pendukung usaha, modal, akses atas fintech, pendampingan dan monitoring usaha secara berkala selama dua bulan.
Dalam proses penyaringannya, Hendriansah mengaku telah melakukannya selama dua bulan terakhir. “Hal ini bertujuan untuk mencari pelaku UMKM yang memang betul-betul terpuruk karena pandemi COVID-19 ini.”
Skala Program
Herdiansah juga menjelaskan program bantuan usaha mandiri ini merupakan pilot project yang akan diperbesar ke skala nasional seiring dengan program ke depannya.
Sebab, berbagai suntikan bantuan untuk pelaku usaha menjadi salah satu bahan bakar penggerak ekonomi yang dimulai dari skala akar rumput, khususnya usaha mikro.
Sebagaimana diketahui, pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang sangat signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia kuartal II–2020 terkontraksi 5,32%. Padahal, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berhasil bertahan di level positif yakni 2,97% pada kuartal I-2020. (SKO)