Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 25 Oktober 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

7 Emiten Siap IPO Juli 2024, Siapa yang Memiliki Aset Terbesar?

  • Ada tujuh perusahaan yang sedang dalam tahap IPO dan dijadwalkan untuk mencatatkan sahamnya pada Juli 2024. Mereka berasal dari berbagai sektor, termasuk basic materials, consumer cyclicals, consumer non-cyclicals, dan healthcare.
Bursa Saham
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - Sejumlah perusahaan sedang mempersiapkan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada Juli 2024. Pertanyaannya adalah, perusahaan mana yang memiliki aset terbesar? 

Menilai aset salah satunya untuk membantu dalam menentukan seberapa banyak utang yang dapat diambil perusahaan. Nah dengan begitu, kreditor dan investor menggunakan informasi tentang aset untuk mengevaluasi risiko keuangan dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban utangnya.

Data dari situs web e-IPO per Selasa, 25 Juni 2024, terdapat tujuh perusahaan yang sedang melalui tahapan IPO, dengan jadwal pencatatan pada Juli 2024. Perusahaan-perusahaan ini berasal dari berbagai sektor, termasuk basic materials, consumer cyclicals, consumer non-cyclicals, dan healthcare.

PT Intra GolfLink Resorts Tbk (GOLF)

Sesuai dengan kode sahamnya, GOLF yang bergerak di bidang pengelolaan lapangan olahraga golf akan mencatatkan sahamnya di BEI pada 8 Juli 2024. Perusahaan afiliasi Tommy Soeharto ini menawarkan 3,1 miliar saham biasa dengan harga penawaran perdana Rp200-230 per saham. 

Menurut prospektusnya, per 31 Desember 2023, GOLF memiliki aset senilai Rp7,76 triliun, menandai lonjakan yang signifikan dari periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan aset sebesar Rp625 miliar.

Secara rinci, aset lancar GOLF mencapai Rp256 miliar, sementara aset tidak lancar mencapai Rp7,50 triliun pada akhir tahun 2023. Sementara itu, kewajiban atau liabilitas perusahaan pada periode tersebut di angka Rp182 miliar. 

Jumlah liabilitas tersebut menunjukkan tren penurunan dari Rp234 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun modal atau ekuitas GOLF pada periode 31 Desember 2023 berada di angka Rp7,5 triliun. 

PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES)

Emiten yang menggunakan kode saham BLES dijadwalkan melantai di BEI pada 4 Juli 2024. Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan bahan kontruksi dan material bangunan melepas 1,31 miliar saham dengan harga penawaran perdana Rp175-185 per saham. 

Pada akhir tahun lalu, perusahaan dengan kantor pusat di Surabaya, Jawa Timur, memiliki aset sebesar Rp1,5 triliun. Angka ini menunjukkan lonjakan yang cukup pesat dibandingkan dengan periode akhir tahun 2022 yang mencatatkan total aset sebesar Rp1,02 triliun.

Secara rinci, aset lancar BLES mencapai Rp372 miliar, sementara aset tidak lancar mencapai Rp1,15 triliun pada akhir tahun 2023. Sedangkan  kewajiban atau liabilitas perusahaan pada periode tersebut di angka Rp776 miliar, 

Nahj liabilitas tersebut menunjukkan tren peningkatan dari Rp650 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun modal atau ekuitas BLES pada periode 31 Desember 2023 berada di angka Rp752 miliar. 

PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA)

GUNA ini adalah perusahaan produsen makanan dan kacang-kacangan dengan merek Almonesia dan John Farmer. Perusahaan yang dijadwalkan melantai di BEI pada 8 Juli 2024, akan melepas 500 juta saham dengan harga penawaran perdana di kisaran Rp100-150 per saham.

Per 31 Desember 2023, perusahaan yang didirikan di Cikarang, Jawa Barat, tercatat memiliki aset sebesar Rp757 miliar. Nominal tersebut melesat dibandingkan posisi akhir sebelumnya dengan aset senilai Rp593 miliar. 

