7 Menteri Kabinet Merah Putih Ini Pulang Kampung ke Akmil Magelang
- Di sisi lain, tujuh dari jajaran menteri dan wakil menteri yang memiliki latar belakang militer kembali ke Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah untuk mengikuti sesi pembekalan anggota Kabinet Merah Putih ala militer.
Nasional
JAKARTA – Menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih mengikuti sesi pembekalan di Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah, Kamis, 24 Oktober 2024.
Selama empat hari, mereka akan mendapatkan berbagai materi dan kegiatan yang bermanfaat untuk membangun kekompakan dan semangat persatuan, meskipun sebagian besar dari mereka mungkin merasa tidak terbiasa dengan pendekatan pendidikan militer yang disajikan di Magelang.
Di sisi lain, tujuh dari jajaran menteri dan wakil menteri yang memiliki latar belakang militer kembali ke Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah untuk mengikuti sesi pembekalan anggota Kabinet Merah Putih ala militer.
- Optimisme dan Harapan Industri Kripto pada Pemerintahan Baru
- Sritex (SRIL) Dinyatakan Pailit, Berapa Total Utangnya?
- Partai Buruh Ancam akan Tuntut Sritex Jika Tak Bayar Pesangon
Sesi pembekalan di Akmil Magelang itu terasa seperti ‘pulang kampung’ bagi mereka. Berikut tujuh Menteri berlatar belakang TNI yang pulang kampung ke Magelang. Yuk, simak artikel berikut!
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin
Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin adalah seorang tokoh militer sekaligus sosok dekat dengan Presiden RI Prabowo Subianto, yang juga menjadi bagian dari Kabinet Merah Putih.
Prabowo dan Sjafrie Sjamsoeddin telah menjalin persahabatan sejak masa pendidikan mereka sebagai taruna di Akademi Militer di Magelang, yang berlanjut hingga mereka lulus pada tahun 1974. Pada saat itu, Sjafrie berhasil meraih penghargaan Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik.
Dia memulai kariernya sebagai Komandan Pleton di Grup 1 Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) dan kemudian ditugaskan sebagai Komandan Nanggala X di Timor Timur pada tahun 1976. Pada tahun 1997, Sjafrie diangkat sebagai Pangdam Jaya, menjadikannya salah satu jenderal bintang tiga terkemuka di TNI dan dikenal dengan julukan ‘Pangdam Jaya Tertampan.’
Dia juga berperan dalam menangani kerusuhan di Jakarta pada Mei 1998. Selain itu, ia sempat menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli (Korsahli) TNI pada 2001, bertugas di Pusat Penerangan (Puspen) TNI pada 2002, dan menjadi Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan pada 2005.
Menteri Luar Negeri Sugiono
Menlu Sugiono memiliki latar belakang militer yaitu menjadi anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat (AD). Sejak SMA di Taruna Nusantara, Sugiono sudah bercita-cita menjadi tentara. Setelah lulus SMA, ia mendaftar sebagai calon taruna AKABRI.
Pada saat yang sama, Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Prabowo Subianto membuka pilot project untuk mengirim lulusan SMA Taruna Nusantara ke perguruan tinggi militer di Amerika Serikat melalui beasiswa.
Sugiono yang tertarik menjadi prajurit TNI AD sekaligus ingin belajar di luar negeri, mendaftar program ini dan berhasil lolos seleksi untuk melanjutkan pendidikan sebagai kadet di Norwich University, kampus militer tertua di Amerika Serikat.
Setelah lulus dari Norwich University, ia sempat bekerja di Amerika Serikat sebelum kembali ke Indonesia dan mengikuti pendidikan calon perwira TNI (Semapa PK) di Akademi Militer Magelang. Pada 2002, ia lulus dan dilantik sebagai perwira TNI AD dengan pangkat Letnan Dua di korps Infanteri, lalu bergabung dengan Kopassus berpangkat Letnan Satu.
Karier militernya tidak berlangsung lama karena ia memutuskan keluar dari TNI untuk bergabung dengan Prabowo dalam membangun Partai Gerindra.
Namun sebagai catatan, saat acara dimulai Sugiono masih ada di Rusia untuk menghadiri KTT BRICS.
Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah salah satu menteri yang pernah menempuh pendidikan di Magelang. Sebagai putra sulung Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Demokrat, AHY menyelesaikan pendidikan di Magelang dengan prestasi gemilang, meraih Pedang Tri Sakti Wiratama dan medali Adhi Makayasa pada tahun 2000.
Di usia muda, AHY meninggalkan karier militernya untuk beralih ke dunia politik. Langkah awalnya dalam politik adalah mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017. Meskipun gagal, AHY terus melanjutkan kiprahnya hingga menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanagara
Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara memiliki latar belakang militer yang kuat Ia merupakan lulusan terbaik Akademi Militer di Magelang tahun 1999 dan penerima penghargaan Bintang Adhi Makayasa dari Presiden RI.
Usai lulus dari Akademi Militer, Iftitah melanjutkan pelatihan di Sekolah Dasar Kecabangan Kavaleri pada tahun 2000. Selama berkarier di TNI-AD, Iftitah dikenal sebagai pakar Kavaleri dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel dan mengikuti berbagai kursus militer, termasuk Kursus Combat Intelijen dan Kursus Perwira Staf.
Iftitah Sulaiman Suryanagara adalah mantan perwira militer yang telah mengabdi di TNI AD selama 20 tahun, dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel sebelum pensiun. Setelah pensiun, ia langsung terjun ke dunia politik bersama Partai Demokrat.
Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus
Lodewijk adalah tokoh jebolan Kopassus TNI AD yang menjadi bagian dari Kabinet Merah Putih. Ia menempuh pendidikan di Akademi Militer Magelang dan lulus pada tahun 1981.
Selama bertugas di Kopassus TNI AD, ia pernah menjabat sebagai Komandan Detasemen Khusus 81 (Sat-81/Gultor) Kopassus, unit anti-teror yang dibentuk oleh Luhut Panjaitan dan Prabowo Subianto pada 1981. Puncak karier militernya adalah sebagai Komandan Jenderal Kopassus ke-24 dari tahun 2009 hingga 2011.
Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional Ossy Dermawan
Ossy adalah lulusan Akademi Militer di Magelang serta penerima beasiswa S1 dari Norwich University, Military School of Vermont, di Amerika Serikat. Beasiswa ini merupakan program pendidikan yang dibentuk oleh Prabowo Subianto, yang saat itu menjabat sebagai Danjen Kopassus.
Ossy menjalani karier militernya selama sekitar 17 tahun. Ia sempat terlibat dalam berbagai operasi militer baik di dalam negeri maupun luar negeri. Selama penugasannya, ia mendapatkan tugas dalam Operasi Pemulihan Keamanan Satgas Kikav 31 di Ambon dan Operasi Perdamaian PBB Kontingen Garuda XXIII A/Unifil di Lebanon.
Selain itu, ia juga menjalani penugasan operasi tempur dalam kegiatan internasional. Ia bertugas di beberapa negara, termasuk Seoul, China, Prancis, Australia, Singapura, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Timor Leste, Belgia, Swiss, dan Malaysia. Setelah 17 tahun, Ossy memutuskan untuk mengakhiri karier militernya.
Kariernya di militer TNI AD sangat cemerlang, hingga akhirnya ia memutuskan untuk pensiun dan terjun ke dunia politik bersama Partai Demokrat.
Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya
- Kota-Kota Jalur Sutra yang Hilang Ditemukan di Pegunungan Uzbekistan
- Hanya 8 Saham Hijau, LQ45 Hari Ini 25 Oktober 2024 Ditutup Loyo
- Wamentan Optimistis Program Cetak Tiga Juta Hektare Sawah, Berikut Sederet Risikonya
Mayor Teddy Indra Wijaya adalah sosok yang cukup dikenal oleh masyarakat karena sering mendampingi Prabowo Subianto saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan selama kampanye Pilpres 2024.
Kariernya dimulai pada tahun 2011 setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah, sebagai Komandan Peleton 3,2,1 di Kopassus. Ia kemudian ditunjuk sebagai Ajudan Kepala Staf Umum TNI dan menjabat di berbagai posisi militer lainnya, termasuk Asisten Ajudan Presiden Joko Widodo dan Ajudan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.