7 Fakta Penting Di Balik Operasional LRT Jabodebek
- Terdapat berbagai fakta dan lika liku soal pengerjaan moda transportasi umum berbasis kereta tersebut. Berikut rangkuman fakta penting mengenai operasional LRT Jabodebek.
Nasional
JAKARTA - Operasional Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin 28 Agustus 2023. Beroperasinya LRT menjadi tambahan moda transportasi umum bagi warga ibu kota dan sekitarnya yang dilewati.
Terdapat berbagai fakta dan lika liku soal pengerjaan moda transportasi umum berbasis kereta tersebut. Berikut rangkuman fakta penting mengenai operasional LRT Jabodebek.
Sejak 2015
Proyek LRT Jabodebek dibangun mulai tahun 2015 dengan latar belakang kemacetan yang melanda kawasan ibu kota. Lintasan transportasi berbasis kereta tersebut dibangun menggunakan jalur layang yang berada di atas permukaan tanah.
Pembangunan prasarana LRT dilakukan oleh PT Adhi Karya selaku BUMN yang mendapatkan penugasan dalam proyek tersebut. Sarana LRT Jabodebek diproduksi oleh PT INKA di Madiun sejumlah 31 trainset dan mulai dikirimkan secara bertahap sejak tahun 2019 hingga akhir 2021.
Karena pada saat itu depo untuk LRT belum sepenuhnya jadi, rangkaian LRT yang dikirim diparkirkan di tengah lintasan yang telah usai dibangun. Adapun Lebar rel (gauge) yang dipakai oleh LRT ini menggunakan standar internasional selebar 1435 milimeter.
- Bikin Panjang Umur, Begini 6 Cara Tingkatkan Kesehatan Mental
- Jangan Coba-Coba, 6 Hal Ini Tak Boleh Disimpan di Ponsel
- Sejarah Misi Apollo: Deretan Manusia yang Pernah ke Bulan
Pernah Insiden
Rangkaian LRT Jabodebek pernah terlibat dalam insiden tumburan antar kereta pada saat uji coba. Insiden tersebut terjadi pada 25 Oktober 2021 pada pukul 12.45 WIB. Akibat kejadian tersebut tiga trainset LRT mengalami kerusakan dan harus dikembalikan ke PT INKA untuk menjalani perbaikan.
Temuan Spek Berbeda
Problem LRT Jabodebek kembali ditemukan saat dilakukan uji coba beberapa waktu belakang. Diketahui jika 31 rangkaian LRT Jabodebek memiliki spesifikasi yang berbeda. meliputi dimensi, berat, kecepatan, hingga pengeremannya berbeda-beda satu sama lain. Oleh sebab itu perlu adanya penyesuaian software untuk mendapatkan toleransi dari 31 rangkaian agar kereta dapat berhenti sejajar dengan 'gate' di stasiun dan pintu kereta.
Problem Jembatan Lengkung
Masalah lain yaitu adanya jembatan lengkung bentang panjang (longspan) yang berada di antara Gatot Subroto ke Kuningan memiliki radius yang kecil dan menikung tajam sehingga rangkaian LRT yang melewati ruas tersebut harus berjalan pelan hingga 20km/jam.
Keberadaanya sempat menuai berbagai tanggapan dari berbagai pihak. Meski demikian, jembatan tersebut merupakan desain paling maksimal untuk menghadapi kondisi lapangan dari para engineer yang membuatnya.
- Ada di Indonesia, Ketahui Apa Itu Bulan Hantu yang Terjadi di Agustus 2023
- Urai Kemacetan Kota Solo, Gibran Puji Sistem ITCS Karya Digital Nusa (TRON)
- 9 Hal yang Dilakukan Orang-Orang dengan ‘Frugal Living’
Mode Otomatis
Kereta yang merupakan produk lokal dari PT INKA Madiun ini telah menerapkan teknologi generasi ke-3 atau GoA Level 3. Teknologi ini memungkinan sebuah rangkaian LRT dioperasikan tanpa menggunakan awak kabin atau driverless.
Operasionalnya dipantau dan diatur langsung dari Operation Control Center melalui pemrograman sedemikian rupa sehingga dapat diatur dengan lebih akurat. Meskipun demikian, tetap ada petugas di kereta sebagai pengawas guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Tarif
Pasca diresmikan, LRT memasang tarif flat sebesar Rp5.000 selama satu bulan ke depan. Berikutnya akan tarif subsidi di mana satu kilometer pertama bertarif Rp5.000 dan setiap kilometer selanjutnya sebesar Rp700. Rute terjauh dari Stasiun Harjamukti - Stasiun Jatimulya sepanjang ± 33 km bertarif Rp27.400 bila.
Subsidi tarif tersebut mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik yang telah ditetapkan pada 14 Juli 2023 lalu.
Metode Pembayaran
Pembayaran LRT Jabodebek dilakukan secara cashless dengan berbagai metode seperti Kartu Multi Trip (KMT) yang biasa digunakan di KRL Jabodetabek maupun e-money. Pelanggan LRT bisa menggunakan kartu dari beberapa bank seperti Bank BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, BCA, dan Bank DKI Jakarta. Penumpang juga dapat menggunakan QRIS Link Aja dan KAI PAY.