Secara rinci, aset lancar GUNA mencapai Rp430 miliar, sementara aset tidak lancar mencapai Rp326 miliar pada akhir tahun 2023. Sementara itu, kewajiban atau liabilitas perusahaan pada periode tersebut di angka Rp207 miliar.

Liabilitas tersebut menunjukkan tren penurunan dari level Rp231 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Nah ekuitas GUNA pada periode 31 Desember 2023 berada di angka Rp549 miliar.  

PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA)

Emiten yang menggunakan kode saham ISEA ini merupakan perusahaan eksportir udang yang berkantor kantor pusat di Lampung. Perusahaan yang dijadwalkan melantai di BEI pada 4 Juli 2024, menawarkan  290 juta saham dengan penawaran perdana di kisaran Rp220-250 per saham.

Pada akhir tahun lalu, ISEA mencatat aset sebesar Rp345 miliar, menunjukkan kenaikan dari Rp307 miliar pada 31 Desember 2022. Rinciannya, aset lancar perusahaan mencapai Rp254 miliar, sedangkan aset tidak lancar mencapai Rp90 miliar. 

Sementara itu, liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu mencapai Rp236 miliar, naik dari Rp200 miliar pada 31 Desember 2022. Ekuitas ISEA pada periode 31 Desember 2023 berada di angka Rp109 miliar.

PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART)

PART adalah perusahaan yang bergerak bidang manufaktur komponen suku cadang otomotif, elektronik dan sanitasi. Perusahaan yang dijadwalkan melantai di BEI pada 3 Juli 2024, menawarkan 680 juta saham dengan harga penawaran Rp100-105 per saham.

Untuk diketahui, perusahaan yang berpusat di Tangerang, Jawa Barat, tercatat memiliki aset senilai Rp221 miliar, menunjukkan tren peningkatan dari posisi Rp185 miliar pada 31 Desember 2022. Rinciannya, aset lancar dan tidak lancar masing-masing di level Rp63 miliar dan Rp147 miliar.

Sementara itu, liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu mencapai Rp157 miliar, naik dari Rp139 miliar pada 31 Desember 2022. Adapun ekuitas PART pada periode 31 Desember 2023 berada di angka Rp63 miliar.

PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS)

Emiten bersandikan LABS adalah perusahaan distributor alat kesehatan. Perusahaan yang dijadwalkan melantai di BEI pada 8 Juli 2024, menawarkan 700 juta saham dengan harga penawaran perdana di kisaran Rp100-105 per saham. 

Untuk diketahui, perusahaan yang berpusat di Jakarta Timur, tercatat memiliki aset senilai Rp160 miliar, menunjukkan tren peningkatan dari posisi Rp108 miliar pada 31 Desember 2022. Rinciannya, aset lancar dan tidak lancar masing-masing di level Rp110 miliar dan Rp49 miliar.

Sementara itu, liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu mencapai Rp110 miliar, naik dari Rp61 miliar pada 31 Desember 2022. Adapun ekuitas LABS pada periode 31 Desember 2023 berada di angka Rp67 miliar.

PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE)

Menyerupai dengan kode sahamnya, SPRE adalah perusahaan produsen perlengkapan kamar tidur terbesar di Kota Padang, Sumatera Barat. Perusahaan yang dijadwalkan melantai di BEI pada 3 Juli 2024, menawarkan 240 juta saham dengan harga penawaran perdana di kisaran Rp120-130 per saham. 

Per 31 Desember 2023, SPRE tercatat memiliki aset Rp24,83 miliar, yang menunjukkan tren peningkatan dari Rp16,21 miliar pada periode saham tahun sebelumnya. Rinciannya, aset lancar di angka Rp15,10 miliar dan aset tidak lancar Rp9,7 miliar.

Sementara itu, liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu mencapai Rp7,11 miliar, yang menunjukkan tren penurunan dari Rp12,85 miliar pada 31 Desember 2022. Adapun ekuitas SPRE pada periode 31 Desember 2023 berada di angka Rp17,71 miliar.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Trenasia.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.