7 Kesalahan Riset Pasar yang Paling Sering Dilakukan dan Harus Anda Hindari
- Riset pasar penting dilakukan untuk pengembangan produk. Mulai dari distribusi, periklanan, pemasaran, membangun brand, dan pada akhirnya menjualnya untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan.
Gaya Hidup
JAKARTA - Sebagai pelaku bisnis, penting bagi Anda untuk melakukan riset pasar sebelum meluncurkan produk baru. Baik itu produk pertama Anda atau produk kesepuluh Anda. Semuanya membutuhkan riset bisnis yang baik.
Sayangnya masih banyak orang yang melakukan kesalahan sepele dalam melakukan riset pasar.
- Kabar Baik untuk Pecinta Kripto, Ajaib Gratiskan Biaya Transaksi Bitcoin
- Geliat Start Up Mendisrupsi Sektor Konstruksi Senilai Rp3.500 Triliunan
- Tak Hanya Baju Vintage, Kaos Bola Rupanya Jadi Incaran Penggemar Thrifting Dunia
- Minta Naik Gaji, Petugas Paspor Inggris Mogok Kerja 5 Minggu
Tracy Hazzard seorang CEO dan adik iparnya Laura Hazzard, seorang konsultan brand besar seperti Target dan Starbuck seperti dilansir dari laman website resmi Inc.com menyampaikan 7 kesalahan riset pasar yang sering dilakukan. Berikut diantaranya:
1. Tidak melakukan riset apapun
Anda mungkin sibuk dan tidak memiliki banyak waktu dan uang untuk melakukan riset. Namun, perlu diingat ketika Anda memasarkan produk pada target pasar yang salah, Anda akan kehilangan lebih banyak waktu, uang, dan energi.
Anda harus paham apa yang akan dipikirkan, dirasakan, dan dikatakan konsumen tentang produk Anda. Sehingga melakukan riset adalah langkah penting yang tidak boleh Anda lewati.
2. Melakukan semuanya sendirian
Bisnis Anda bisa dianalogikan seperti bayi Anda. Hal ini membuat Anda begitu dekat dan melekat pada bisnis Anda. Tentu saja, ini hal yang buruk karena akan menyebabkan bias pada riset pasar yang Anda lakukan.
Anda perlu mencari orang lain yang dapat memberi pendapat jujur tentang bisnis Anda. Orang ini bisa saja mereka yang bekerja di bidang pemasaran atau periklanan.
3. Mengajukan pertanyaan yang salah
Apakah pertanyaan-pertanyaan riset yang Anda ajukan cukup baik untuk menggali emosi konsumen Anda? Apakah Anda benar-benar mengenali konsumen Anda? Apa yang mereka butuhkan? Apa yang mereka rasakan?
Banyak orang mengajukan pertanyaan yang salah, sehingga riset pasar mereka menjadi sia-sia.
4. Tidak melakukan analisis kompetitif
Mengidentifikasi kompetitor Anda dan mengevaluasi strategi mereka penting dilakukan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan mereka termasuk juga produk mereka.
Tentu prosesnya tidak berhenti disini saja. Setelahnya Anda juga harus mampu melihat posisi produk Anda jika disandingkan dengan kompetitor. Hal ini akan membuat produk Anda mampu bersaing di pasaran.
5. Terlalu sedikit subjek riset
Untuk analisis kuantitatif Anda membutuhkan setidaknya 500 orang subjek yang mewakili semua usia, jenis kelamin, dan wilayah tinggal.
Namun, untuk analisis kualitatif Anda membutuhkan setidaknya 25 hingga 30 orang untuk dimintai pendapat yang berbeda-beda dari sudut pandang mereka.
Riset yang matang dengan subjek yang ideal tentunya akan membuat Anda lebih percaya diri dan yakin tentang apa yang harus Anda lakukan selanjutnya dengan bisnis dan produk Anda.
6. Tidak mengevaluasi data
Pasar terus berubah, termasuk juga influencer dan selebritis. Semua perubahan ini dapat mempengaruhi cara orang dalam berinteraksi dengan produk Anda.
Anda harus terus menerus melakukan riset. Riset tidak boleh berhenti setelah dilakukan sekali atau dua kali. Idealnya riset dilakukan setiap tiga bulan namun paling minimal Anda dapat melakukannya setahun sekali.
7. Takut eksekusi
Banyak pengusaha yang melakukan terlalu banyak riset namun tidak pernah menindaklanjutinya. Jangan biarkan rasa takut menghalangi potensi bisnis dan produk Anda.
Riset pasar penting dilakukan untuk pengembangan produk. Mulai dari distribusi, periklanan, pemasaran, membangun brand, dan pada akhirnya menjualnya untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan.